"Otak kamu kemana?" umpatan yang lama ditahan akhirnya keluar juga.
"Delapan tahun! Delapan tahun, aku jadi babu kamu kemana-mana, ini aku juga yang harus nyari cincinnya, sekalian aja aku jadi WO nya mas!"
Masih dengan linangan air mata dipipi, perempuan dengan setelan blazernya berkomentar berang.
Delapan tahun pengabdiannya kacau gara-gara rasa cemburu yang tidak wajar.
"Enn, tolong... Kalau kamu mengikhlaskan aku menikah, maka--"
"Aku nggak ngijinin juga kamu tetap menikah, dan lagi ya, aku masih nggak ngerti, belum juga dua minggu kita putus, dan kalau kamu lupa. Kamu tiga hari yang lalu masih nelfon aku, minta jemput karena mobilmu mogok, kamu betul setega itu? Betul aku cuma pesuruh bagi kamu?"
"Enn, aku minta tolong kamu karena cuman kamu yang ada dipikiran aku,"
"Cuman aku yang bisa kamu bodohi, begitu maksud kamu?"
Gadis itu kembali membersit hidungnya dengan tissue, apa-apaan, tiba-tiba menjemput dengan senyum manis yang membuncahkan hatinya malah ujungnya dia dapat kabar buruk seperti ini.
Pria dihadapannya mengatakan akan menikah tapi bukan dengan dirinya.
Seumur hidupnya, baru kali ini ia ingin diprank. Dan memang itu tidak mungkin.
Pria yang amat sangat dicintainya, yang sekarang ada tepat dihadapannya benar-benar akan menikah, tapi dengan wanita lain.
Takdir memang lucu, dirawat dengan baik berharap dijadikan pendamping ternyata hanya jadi pengasuh. Delapan tahun. Putus entah karena apa, tapi masih saja sempat diperdaya.
Jenna masih terus menangis, dia kebingungan. Rasanya setiap tarikan nafasnya benar-benar berat.
"Mas... Biasanya tidak begini, biasanya kita bertengkar tapi berbaikan lagi. Tolong bilang kalau kamu sedang bercanda,"
Jenna, gadis yang biasanya tangguh itu tengah menangis sekarang. Menangis dengan sangat pilu, ditemani sesak didadanya yang tak kunjung reda, dengan carut marut pikiran karena renjana.
"Enn, aku akan tunangan akhir bulan ini," lelaki didepannya tanpa ragu menjawab kebingungannya.
"Serius?" ucap Jenna lemah dan Dirga tanpa gamang mengangguk.
"Sebetulnya dimana letak kekuranganku mas?" dengan sengau Jenna bertanya, hingga lelaki disampingnya tak tahan lagi, merengkuhnya dalam dekap yang ia rasa dingin, menyecapkan bibir yang ia harap tak dicandui lagi.
Mata mereka terbuka, api cinta mereka menyala.
"Enn..." napas keduanya mulai berderu dan pikiran Jenna tak ada disitu.
***
Suasana kantor cukup riuh tapi itu semua tak menghalangi Kahitna mengintrograsi Jenna."Jadi kalian udah beneran putus dan dia bahkan mau nikah sama orang lain tapi lo masih tetap dimintain tolong ngurusin semuanya?" Kahitna membombardir Jenna dengan banyak pertanyaan dan wanita cantik dengan setelan blazer warna abu-abu ini mengangguk pasti.
"Sebut mata gw katarak kalo gitu, gw masih lihat tadi lo berangkat masih naik Terrios bukan HRV," sergah Kahitna.
Jenna menoleh dan wajahnya seperti atasan yang mengeluh karena bawahannya tidak becus mengerjakan tugasnya.
"Lo lupa kemarin gw pulang dijemput Dirga?" dengan sarkas Jenna bertanya.
"Dia tidur dirumah lo apa dia ngejemput lo pagi-pagi?" kelanjutan pertanyaan Kahitna berlangsung. Jenna benar-benar seperti terdakwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT YOUR BRIDE
Literatura FemininaSewindu menjadi babu untuk pacarmu belum tentu dia mau menjadi pendampingmu. Jenna, wanita cantik, tangan kanan bos di perusahaan properti merasa dikhianati pacarnya sendiri. Delapan tahun jungkir balik bersama hanya berakhir menjadi pesuruh belaka...