Aloo! Assalamualaikum, bismillahirrahmanirrahim..
Kita ngebahas anak kecil..
Lahh kaakk kok ngebahas itu si? Kan kita udah gak kecil lagi, udah remaja, awal dewasa, dan tingkatan dewasa deh kak pokoknyaa.
Kata siapa kita terus mendewasa cuy?
Lah kan udah pada puber kak yang baca tulisan inituh. Hmm..
Hei hei kamuh, jangan salah sangka lho. Kita bukan ngomongin anak kecil si anaknya orang, tapi kita ngomongin child kita sendiri.
Pasti nih ya orang-orang tu jadi dewasa tapi tanpa tahu atau kenalan sama dirinya sendiri. Hayoo ngaku siapa yang gitu?
Kalian pernah gak si ketemu orang yang mudaaahh banget marah, tersinggung, teriak-teriak, atau rela memutus relasi sosialnya. Pernah gak?
Lah kok bisa si ada orang yang berlaku demikian?
Orang-orang terus tumbuh tanpa menyadari adanya luka batin yang dirasakan oleh "anak kecil"(inner child) dalam diri mereka semasa dalam pengasuhan orang tua.
Hal inilah yang ngebuat seseorang semakin mudah buat kesulut emosi. Tapi sayang banget jaraaangg orang tahu dan sadar kalau diri mereka sendiri sedang terluka.
Inner child itu sisi kepribadian seseorang yang masih bereaksi dan terasa seperti anak kecil atau mah sisi kekanak-kanakan dalam diri seseorang.
Si "anak kecil" ini berasal dari masa lalu seseorang yang bisa jadi efek destruktif pada dirinya sendiri di masa mendatangnya nih. Jadi ngaruh sama cara dia bersikap saat dewasa.
Tapii..
Si "anak kecil" jadi berefek destruktif kalau dia memiliki pengalaman yang menyakitkan (menurut diri dia, kadang tanpa dia sadari).
Kamu harus tahu nih ciri-cirinya si "anak kecil" pada diri kamu yang sebenarnya lagi terluka itu kayak gimana. Kalau pengalaman masa kecil kamu pernah ..
1. Mendapatkan kekerasan
2. Mengalami pengabaian dari orang tua
3. Kurangnya kasih sayang
4. Kurang kontrol
5. Perlindungan dan pengasuhan dalam keluarga yang disfungsional
Hal-hal diatas dapat membuat inner child kamu terluka..
Akibatnya banyak dari mereka yang bonding dengan orang tuanya rendah atau bisa juga ada trauma bukan hanya dari orang tua. Alhasil mereka menjadi orang yang mungkin dapat kamu temui seperti beberapa sifat dibawah ini:
1. Anti kritik
2. Mudah tersinggung
3. Mudah marah
4. Takut disakiti orang lain
5. Khawatir
6. Cemas
7. Merasa tidak aman
Perilaku-perilaku itu adalah bentuk pertahanan diri terhadap "bahaya" yang diciptakan oleh lingkungan sebagai bentuk "tabungan" dari pola asuh semasa kecil.
Kamu harus sadar bahwa si inner child yang butuh diterima, dirangkul, dicintai, dan diperhatikan. Kita perlu banget "ngobrol" sama "versi anak kecil" kalau kita telah dewasa dan hidup di masa kini. Yakinkan padanya bahwa kita aman, baik-baik saja, dan kita diterima serta dicintai.
Kalau kamu mengabaikan hubungan dengan "anak kecil" justru malah jadi penderitaan sendiri bagi kamu. Sadari, akui, terima, dan cintai inner child dalam diri kita bagaimanapun keadaannya.
Jangan sampai kita meneruskannya ke generasi berikutnya, cukup berakhir di kita.
__
Gimana pembahasannya, suka?
Informasi ini saya dapat dari ig at meaningful.me ya dengan tambahan beberapa pengantar dari saya. Nanti insya Allah kita bahas topik lain lagi.
Jangan lupa ngobrol sama inner child kamu ya :)
Kalau perlu bantuan untuk mengobati diri sendiri boleh kontak ke saya di ig at hollarosalinaa insya Allah saya salurkan ke teman-teman saya yang psikolog.
Wassalamualaikum, salam hangat
green-ruvelar
(Kamis, 2 Juli 2020)
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Kuliah Bagian 2
Acak(SILAHKAN CEK BUKU 3 JUGA) Selamat datang di perkuliahan 🌤 Isi dari buku ini kurang lebih sama :) - Kepoin jurusan kuliah dari narasumber anonim maupun non-anonim - Tips dan trik perkuliahan - Dilema anak perkuliahan - Cerita dari dunia...