PART 10

465 320 175
                                    

Pollow Authornya dulu kuy
Tap tap bintangnya gratis loh✨



"Kita tidak tahu bagaimana orang lain bisa bangkit dari masa lalu kelam. Maka, jangan sekali kali menudingnya yang bukan bukan."

~Arkala karya Sitkh_

Gadis itu bergelut dengan pikirannya. Kenapa Arka bisa disini? Gawatkan, ia ketahuan olehnya. Wajah Arka yang semula tersenyum penuh arti, menjadi murung. Seolah tak bersemangat menjalani hidup. Vivi tau itu, perkataan bisa saja berbohong. Namun, sorot mata tak bisa berbohong. Mata itu, memberikan arti kepada Vivi bahwa lelaki didepannya terlihat rapuh.

"Ngapain lo kesini? Nguping?" tanya Arka. Tanpa terketahui oleh Vivi, tangan kanannya sedari tadi mengepal dengan kuat.

Ruas jari Vivi dingin, tanda grogi menyelimutinya. Detak jantung yang berpacu dengan kencang membuatkan tak bisa terkutik. "Ak-aku nggak nguping kok Ar. Suer deh," jawab Vivi dengan menunjukkan dua jari tangan didepan wajah Arka.

"Terserah," ucap Arka.

Ia sudah lelah dengan semua ini. Arka khawatir dengan Mamanya. Ditambah setiap hari harus dibuntuti oleh Vivi. Arka tak bodoh. Kata siapa lelaki itu tidak peka? Arka peka kalau Vivi menaruh rasa padanya. Tapi, ia berusaha bodo amat. Kehidupannya tak semulus yang dipikirkan. Ia harus mengetahui penyebab Mamanya sakit. Lalu mencari tahu keadaan Vivi yang sebenarnya.

Arka melangkahkan kaki pergi dari hadapan Vivi. Namun, lagi lagi perempuan itu mencegatnya.

"Arka! Kamu mau kemana? Aku ikut!" cegat Vivi dengan merentangkan tangan kedepan badan Arka.

"Sabar Arka," pikir lelaki itu.

"Apa lagi Vi?" jengah Arka.

"Vivi boleh ikut?" tanya Vivi dengan menautkan jari jarinya.

"Ikut kemana?"

"Ikut bolos hehehe," Vivi mendongak menatap Arka cengengesan.

Arka membuang nafas gusar. Repot sekali berhadapan dengan gadis itu. Polos! Kata yang pas sekali untuk Vivi. Ia menimbang perkataan Vivi. Takut gadis itu diamuk oleh Mamanya. Tapi jika tidak di iya kan, Vivi malah merengek tak karuan. Arka menarik nafas panjang. Yakin atas semuanya dan menjawab pertanyaan Vivi.

"Oke."

---

Setelah berdebat dengan guru BK, Vivi dan Arka sampai ke parkiran sekolah. Pintar sekali Vivi, dia berdalih mengantarkan Arka ke rumah sakit. Gadis itu memang pintar beralasan. Tak dipungkiri lagi, sewaktu SD dia sering membolos dengan kawan kawannya. Termasuk Lala.

"Lo tadi naik apa?" tanya Arka pada Vivi seraya memasang helm.

"Aku tadi naik motor sama Lala. Kamu tidak ingat tadi pagi? Kalau begitu biar aku ingatkan. Kemarin malam kamu janji untuk menjemputku, lalu entah kenapa kamu membatalkan perjanjian kita. Dan ternyata kamu berangkat bareng sama Diana. Aku sudah terbiasa dengan janji palsumu," jelas Vivi dengan memelankan nada dibagian akhir kalimat.

Arka menyodorkan helm ke Vivi. Ia membawa helm dua. Sebenarnya itu helm Diana. Tapi tak apalah jika dipakai Vivi. Arka menghembuskan nafas lelah mengingat kebodohan tadi pagi. Menatap lekat Vivi seraya berkata.

"Iya gue inget. Gue minta maaf."

Saat diperjalanan, Vivi menutup mulutnya tak percaya. Mimpi yang ia idam idamkan hari ini tercapai. Dia berboncengan dengan Arka! Ingat! Berboncengan berdua!. Vivi berusaha menetralnya pacu detak jantungnya. Deru nafas yang terdengar cepat membuat Vivi bersemangat. Ia masih penasaran, sebenarnya apa yang terjadi dengan Mama Arka? Dia berusaha bertanya kepada Arka, namun lagi lagi lelaki itu menjawab tunggu saja nanti.

ArkalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang