Catatan dari Anak Seni Rupa

85 7 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim, aloo assalamualikum!

Alhamdulillah yaa setelah panas panas gara-gara omnibus law (lihat di tipi) sekarang update lagi wkwk. Yak kali ini datang dari salah satu anonim jurusan Seni Rupa. Hayoo siapa disini yang kepo?

Langsung aja deh wkwk

__

Kuliah dimana kak?

Bandung (2012 - 2016)

Kenapa memilih jurusan seni rupa?

Kalau di Seni Rupa, FSRD, terbagi jadi 5 prodi: Seni Rupa, Desain Komunikasi Visual (DKV), Desain Produk (DP), Desain interior (DI), dan Kriya. Desain dan Kriya identik dengan membuat barang yang memiliki nilai tambah dan memiliki nilai guna untuk para pembelinya. Sementara itu, seni rupa identik membuat karya yang lebih bebas dan ekspresif.

Pun dalam prodi seni rupa, terdiri dari 5 studio: lukis, grafis, patung, keramik, dan intermedia. Dalam kelima studio itu juga ada pendalaman teknik berkarya yang berbeda-beda. Secara teknis dan visual saya tertarik masuk studio grafis karena banyak hal yang bisa dieksplorasi. Selain dari segi teknis pembuatan karya, saya juga beranggapan bisa eksplorasi banyak hal selain gambar (aspek-aspek kreatif lainnya seperti menulis dan sebagainya). Untungnya ekspektasi itu terpenuhi, hehe.

Intinya saya tertarik masuk seni rupa karena ada possibility untuk eksplorasi, begitchu.

Ada gak persepsi masyarakat yang salah terhadap jurusan ini? (Bisa di ceritain)

Beberapa tahun silam, orang-orang seni rupa itu identik dengan 'berandal, gembel, pemabuk' dan hal-hal lainnya. Yah secara ga langsung, mereka ga salah sih. Soalnya Pendidikan kita di kampus membuat kita berpikir 'out of the box' yang membuat tingkah laku kita dianggap nyeleneh, tapi sesungguhnya itu mungkin semacam bentuk ekspresi diri dan mengkritisi isu sosial saja sih.

Sekarang daripada dibilang gembel dan sebagainya (yang mana udah jarang), pasti kata-kata yang keluar dari mulut mereka adalah, "Oh anak seni rupa ya? Bisa gambarin saya dong."

Yang seringkali dijawab dengan tertawa dan ngomong dalam hati, boleh sih tapi dibayar ya!

Suka duka jadi anak jurusan seni rupa?

Sukanya tentu bertemu orang-orang yang satu frekuensi sih. Selain dari punya hobi gambar, tapi ada aja orang-orang unik yang ditemukan, jadi rasanya seru aja. Selain itu di tahun pertama, masa-masa kaderisasi, banyak kenangan yang dibuat bersama teman-teman satu Angkatan ketika membuat acara wisduaan senior-senior. Banyak cerita di situ karena menghabiskan malam-malam panjang bersama-sama.

Dukanya...setelah naik ke tahun ketiga, di mana teman-teman di prodi desain melakukan KKN, prodi seni rupa tidak ada. Jadi, kami ini kurang sekali tahu bagaimana pergerakan industri seni (bukan kreatif ya) atau medan sosial seni rupa. Belum lagi harus memperlebar sayap dengan membangun koneksi itu juga lumayan melelahkan sih.

Tugas-tugas yang di kasih apa aja si kak? (Bisa di ceritain 1 atau 2 contoh)

Banyak banget. Intinya bikin karya. Bahkan dari tahun pertama udah disuruh mengolah dasar-dasar rupa baik dalam bentuk 2D atau 3D; itu disebutnya nirmana. Yang paling terkenal itu disuruh bikin karya pakai sedotan dan bikinnya juga pusing, tapi ternyata menarik juga bisa menemukan sebuah teknis pengolahan sedotan menjadi bentuk yang memiliki nilai estetis.


Dari tahun-tahun pertama itu pun kami sudah dibiasakan untuk membuat konsep terlebih dahulu sebelum akhirnya dieksekusi. Semakin bertambah tahun kuliah kita, sebagai mahasiswa harus bisa memberikan jastifikasi dari studi-studi literatur yang mendukung proses kekaryaan kita.

Catatan Kuliah Bagian 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang