13 - RUMIT

319 40 23
                                    

Ada dua hal yang tidak aku mengerti. Dirimu dan keadaan ku saat ini.

- Achilla Minerva.

***

Achilla tengah terduduk gelisah di kursi tunggu rumah sakit. Sekitar beberapa menit lalu, Achilles pingsan dalam tidurnya. Ia juga tak mengerti apa yang terjadi dengan laki-laki itu, bibirnya yang pucat dan suhu tubuhnya yang tinggi di tambah lagi wajah yang memerah membuat Achilla panik tak karuan.

Untung saja ada laki-laki yang Achilla perkiraan umurnya 3 tahun lebih tua darinya dengan baik hati menolong dan membawa Achilles ke rumah sakit terdekat.

"Gak usah khawatir gitu, tuh anak bakal baik-baik aja." Achilla menoleh dan menatap bingung lelaki itu. Apa laki-laki di sampingnya itu cenayang?

"Kenapa lo bisa yakin kalo Achilles baik-baik aja?" tanya gadis itu. Tanpa di duga cowok tampan di sebelahnya mengulurkan tangan membuat Achilla tergugu di tempatnya.

"Gue Atlas, abang nya Achilles." Mendengar itu, Achilla tersenyum kaku. Tak terlintas dalam benaknya jika laki-laki itu adalah abang dari Achilles.

"O-oh, sorry," Achilla pun menerima uluran tangan itu. "Gue Achilla, temen sekolahnya Achilles."

Atlas menatapnya lekat. Pantas saja Achilles sangat mencintai gadis itu. "Lo gak perlu khawatir, dia udah biasa kaya gitu."

"Udah biasa kaya gitu? Maksudnya, bang?" tanya Achilla bingung. Atlas tersenyum lalu menggeleng pelan.

Suara decitan pintu membuat mereka mengalihkan pandangannya. Terlihat dokter muda berwajah tampan dan manis berdiri di depan pintu. Achilla dan Atlas pun menghampirinya.

"Dok, Achilles baik-baik aja kan?" tanya Achilla pada dokter itu.

Dokter muda itu mengangguk singkat. "Kamu tenang aja, Achilles cuma alergi kok."

"Alergi?" tanya Achilla bingung. Sementara Atlas memberi tatapan berang pada dokter itu. Tak menghiraukan tatapan Atlas, dokter itu pun mengangguk lagi.

"Dia sama sekali gak boleh makan makanan mengandung kacang," jelas dokter itu membuat Achilla menatapnya terkejut. Tadi Achilles bilang laki-laki itu menyukai somay, tapi nyatanya laki-laki itu tak bisa memakannya. Yang bener itu gimana sih?

Melihat gadis di depannya itu terpaku heran, Atlas berdeham pelan. "Lo ke dalam aja, pasti Achilles nyariin."

"Iya, bang." Achilla pun melangkah masuk dan tak lupa menutup pintu kamar rawat Achilles. Sedangkan Atlas menarik kasar dokter itu.

"Lo gimana sih, Rez? Kenapa lo ngasih tau kalo Achilles itu alergi?!" ujar Atlas dengan kesal.

"Lah, emang nya kenapa? Tuh cewek nanya, sebagai dokter yang baik gue jawab jujur dong," balas Alfareez membuat Atlas mengerang kesal.

"Tapi cewek yang nanya ke lo itu Achilla, Rez!" gertak Atlas.

Alfareez mengerutkan keningnya dalam. "Achilla? Kaya gak asing deh,"

"Dia itu Cilla!" bentak Atlas.

Alfareez membelalakkan matanya terkejut. "Serius lo? Duh, gimana dong?"

Atlas mengacak rambutnya kasar. "Semoga aja dia gak curiga."

Alfareez mengangguk gelisah. "Semoga aja."

Atlas menatap Alfareez tajam. "Kalo Achilles marah-marah ke gue, awas lo!" kesalnya lalu beranjak dari sana meninggalkan Alfareez yang terlihat panik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ACHILLES LEONIDASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang