levi milikku! bukan milik mu!

435 26 5
                                    

"?!?!"

"Ok,mereka pasti bertengkar,mulai konflik,padahal masih pagi"batin mikasa

Levi dan eren saling tatap tajam. "Kenapa kau bersama mikasa?"tanya levi datar

"Sebentar,hei,pacar mu ini sakit loh,kenapa kau tidak tau? Pacar macam apa kau ini!"eren melipat tangan nya

"Apa? Mikasa sakit? Kenapa?"batin levi

Levi menarik kerah eren. "Dan teman macam apa kau ini?!?! Merebut pacar orang!!"levi sedikit membentak

"Siapa bilang aku merebut pacar mu?! Aku hanya menemani nya!! Karena pacar nya kurang ajar!"eren membalas dengan bentakkan

"Kalian..hentikan.."mikasa tidak bisa berteriak karena tubuh nya melemah

"Hah?!?! Ucap kan itu lagi!!"levi terbawa emosi

"Baik akan ku ucap kan!! Pacar mikasa memang kurang ajar!! Kau menyakiti hati mikasa!"eren mengulangi kata kata nya tadi

"Sialan kau!!"levi akan memukul eren.

Levi memukul perut eren. "Pufft"

"Bitch!"eren memukul wajah levi.

Mereka berdua saling mukul memukul,bergantian.

"Bagaimana ini..?"mikasa bingung

Untung saja disekitar sana sepi karena masih pagi. Mikasa tidak bisa menghentikan mereka karena tubuh nya sangat lemas,mikasa seperti tidak bisa menggerakkan tubuh nya,hanya kaki yang bisa.

"Hei ada apa ini?"tanya annie

"Annie! Syukurlah ada kau..tolong-"mikasa belum selesai berbicara tapi annie sudah bicara duluan

"Maaf aku ada urusan"annie langsung pergi

"Huh! Orang itu memang menyebalkan!"batin mikasa kesal

Levi dan eren kini sudah babak belur. Mereka juga belum berhenti.
.
.
.
"Woi!"ada seseorang menghentikan eren dan levi.

"J-jean!?"

"Mikasa suruh berhenti ya berhenti!"bentak jean

"Dan lihat keadaannya sekarang,mikasa sakit! Dia sudah sakit,sekarang bingung,dia pasti kelelahan. Apa kalian tidak kasihan?"jean tidak bermaksud menasihati.

"Ku rasa ucap nya ada benar nya"batin eren

"Dasar! Jangan mencoba menasihati ku!"batin levi

Mereka berdua berhenti.

Mikasa memeluk jean. "T-terimakasih jean!"

"T-tidak apa apa mikasa"jean malu

Levi langsung melepaskan mikasa dari jean.

Driiiing...!*
Suara bel masuk berbunyi.

"Mikasa,kau benar benar sakit?!"levi khawatir

"Ayo masuk kelas,nanti telat jadi di marahin sama shadis-sensei"mikasa tidak merespon pertanyaan levi barusan.

"...dia benar benar marah pada ku"batin levi,levi hanya mengikuti di belakang mikasa.

Eren,mikasa dan levi masuk kelas. Untung saja Shadis-sensei tidak tau kalau wajah levi dan eren bonyok.
.
.
.
.
.
.
.
SKIPPP (author nya males😈)

Pulang nya..

Mikasa segera memasukkan buku dan kotak pensil nya kedalam tas dan segera pulang. Mikasa keluar kelas dan mencari levi. "Kemana anak itu? Apa dia tidak mau pulang bersama ku?"Mikasa melirik ke segala arah.

"Ah aku baru ingat. Mungkin dia pulang bersama petra.."mikasa murung dan menghadap bawah,dia menuju pintu keluar sekolah.

"Hei mikasa"

Mikasa merasa nama nya dipanggil. Mikasa segera mencari sumber suara itu. Mungkin levi,tapi kenapa suaranya perempuan?. "Apa itu levi? Tapi kenapa suaranya mirip petra? Mungkin pendengaran ku rusak"mikasa pergi ke ujung lorong.

"?!?!"

"Oh kau mendengar ku?"

Ternyata benar,yang memanggil mikasa tadi adalah petra.

"Kau. Ada apa? Sakit ku bisa tambah parah karena melihat mu!"mikasa dingin,dia melipat tangan nya

"Mencari levi?"petra senyum

Mikasa mengalihkan pandangan nya lalu melirik petra. "Bukan urusan mu!"mikasa masih dingin.

"Kenapa? Cemburu karena saat itu? hm?"petra mendekat ke wajah mikasa

"Ugh!"mikasa mendorong petra

"Ish! Hah! Dasar cemburan!"petra tertawa

"Kurasa kau sangat tidak sopan kepada atasan mu!"mikasa menatap tajam petra

"Hah!"

"Aku tidak ada waktu untuk berbicara dengan mu! Mana levi?"mikasa mengepalkan tangan nya seolah ingin menonjok petra.

"Oh iya..hmm tidak tau"petra mengerjai mikasa

"..."

"Menyebalkan! Buang buang waktu saja,lebih baik aku pulang dan mengobati diriku"mikasa berbalik badan.

"Ah iya,mikasa"petra memanggil mikasa

"Ck"mikasa melihat ke arah petra

"Levi tidak akan pernah menjadi milik mu!"petra melipat tangan nya

"Begitu kah? Dan kau tidak akan pernah menjadi sehat"mikasa membalik badan nya lalu pergi

"Jangan pernah bicara pada ku atau levi! Levi milikku selamanya! Aku hanya marah sebentar pada nya! Aku salah,dan aku harus meminta maaf pada nya!"mikasa berbicara sambil jalan.

"Tidak! Mungkin orang tua levi lebih merestui ku menjadi pasangan nya,daripada kau!! Kau sampah!"petra menunjuk nunjuk mikasa

"Bagaimana cara nya? Dan bagaimana kau mengetahui nya? Orang tua levi saja sudah meninggal kok,sok tau!"mikasa menghentikan langkah nya

"Ya tau lah! Nah,levi memutuskan ku,jangan jangan gara gara kau!? Kau menghasut levi! Kau wanita yang kotor!"bentak petra

"Huh! Kau ini memikirkan itu terus! Dan saat kau ujian,kau akan menjawab semua soal itu dengan 'levi milikku bukan milik mikasa'benar bukan?"mikasa senyum ke sebelah kanan

"Grr!"petra kesal

"Dan asal kau tau saja,levi memberikan ku cincin ini"mikasa menunjukan cincin pemberian levi

"L-levi memberimu benda itu? T-tidak mungkin! A-a..k..aku juga pernah dikasih loh!!"petra tidak percaya

"Benar,dan levi sudah membuang nya"mikasa memasukkan cincin itu kembali ke tas nya

"Pergi dari pikiran levi! Kau tidak akan menjadi miliknya,kau hanya mantan pacar nya!"petra membalik badan nya

"Bukan,itu kau,calon nya adalah aku dan,terserah apa katamu,padahal aslinya levi sungguh membenci mu karena membuat ku marah pada levi"mikasa pulang

"Grrr.."petra menghadap bawah kesal dan mengepalkan tangan nya

"Setelah bertengkar pembicaraan dengan petra,sakit ku mengurang,aneh..aku sudah merasa sehat"

"Levi,kau tetap menjadi milikku selamanya,..dan aku merasa bersalah kepada levi"mikasa

Aku bukan benda untuk direbut!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang