00 : Surat Pertama

561 60 5
                                    

"Selamat pagi, Tuan Putri Umji!" sapa seorang gadis berambut hitam dengan potongan pendek dari tempat duduknya.

"Hm," sahut yang disapa, Umji. Ia duduk di sebelah gadis yang menyapanya tadi. Jiwa malas Umji masih menempel, ia mengantuk karena semalam maraton drama China sampai jam empat pagi.

"PR Bahasa Inggris lo udah belom?" tanya gadis tadi. Oke, mari kita sebut ia sebagai SinB, teman dekat Umji sejak SMP.

"Udah," jawab Umji santai, kemudian meletakkan kepalanya di atas meja dengan posisi wajah tetap menghadap SinB.

"Liat, dong!"

"Di loker. Kuncinya di pintu."

"Kebiasaan." SinB hendak mengomel tapi diurungkannya, mengingat bel kan segera berbunyi dan ia harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menyalin tugas milik Umji.

Ya, sudah jadi kebiasaan Umji untuk membiarkan kunci lokernya tetap tertancap di pintu. Ia sering asal meletakkan barang, jadi untuk jaga-jaga ia memilih untuk meninggalkan kunci lokernya di sekolah. Sebenarnya sih, hampir semua buku dan alat tulisnya ia tinggalkan di sekolah.
































SinB membuka pintu loker yang bertuliskan nama lengkap kawan sebangkunya, Umji Almira Ziva. Setelah pintu tersebut berhasil dibuka, ia segera menarik buku tulis bersubjek 'English (exercise)' yang terletak paling atas tumpukan buku. Namun saat buku itu keluar dengan sempurna dari loker, sebuah amplop merah muda ikut jatuh ke lantai.

Gadis yang sering teriak-teriak di kelas itu bergerak memungut amplop tersebut. Sejenak ia perhatikan, lalu perlahan kedua sudut bibirnya tertarik ke atas. Cepat-cepat ia menutup pintu loker Umji dengan sedikit bantingan, menguncinya dan membiarkan kunci tersebut tetap menggantung di sana.

SinB segera kembali ke tempat duduknya, menghampiri sosok Umji yang mulai memejamkan mata. "Jiii... bangun bentar, deh," rengek SinB sambil menabok punggung Umji lumayan keras.

Umji yang merasa punggungnya sedikit pedas lantas meringis dan membuka mata. Ia mendelik sebal pada SinB. "Apa, sih?!" tanya Yewon tak santai setelah berhasil menegapkan kembali posisi duduknya.

Bukannya menjawab, SinB malah melempar amplop yang tadi ia temukan ke meja Umji. Mata Umji beralih melirik ke amplop tersebut. "Apa, nih? Surat izin? Duit? Kok, amplopnya pink gini? Lucu banget," komentarnya heran.

"Ih, bukaaan..." sahut SinB dengan sedikit gemas, teman sebangkunya sulit untuk peka. "Kayaknya lo punya secret admirer, deh. Gue temuin di loker lo soalnya."

"Hah?"

Meski tak sepenuhnya paham dengan ucapan SinB, tangan Umji tetap bergerak mengeluarkan kertas di dalam amplop karena penasaran. Setelah lipatan kertas terbuka, ia membaca isinya bersama SinB yamg sudah mendekatkan kepala.

.

Untuk : Umji Almira Ziva
10 Oktober

Hai, Umji!

Mungkin lo bingung, karena tiba-tiba ada surat aneh ini di loker lo. Mulai sekarang lo nggak perlu heran lagi saat ada surat semacam ini lagi di dalam loker lo yang nggak pernah dicabut kuncinya, anggap aja surat ini sebagai surat yang wajib lo baca sebelum mulai hari. Semoga surat-surat dari gue bisa bikin lo senyum, karena jujur aja gue suka lihat senyum lo.

.

"Baru kali ini gue liat surat cinta pake lo-gue," ujar SinB setelah membacanya. "Dari fans lo kali, Ji."

"Siapa?" tanya Umji yang masih tak percaya. Apalagi kalimat terakhir surat itu mengatakan hal yang membuatnya makin tak percaya. Gue punya fans?

"Ayo cari tau!" SinB tiba-tiba berdiri. "Wahai teman-temanku yang baik hati, rupawan, dermawan, dan tidak sombong!" serunya.

Pandangan teman-teman sekelas seketika mengarah pada gadis yang sekarang sedang mengangkat tinggi amplop merah muda tanpa isi. "Di antara kalian, siapa yang taruh surat ini di loker Umji?"

Kelas yang awalnya sunyi tiba-tiba menjadi heboh karena berbagai respon dari para penghuni kelas.

"Amplopnya warna pink gitu, surat cinta, ya?!" suara kencang Seungkwan mengawali kericuhan.

"Sumpah?! Ihh, gemes banget.. gue pengen juga dikirimin surat," sahut gadis yang tangannya masih setia memegang kipas portabel, Eunseo namanya.

"Siapa, woy? Gue ditikung nih ceritanya?" tanya salah satu siswa, Donghyun

"Alah... lo mah omdo, gak ada gerak. Malah mepet cewek lain," komentar Kevin yang ditanggapi Donghyun dengan senyum lebar.

Seisi kelas sontak menyoraki Donghyun, si playboy cap lele. Kondisi kelas makin riuh, tapi tak satu orang pun menjawab pertanyaan SinB.

Yewon menghela napas lelah, kelasnya ini persis macam pasar pagi. Ia lipat lagi kertas yang tadi dibacanya dan menyimpannya di laci. Gadis itu kembali meletakkan kepalanya di atas meja lalu mulai memejamkan mata, tak ingin ambil pusing mengenai identitas si pengirim surat. Suara teman-temannya yang saling bersautan tidak Yewon pedulikan, sampai akhirnya suara bel mengurungkan niat tidurnya.















SinB yang tadinya ikut berceloteh tiba-tiba saja mematung karena teringat sesuatu. "Gue belum ngerjain PR Bahasa Inggris, anjir!"

Ya.. kerusuhan kelas pagi ini diakhiri dengan SinB yang terburu-buru menyalin PR milik Umji.

 kerusuhan kelas pagi ini diakhiri dengan SinB yang terburu-buru menyalin PR milik Umji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Part 00 ✅

Jadi cerita ini emang aku bikin santai, aku mau coba berani masukin kata umpatan hehehe

Yang ini juga per-chapternya dibuat lebih singkat dibanding Favorite Song hehehe..

Dari dan Untuk [Umji FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang