Chapter VII

3 1 0
                                    

Setelah berkenalan dengan mereka, rasanya aku senang sekali. Mereka ramah, sopan dan baik. Tidak seperti pelayan dulu. Kami bertiga kerja sama dalam pekerjaan. Saling membantu, berkumpul untuk curhat, dan bercerita pengalaman. Aku sih tidak bilang kalau aku cuman uji coba jadi pelayan.
"Gini nih, pas malam ada cewek cantik banget. Aku deketin dia ehh malah datang cowoknya." Irul.
"Haha, yang sabar Rul. Mungkin nanti ada yang lebih dan ga punya cowok." Ujang.
"Wahwah kalian bahas cewek yah. Aku ikutan deh." Rafael.
"Sini gabung El mumpung kita lagi ga sibuk." Irul.
"Yups." Ujang.
Kami bertiga membahas suatu topic, sehingga tertawa bersama, rasanya sangat ramai jika bersama mereka. Jam menunjukan pukul 15.00 seperti biasa kedatangan Caca. Aku buru buru melayani plus duduk didepannya seperti biasa. Mengobrol, bercerita dan saling membagi pengalaman. Banyak hari yang sudah aku lewati bersama Caca. Setiap hari kami mengobrol di cafe. Freeday datang, aku mendapatkan panggilan video call dari ayah.
Mengobrol tentang pengalamanku. Menanyakan kabar ayah, ibu dan sebaliknya. Ayah sudah sehat bahkan suka olahraga rutin kata ibu. Ibu juga sudah melanjutkan pekerjaannya sebagai desain dibutiknya. Senang sekali bisa melihat kebahagiaan kedua orang tua. Rasa semangatku untuk selalu bikin orang tua bahagia semakin ningkat.

13 MEI 2019. Aku, Irul dan Ujang dikasih hadiah sama si boss, cuman gantelan tas sih. Karena semakin sini si boss cafe makin maju. Senang iyh, duka iyh. Soalnya aku tidak lama lagi singgah dicafe ini. Ntah tinggal beberapa bulan lagi. Jam sudah menunjukan pukul 15.00 AM. Biasanya Caca suka datang ke cafe tapi sekarang tidak. Yah mungkin ada perlu. Setelah jam pulang aku pergi meninggalkan cafe dan tidak lupa seperti biasa membeli martabak telur.

Dear SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang