05 - MENGGEMPARKAN!

428 48 15
                                    

Kindly vote and comment Before u read the story😍

happy reading my work!!✨

***

Suara deru motor yang semakin lama semakin mendekat itu membuat wanita yang sedang menyiram tanaman mengerutkan keningnya dalam.

Seketika kedua mata itu membelalak terkejut saat laki-laki muda di hadapannya berjalan dengan kaki kanan yang di seret serta wajah nya yang sudah di penuhi oleh luka.

"Adriano?" wanita setengah baya itu berlari dengan wajah panik. "Kamu kenapa sayang? Kenapa muka kamu babak belur seperti ini?"

Adrian menatap wanita itu dengan wajah datar dan tatapan dingin. "Apa mamah puas sekarang?"

"Adrian? Kenapa kamu-"

"Aku bilang apa mamah puas?!" bentak Adrian keras.

Aira, mamah Adrian tersentak kaget mendengar bentakan dari putra satu-satunya itu. "Adrian-"

"Karena keegoisan kalian hidup aku sama kak Ana menderita!" Adrian menatap wanita itu dengan tatapan muak.

"Sayang, maafin mamah dan papah." Aira menatap Adrian dengan tatapan putus asa. "Mamah tau mamah salah, mamah dan papah kamu menyesal, Adrian."

Adrian terkekeh mendengarnya. "Kalian menyesal? Untuk apa kalian menyesal di saat semuanya udah hancur!"

"Adriano!" Adrian menoleh dan mendapati seorang pria tampan tengah menatapnya tajam. "Kenapa kamu berbicara seperti itu kepada mamah mu?!"

"Karena kalian memang tidak pantas untuk di hormati," Adrian berbicara dengan nada yang begitu dingin. Laki-laki itu menatap kedua orangtuanya dengan tatapan penuh luka dan kekecewaan.

"Karena kalian, aku harus kehilangan sahabat terbaik ku dan kakak perempuan ku." ujar Adrian dengan mata yang memerah. "Anak yang nggak bersalah harus mendapat hukuman atas dosa yang di perbuat oleh kedua orangtuanya."

"Aku menyesal, sungguh." Aira sudah menangis di pelukan Vero, papah Adrian yang sama-sama merasakan penyesalan yang teramat dalam.

"Gak ada gunanya kalian menyesal!" desis Adrian kasar. Dengan cepat lelaki itu berjalan menuju kamarnya tanpa memperdulikan Aira yang menangis semakin keras, bahkan wanita itu sampai berlutut di lantai karena tidak sanggup menopang tubuhnya lagi.

BRAK!

Adrian menutup pintu coklat itu dengan kasar. Melangkahkan kakinya dan menatap kosong dirinya di cermin. Jika boleh menyesal, maka ia sangat menyesal pernah terlahir dari rahim wanita itu. Ia juga menyesal karena terlambat mengetahui kebenarannya.

Kepala laki-laki itu tertoleh untuk menatap bingkai yang terpajang di atas kepala tempat tidur. Terdapat figur laki-laki dan perempuan yang tiga tahun lebih tua darinya. Gadis itu, Adriana Angelina Pratama, kakak perempuan nya yang menghilang sejak dua tahun lalu. Ia sangat yakin kakaknya itu masih hidup sampai detik ini, namun tidak ada tahu dimana keberadaan perempuan itu.

"Kak, maafin gue yang gak berguna ini." Adrian menghela nafas nya lelah. "Gue janji bakal cari lo sampai ketemu, gue gak akan biarin siapapun nyakitin lo kak."

Adrian memejamkan mata untuk menguatkan diri. Ia berjanji untuk mencari keberadaan Adriana dan juga meluruskan kesalahan yang sudah di perbuat oleh kedua orangtuanya.

***

Berkumpul dengan teman-teman nya di pojok kantin yang di penuhi oleh murid-murid yang sedang berlomba-lomba memesan makanan untuk mengisi perut mereka.

ACHILLES LEONIDASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang