Pollow akun author dulu yuu
Tap tap bintangnya gratis lo☆
"Dirimu terlalu banyak membuat potongan puzzle yang tak bisa ku selesaikan hari ini. Terlalu tertutup atas semuanya. Hingga membuat aku ingin merangkak menggapai dan menyelesaikan teka tekimu."
-vi
Gadis itu memasuki kamar tidurnya. Ia lebih memilih untuk sejenak merehatkan pikirannya yang lelah. Sebelumnya, ia mandi terlebih dahulu, sholat ashar, makan, barulah pergi ketempatnya. Tersenyum senyum sendiri atas perlakuan Arka hari ini. Bila saja tadi ia tidak pusing, pasti ia akan melompat kegirangan melihat Arka. Aihh! lelaki itu terus saja mengusik hidup Vivi saat ini. Jikalau saja nanti mereka akan bersatu. Ia bersumpah, tidak ada satupun yang dapat memisahkan keduanya, Vivi merebahkan tubuh penatnya ke ranjang. Terlentang menatap hiasan bintang di atap kamar. Merenung mengingat wajah Arka dan suara tegasnya.
Jika dipikir pikir, Vivi memang tipe orang yang tingkat kehaluannya ter- akreditasi A. Sangat tinggi kadarnya. Ia juga memiliki tingkat kepedean yang sangat tinggi, dirinya terlalu percaya diri akan sesuatu. Yang padahal belum tentu berhasil ia dapatkan. Vivi pernah mengikuti lomba puisi kala SD. Dirinya terlalu percaya diri, membangga banggakan dirinya kalau berhasil mengikuti event tersebut dan sudah bisa dipastikan akan menang. Tapi apa daya, takdir berkata lain. Vivi tidak mendapatkan juara satupun. Membuatnya menutup diri dan tak ingin lagi mengikuti lomba. Selamanya.
Vivi merogoh ponsel ditas depan. Membuka aplikasi chat. Tak ada pesan apapun disana. Gadis itu bukanlah seseorang yang terkenal. Ia gadis yang biasa biasa saja. Ada sih, yang nge chat dia. Tapi ya jika temannya ada butuh aja. Contohnya nyontek PR. Sudah bisa dipastikan juga, aplikasi chat nya akan dibanjiri dengan pesan dari teman teman.
"Vi, fotoin PR hari ini dong. Kali ini aja.. Lo kan baik:)"
Namun kali ini ia tak dapati pesan apapun. Juga dengan lelaki senyum sabit itu. Tadi Arka meminta nomer dengan beralasan untuk informasi wawancara. Ya, kalau menurut Vivi. Modus mah itu! eh, tapi apakah modus namanya. Tidak juga, kalau memang benar benar modus pasti saat ini Arka sudah mengiriminya pesan.
Jika tak ada jejak apapun, ia membuka Instagram. Jiwa stalkernya membuncah kali ini. Mengeklik ikon pencarian dan mengetik sesuatu.
Arka Putra Aditama
Tet! Nama yang dimasukkan salah. Dia dibuat berpikir keras oleh laki laki itu. Memikir agak lama dan muncullah profil Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkala
Teen FictionIbarat bunga Edelweis yang bermekaran. Kelopak bunganya mengajariku bahwa, cinta sejati juga butuh pengorbanan, kesungguhan, serta kedewasaan agar kita bisa memiliki cinta sejati itu. Namun, jika tak ada pergerakan, juga akan percuma. Tak ada yang...