Minggu..pagi hari nya..
Levi berencana untuk membelikan mikasa cincin,untuk bukti bahwa levi akan menikahi mikasa suatu hari nanti. Jam 7 an levi segera pergi ke toko perhiasan atau mall. Sedangkan mikasa masih berolahraga pagi itu.Levi akan mengajak mikasa ketaman,dan berharap petra tidak mengacau semua.
Di taman
"Mm sebenarnya..aku"levi berlutut dan mengeluarkan cincin yang tadi dibeli nya. Levi memakaikan cincin itu di tangan kiri dan jari manis mikasa.
"Ah?!"
Levi berdiri lagi, dia tersipu dan mengalihkan pandangan nya. Mikasa juga tersipu malu,dan dia tersenyum,lalu memeluk levi. "Terimakasih"
"Hm"levi membalas pelukan mikasa
Dibalik pohon yang besar,ada petra yang menguping. "Ini terdengar gila,tapi..aku akan merusak hubungan mereka"petra tersenyum aneh. Petra akan mendekati levi,dan mungkin akan membuat mikasa salah paham lalu,mikasa akan meninggalkan levi.
Levi dan mikasa masih duduk di bangku taman. "Cincin ini..mengingatkan ku pada petra. Ah! Kenapa aku jadi memikirkan nya?"levi berbicara dalam hati
Saat itu,eren sedang berjalan - jalan dekat taman yang ditempati levi dan mikasa. Eren berjalan sambil menelpon seseorang,saat ditengah jalan,eren melihat petra sedang melakukan sesuatu. "Ngapain petra itu?"batin eren.
"Halo? Eren?"
Dia melihat ada levi dan mikasa yang sedang duduk bersampingan. "Kenapa petra seperti memperhatikan levi dan mikasa?"eren curiga.
"Kau disana? Eren?"
Eren masih memperhatikan petra yang sedang mengintip levi dan mikasa dan berpikir.
"Woi! Haloo!? Ren! Eren! Kau tidak mendengarkanku?! Apa kau mati?!?!"teriak armin yang sedang melenpon eren dan khawatir eren kenapa kenapa
"Eh iya,maaf maaf,nanti ku telpon lagi ya min,daah"eren menutup panggilan
Eren tidak berani ketempat mikasa dan levi,karena takut levi mengapa apa kan nya. Eren menge-chat mikasa dan menyuruh nya pergi ke belakang air mancur.
.
.
.
Mikasa mendengar hp nya ada nontifikasi dari eren. "Hm? Eren?""Umm levi sebentar ya,aku dipanggil..sasha..karena..dia butuh bantuan"mikasa mencari alasan lain,agar levi tidak salah paham
"Dimana?"tanya levi penasaran
"Umm deket kok,aku cuma sebentar"mikasa segera bergegas pergi ke lokasi eren
.
.
.
.
Sesampainya mikaaa di tempat eren. "Ada apa kau memanggilku?"tanya mikasa"Maaf mengganggu waktu romantis mu,aku ingin memberitahu mu,tadi..aku melihat petra sedang memperhatikan levi"jelas eren
"Lalu?"
"Anu..aku berpikir aneh..petra itu sedang apa,itu..firasatku..petra sedang membuat rencana untuk memisahkan mu dengan levi"eren menjelaskan semuanya kepada mikasa.
"Huh? Jangan bercanda.."mikasa masih bingung
"Hahh apa kau tidak melihat dari sikapnya sebelum nya dan-"
"Eren,apa kau sedang mengada ada agar aku pisah dengan levi dan aku menjadi milikmu?!"mikasa menatap eren datar
"T-tidak! Aku bersungguh sungguh mikasa!!"eren mencoba meyakinkan mikasa
"Sudahlah! Aku kembali!"mikasa meninggalkan eren
"Uh sial!"sebenarnya eren memang tidak suka mikasa bersama levi. Tapi jika eren masih bisa menjadi temannya,eren masih tenang. Mikasa maupun levi,eren tetap akan mendukung keduanya
.
.
.
.
"Uh levi,aku haus banget.."mikasa mengeluh"Aku akan membelikan mu minuman,kau tunggu disini saja"levi menggenggam uang dutangan nya. Mikasa langsung mengambil uang levi. "Kau saja duduk disini,aku saja yang membelikan minuman untuk kita"mikasa meringis
"Hei! Tetap saja itu aku yang meneraktir nya!"levi menunjuk mikasa
"Haha iya iya,aku segera kembali.."mikasa pergi ke toko minuman didekat taman itu. Levi sabar menunggu.
Petra sudah bersabar lamaaa sekali. Dan akhirnya petra memiliki waktu. "Ah yes! Kesabaran ku terbalas! Saat nya pergi..."petra dengan senang hati menghampiri levi
.
.
.
"Hei..levi.."petra menyapa levi dengan riang."Apa?"tapi levi menjawab dengan tatapan dingin dan tidak peduli.
"Dimana pacarmu itu..?"tanya petra
"Bukan urusan mu!"levi dingin
"Dan kenapa kau kemari?""Hmhm..nanti kamu akan tauu.."petra
"Orang aneh"levi bermain hp nya sambil menunggu mikasa
Petra duduk disamping levi.
"Hanya mikasa yang boleh duduk disampingku!"bentak levi
Namun petra tetap diam dan senyam senyum sendiri. "Aw aku kangen duduk disamping nya"petra bicara dalam hati
Tak lama kemudian mikasa sudah kembalu dan membawa 2 minuman,untuk nya dan untuk levi.
"Mikasa datang! Ini saat nya"petra memulai rencana nya
"Levi..aku sudah-"mikasa terkejut apa yang dia lihat. "A-apa?!"
Levi mencium petra,padahal petra sendiri yang menarik levi. "APA YANG KAU LAKUKAN?!"levi mendorong petra. Levi melihat ada mikasa yang menyaksikan itu. "M-mikasa!? I-ini bukan seperti yang kau pikirkan!!!"
Wajah mikasa kecewa dan mata nya berkaca kaca. Mikasa menjatuhkan minuman nya,mikasa maju ke levi dan memberikan minuman levi lalu berlari entah kemana.
"MIKASAAA!!! PERCAYA LAH PADAKU!!! KAU HANYA SALAH PAHAM!!!"teriak levi
Mikasa berhenti. "Penghianat! Jadi saat itu hanya ekting?! Dan cincin ini tidak ada gunanya!! Levi,teruskan saja!"mikasa melanjutkan berlari nya
(*btw maap yak klo ada salah penulisan,kayak yang diatas :"(*)
Levi menghadap kebawah,dan dia amag marah kepada petra.
"Lihat,dia meninggalkan mu,levi"petra senang
Levi melemparkan minumannya ke petra. "Bitch! Kalau kau tidak ada pasti tidak akan seperti ini!!! Dam kau malah senang!!?? Aku sungguh membenci mu!!"levi mencari mikasa yang kini sudah jauh dari pandangannya
"...tidak apa,yang penting aku tadi menciumnya"petra senang
"Kemana pergi nya?!"levi khawatir
.
.
.
.
.
Mikasa masih berlari menjauhi levi. "Dasar! Kau tidak mengerti perasaan ku? Sakit sekali,levi!! Ternyata kau masih bersama petra!,dan cincin ini tidak ada gunanya lagi!!!"Mikasa masih menangis. "Eren benar!! Eren benar!!"
Ternyata mikasa sudah di pinggir jalan,dan dia menyebrang tanpa melihat kanan kiri. Ada mobil yang akan menabrak mikasa. "H-huh?! Yah,sepertinya ini akhir bagi ku"
"MIKASAA!!!! AWAS!!!"
BRUK*
T.B.C
€€€
Maaf klo ada yang sulit dipahami,dan maap banget jarang up :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku bukan benda untuk direbut!!
Casuale• RivaMika • EreMika • JeaMika Mikasa selalu dikelilingi 3 lelaki. Ketiga lelaki itu mencintai mikasa,hari hari mikasa selalu dikelilingi mereka bertiga. Pada akhirnya,mikasa memilih salah satu lelaki itu?,mikasa hanya menjadikan nya sahabat?,atau m...