"Jangan sakiti dia." ucap Clarissa meneteskan air matanya perlahan membasahi pipi mulusnya.
"Tapi aku gak cinta sama dia, aku cuman cinta sama kamu dan hanya kamu." seketika matanya terpejam menjatuhkan bulir bening mengalir di antara wajahnya, berlutut di hadapan wanita yang selalu ia cintai dan tak akan pernah terganti.
"Anggap dia adalah aku, dan cintailah dia seperti kamu mencintaiku..." Diamnya sejenak beranjak dari sofa menuju tangga, "maka dengan itu kamu bisa mencintai dirinya dan melupakan aku," ucapnya di akhir meninggalkan seorang pria yang berlutut di tempat yang sama dengan air mata yang terus mengalir.
******
Pernikahan yang sudah berjalan selama lebih 5 tahun dan selama itu pula kisah cinta dan perjuangan terjadi, dari kehidupan yang sederhana hingga kedua insan itu dapat membangun hidupnya menjadi kehidupan yang dipenuhi banyak harta, Namun kehilangan banyak kebahagiaan.
"Clarisa....!!." suara teriakan wanita paruh baya yang kelihatan begitu penuh amarah dan dendam tengah memanggil Clarissa menantu nya sendiri.
Dalam perjalanan menuju suara teriakan wanita paruh baya yang menggema hampir di seluruh sudut rumah, Clarissa berjalan dengan hati yang bergelonjak seakan dirinya tahu alasan ibu mertuanya itu memanggil dirinya.
"Iya mah, ada apa?." Tanya seorang wanita cantik dengan posisi menundukkan kepalanya di hadapan wanita paruh baya yang kelihatan begitu kejam.
"Saya mau kamu paksa Elvan untuk menikah lagi, dengan wanita pilihan saya." ucapnya lantang.
"Clarissa sudah berusaha untuk membujuk Elvan dengan segala cara, agar mau menikah lagi dengan gadis pilihan mamah," ucapnya masih dengan menundukkan kepalanya, bukan tanpa alasan dirinya menundukkan kepalanya ke bawah, semua itu dirinya lakukan karena tidak sanggup membendung air mata yang hampir habis karena kekejaman ibu mertuanya.
"Tapi semua nya percuma, Elvan menolak mentah-mentah perjodohan ini, saya tau ini semua pasti karena kamu, kamu yang sudah mempengaruhi Elvan kan?." Bentak nya di akhir kalimat, membuat Clarissa yang sebelumnya menunduk kini beralih menatap wajah wanita paruh baya itu dengan tatapan penuh emosi dan melupakan air matanya yang terus menerus mengalir semakin deras di sela sela ucapannya
"Mah !!! Cukup mah cukup." diamnya sejenak mengusap kasar air mata yang mengalir di pipinya. "selama ini aku udah cukup mendengar semua ucapan kasar mamah ke aku, sebenarnya aku salah apa sih mah?." Ucapnya pelan di akhir kalimat dengan nada sendu. "kalo memang, aku ada salah ke mamah, sebaiknya mamah ngomong ke aku, tanpa perlu mamah siksa aku setiap hari seperti ini mah!!, Aku juga manusia, aku punya batas kesabaran, tapi kesabaran aku selama ini dan juga kebaikan aku cuman sia sia di mata mamah." Clarissa tidak dapat melanjutkan ucapannya dan memilih mengeluarkan semua air matanya.
"ya, kamu salah karena tidak dapat memberikan keturunan buat anak saya." ucapnya bersedikap dada Dan tersenyum jahat. "Wanita seperti kamu tidak layak disebut sebagai seorang istri," ucapnya lagi lalu pergi menuju pintu keluar tanpa memperdulikan Clarissa yang begitu rapuh saat itu hingga meluapkan semua kesedihannya melalui air mata yang mengalir deras hingga membuatnya jatuh berlutut.
Mengapa dunia membuat hidupnya seperti ini.
Ia memiliki seorang suami yang begitu perhatian dan menyayanginya tapi di sisi lain kehidupan ini juga memberinya seorang mertua yang sama sekali tak pernah menghargai perjuangannya hingga membuat dirinya terus tersakiti.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.# author
Hai penasaran ya sama ceritanya
Next 👉 episode
Vote ✔️
Coment✔️
Follow ✔️Unfollow ❎
Folback ✔️
Feedback ✔️Papay sampai jumpa lagi di next episode
Happy reading 👋😘
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR ( Cinta Yang Tak Pernah Berakhir )
Fiction généraleTakdir cinta telah mempertemukan kita, sampai takdir cinta jugalah yang telah memisahkan kita dan mendatangkan dia sebagai pengganti dirimu dalam cinta ini Namun rasa tak sama dengan cinta Cinta yang sesungguhnya kumiliki hanyalah untukmu dan akan b...