Motor besar milik Achilles berhenti di halaman rumah yang luar biasa megah itu. Melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah dengan raut wajah seperti biasa, yaitu dingin dan datar.
Achilles menghelanya napas kasar. Di rumahnya yang besar ini sama sekali tidak ada kehidupan. Jika kalian bertanya Achilles mempunyai orangtua atau tidak, jawabannya adalah iya! Achilles mempunyai orangtua yang berwibawa, tampan dan cantik bagaikan Dewa dan Dewi Yunani.
Namun semua itu tidak ada artinya. Kedua orangtuanya terlalu sibuk dengan dunia luar seolah melupakan bahwa mereka sudah mempunyai putra dan putri.
Lelaki tampan itu berjalan ke arah dapur ketika merasakan tenggorokan nya kering. Mengambil whiskey- salah satu minuman yang ia suka. Lalu tak menunggu lama Achilles menengguknya dengan cepat.
"Biasa aja kalo minum, kesedak botol gue ucapin, alhamdulillah."
Achilles hanya meliriknya tanpa minat. Berdiri laki-laki tampan menjulang tinggi dengan rambut acak-acakan itu bersedekap dada. Achilles dapat mendengar langkah kaki yang semakin lama semakin mendekat.
"Tumben lo pulang. Biasanya juga sebulan sekali." ujarnya sambil mengambil satu botol dan mengangkatnya di depan Achilles seolah meminta izin.
"Kenapa? Gue gak boleh pulang ke rumah gue sendiri?" Achilles menatap datar laki-laki yang lebih tua darinya.
"Ya bukan gitu Les. Gue kaget aja pas lo tiba-tiba nongol kaya jalangkung. Datang gak di undang pulang gak di antar," ujar laki-laki itu kembali menengguk minuman nya hingga tandas.
Achilles berdecak dengan wajah kesalnya. "Kenapa sih gue harus punya abang kaya lo?"
"Takdir, maybe."
"BANG ACHILLES!!" teriakan anak kecil langsung menggema di ruangan itu.
Achilles tersenyum tipis. "Pelan-pelan, Sya."
"Heheheh abisnya aku kangen sama abang!" pekik gadis kecil itu lalu memeluk tubuh Achilles menyalurkan rasa rindunya.
"Alesya cuma kangen abang Achilles doang nih? Sama abang Atlas gak kangen?" ujarnya pura-pura memasang wajah kecewa.
Alesya tersenyum lebar, lalu menggeleng membuat Atlas mencebikan bibirnya sebal. Sedangkan Achilles tertawa melihat kejujuran adik kecilnya itu.
"Pinter adiknya abang." puji Achilles sambil mengacak gemas rambut gadis kecil itu.
"Abang?" panggil Alesya membuat Achilles dan Atlas mendekat. "Mama sama papah kemana sih? Aku pengen jalan-jalan lagi kaya dulu. Pasti seru deh!"
Air wajah Achilles dan Atlas berubah menjadi datar. Ini lah yang mereka hindari selama ini, mereka tidak ingin Alesya merasa sedih karena orangtuanya lebih mementingkan kepentingannya sendiri.
"Mamah sama papah kan lagi kerja, Alesya gak boleh sedih ya? Kan ada bang Atlas sama bang Achilles." ujar Atlas membujuk.
"Ya udah tapi aku mau telpon mamah, aku kangennn banget sama mamah!" ujar Alesya antusias.
Atlas menatap Achilles memberi kode agar laki-laki itu menuruti permintaan adiknya. Dengan terpaksa Achilles pun menurutinya. Mengambil ponsel lalu menekan nama seseorang. Suara dering ponsel berbunyi, tak lama kemudian terdengar suara wanita yang dari sebrang sana.
"Halo sayang, ada apa?"
Achilles melirik sekilas Alesya yang tengah mantapnya berbinar. "Sya mau ngomong, dia kangen."
"Alesya? Maaf sayang mamah gak bisa, soalnya dikit lagi ada meeting."
"Ma, sebentar-"
"Duh sayang mamah mau meeting dulu ya. Salam buat abang sama adik kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ACHILLES LEONIDAS
TeenfikceDalam mitologi Yunani, Achilles merupakan prajurit paling berani, tampan dan juga hebat dalam pasukan Agamemnon di Perang Troya. Seperti namanya, Achilles Keizero Leonidas laki-laki yang terkenal kekejaman dan kekejiannya. Achilles juga di sebut-seb...