S H E - e i g h t e e n

31.7K 4.7K 180
                                    

SHE

°

Caesura terbengong melihat bagaimana enam orang sibuk untuk merebutkan Jeno yang kebingungan dengan botol susu yang sudah terlempar dari ranjang.

"Muh..." gumam bayi itu menyadarkan Sura.

Karyna, si nenek yang masih terlihat sangat cantik itu menangis. Mulutnya ditutup seraya menatap Jeno pedih.

"Dave, cucu kita, Dave." Kata Karyna kentara sekali tidak menerima keadaan sang cucu.

Caesura belum pernah melihat mereka sebelumnya, pun belum pernah mendapati aktornya begitu tunduk dengan keberadaan keluarganya. Ya, pria itu menyebutkan tadi bahwa yang datang di sana adalah keluarga dari pria bernama Nemesis.

"Mi, Pi. Kayaknya anakku kaget—"

"Kamu yang justru bikin kaget! Anak kalian sudah sebesar ini, tapi baru sekarang Kami sebagai keluarga bisa melihatnya!" balas Karyna begitu marah. "Lihat! Sekarang cucu mami nggak kenal sama sekali sama keluarga besarnya! Dia kebingungan dan ..."

"Ma... muh...." Terdengar rengekan Jeno.

Sura lebih cepat untuk menenangkan anaknya dan berkata pada keluarga pria itu.

"Saya meminta maaf sebelumnya kepada Tante, Om, dan keluarga yang datang sekarang ini. Tapi sepertinya kita harus bicara setelah keadaan Jeno membaik. Sekarang ini anak saya perlu istirahat."

Karyna yang merasa berang maju dari posisinya. "Kalo begitu mari kita bicara, kamu dan saya. Karena saya perlu penjelasan dari kamu, ibu dari cucu saya. Kita tentukan apa yang kamu mau."

Sura terkejut melihat ketegasan yang sangat berbeda dari wanita itu. Sura pernah mendapatinya dari sikap Nemesis, tapi sama sekali tidak terbayangkan olehnya ada sosok berjenis kelamin perempuan yang lebih dari anak lelakinya.

"Tante—"

"Panggil saya seperti Umay memanggil saya, karena kamu ibu dari cucu saya."

Sura semakin terkejut. "A—apa?"

Nemesis mengambil posisi lebih depan lagi dengan maminya. Gerakan cepatnya membentengi Sura dan Jeno membuat semuanya cukup terkejut.

"Mami, Papi, Opy, Ery, Om Yon, Nte... kita kenalan dengan cara yang bener dulu, ya. Jeno dan Sura nggak paham dengan kebiasaan keluarga kita."

"Boy, papi dan lainnya tunggu di kafetaria aja. Kamu bicara dulu dengan calon kamu. Nanti kita bicara mengenai semua hal ketika keluarganya ada yang datang juga."

"Pi, itu keterlaluan. Jeno masih sakit. Mamanya Sura dan Sura cuma bisa gantian ngurus Jeno, sebaiknya kita bicara setelah Jeno keluar dari rumah sakit."

"Nggak bisa!" Karyna lebih dulu mencela.

Semua orang terdiam. "Kamu laki-laki, Umay! Sekarang juga mami mau kamu membuat keputusan. Jadi, saat cucu mama sudah membaik dan keluar dari rumah sakit hanya keputusan final yang kalian bawa. Bukan mikir-mikir lagi! Mami nggak mau ada kejadian anak laki-laki yang labil lagi di rumah. Kamu memiliki segalanya, bertindak atau mami yang justru ikut campur untuk bertindak dalam hubungan kalian."

"Mba... apa nggak sebaiknya kita bicarakan kekeluargaan? Sura juga pasti punya keluarga." Istri Dion memberikan masukannya.

Karyna menggeleng. "Saya tahu dia."

Dave menghalangi sang istri untuk bicara lebih jauh. Akan sangat parah jika dibahas saat ini.

"Tante ini tahu saya anak angkat, itu sebabnya bisa bicara semena-mena dengan meminta semuanya diputuskan atas kekuasaan anak tante saja. Begitu?"

Dave tahu ini adalah ajang antar wanita. Dave juga tahu ini adalah kesan pertama yang Karyna berikan pada Proda dulu, tapi menjadi sangat dekat setelah mereka lebih mengenal jauh.

"Kamu ini tahu diri kamu sendiri seperti itu, tapi kamu rendahkan di depan kami! Kamu itu saya dukung supaya kamu mendapat tanggung jawab dari anak saya! Bukan hanya untuk kamu! Jangan egois memikirkan diri kamu sendiri, lihat anak kamu yang harus kehilangan banyak waktu bersama ayahnya dan kamu juga sebagai ibunya yang menjadi sibuk bekerja!"

"Tante ini apa belum pernah menjadi perempuan—"

"Oh, saya jelas tahu! Saya tahu bagaimana watak suami saya sebelum Kami menikah, begitu juga dengan anaknya! Mereka akan sama persis dengan semena-mena mengambil keuntungan." Karyna menarik napasnya kasar. "Sekarang saya tanya, apa kamu diberi kesepakatan oleh anak saya?"

Sura mengangguk.

"Itu dia! Dia sama persis seperti papinya, suami saya. Jadi, mulai sekarang jangan pikirkan diri kamu sendiri dan dia yang nggak saling cinta. Kamu pikirkan kesejahteraan anak kamu, itu saja. Masalah cinta, bukan urusan penting. Selama kamu bisa hidup sama anak keras kepala ini, maka kamu bisa mengatur hatinya nanti."

"Mami? Masa ngatain anak sendiri—"

"Diem kamu!"

Semua orang terdiam. Berapa saat memang hening menguasai mereka.

"Tante, sebenarnya mas Nemesis sudah memberikan ultimatumnya. Saya juga sudah mengiyakan."

"Kesepakatan apa?" tanya Karyna cepat.

"Menikah dengan mas Nemesis dan sepenuhnya mengurus anak kami supaya tidak lagi terlantar."

Karyna mengangguk. "Itu langkah yang bagus. Kamu juga harus minta Umay menjamin hidup keluarga kamu. Itu adalah hal penting untuk kamu minta."

Sura melirik pada Nemesis, sedangkan Jeno memandangi bingung perdebatan itu.

"Mas Nemesis, saya meminta mas Nemesis menjamin kehidupan keluarga saya." Sura dengan berani mengikuti ucapan Karyna.

Nemesis mengangguk. "Nggak perlu kamu minta, saya ikuti jejak papi saya, kok." Kata Nemesis dengan memandang maminya seperti musuh saja.

Dan, ya. Karyna memang paling tahu membuat putranya yang sangat mirip dengan suaminya bertekuk lutut.

He Wants to Messed Up With Me [TAMAT] TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang