PEMBUKA

879 73 6
                                    

Jangan pernah membangunkan sosok iblis jika kamu tidak ingin hancur!

- Achilles Keizero.

***

"PHOENIX!!"

Teriak laki-laki tampan bagaikan prajurit Yunani yang tengah memerintahkan pasukannya untuk menyerang musuh dalam peperangan besar.

Namun berbeda dengan Achilles Keizero Leonidas, laki-laki dengan segala pesona kekejamannya tengah memerintahkan semua pasukan geng motor nya untuk menyerang lawan yang mungkin akan menjadi sasaran kemarahan sang iblis jalanan.

Berdecih sinis ketika laki-laki berjalan mendekat dengan wajah angkuhnya. Sebenarnya ia malas meladeni tikus kecil seperti mereka, namun ia hanya ingin bermain-main sebentar agar laki-laki di hadapannya itu tak besar kepala!

"Achilles Keizero Leonidas," ujar seorang laki-laki dengan nada mengejek. "Gue gak sabar lo dan geng kebanggan lo itu bertekuk lutut di hadapan gue dan teman-teman gue."

Achilles dengan wajah datar dan tatapan dingin yang begitu menusuk lawan hanya berdesis sinis. Seperti nya laki-laki di hadapannya itu memang ingin membangunkan sisi iblis nya. Jadi jangan salahkan dirinya jika laki-laki belagu di hadapannya ini kehilangan nyawa dalam jentikan jari!

"Don't expect a bastard!" desis Achilles kasar.

Laki-laki itu tergelak. Namun seperkian detik raut wajahnya kembali serius. "Lo yang bajingan atau gue?"

Tanpa membalas ucapan dari laki-laki itu, Achilles melangkah penuh intimidasi. Aura laki-laki itu benar-benar mengerikan, Achilles terlihat seperti pembunuh yang haus akan darah.

"We prove who is a bastard and who is a coward," ujar Achilles dengan suara yang begitu dingin.

Lagi, laki-laki itu tergelak. "Achilles, udah terbukti kalo lo yang bajingan dan pengecut!"

"Oke, kita liat nanti." Achilles menyeringai dengan sangat mengerikan. Melangkahkan kakinya dengan tegas seolah di hadapannya ini adalah virus yang harus di hilangkan detik ini juga!

"Ini akibat nya karena lo sudah membangunkan iblis tertidur,"

Tanpa basa-basi Achilles langsung meninju keras rahang laki-laki itu dan membuatnya terhuyung karena tak siap dengan pukulan yang di berikan nya.

BUGH!!

Pukulan kembali Achilles layangkan dan kini mengenai wajah laki-laki itu hingga cairan merah mengalir di pelipisnya. Tanpa memberi kesempatan untuk laki-laki itu, Achilles membabi buta dengan sangat keji. Bahkan teman-temannya yang lain hanya berdiam santai memperhatikan sang iblis jalanan tengah menghabisi mangsanya.

Berbeda dengan lawannya yang bergidik ngeri melihat ketuanya sudah babak belur dengan wajah yang sudah tak terbentuk di tangan lelaki itu.

Melihat teman-temannya yang terlihat santai sambil menikmati pertunjukan Achilles yang tengah membabi buta lawannya, Alvaro yang memang paling dewasa di antara mereka mencoba menghentikan ketuanya yang sudah tak kendali.

"Les, udah Les." Alvaro mencoba menyentuh pundak laki-laki itu namun langsung di tepis kasar olehnya.

"Ini akibatnya karena dia udah nantangin Phoenix!" desis Achilles kasar. Laki-laki itu dengan teganya mencekik lawannya dengan sekali tarikan.

"Le-lepas Les," wajah laki-laki itu sudah memerah karena pasukan oksigen nya semakin berkurang, di tambah lagi penglihatan nya yang mulai mengabur.

"Jangan di kasih ampun boss!" seru cowok yang menggunakan bandana hitam berlogo burung Phoenix di dahinya. Jangan lupakan seragam nya yang sudah di sampirkan di bahu kanan.

"Bego! Bukannya bantu si Alvaro lo malah bikin si Achilles tambah panas." Laki-laki menjulang tinggi dengan seragam kancing atas yang terbuka 2, dengan kasarnya menempeleng kepala laki-laki itu.

"Ya elah Jev, biarin aja si Ferro mampus di tangan Achilles. Siapa suruh dia nantangin kita," ujarnya dengan wajah belagu andalannya.

Menghembuskan napas kasar tanpa membalas ucapan laki-laki itu. Lalu beralih untuk menatap Achilles yang sepertinya tengah di tenangkan oleh Alvaro agar laki-laki itu tidak membunuh Ferro detik ini juga.

"Yah, Alvaro sama Jevon mah kaga asik ah!" keluhnya sambil mengayunkan tongkat baseball seakan siap memukul siapa saja yang sudah mengganggunya.

"Saga, kalo kita gak berhentiin Achilles kita bakal kena masalah." ujar Jevon mampu membuat laki-laki itu termenung. Namun sedetik kemudian Saga berseru keras. "Ah bodoamat! Yang penting si Ferro musnah dari dunia ini!"

Enggan untuk berkomentar panjang, laki-laki itu berkata, "Bacot!"

"CK! Berisik banget lo berdua ribut mulu." ujar laki-laki sambil mengambil topi milik temannya lalu memakainya di kepala. Namanya Aidan, cowok paling tampan seantero sekolah. Katanya.

"Sekali lagi lo cari masalah sama Phoenix, gue gak akan segan-segan untuk habisi lo!" ancam Achilles mampu membuat laki-laki itu mengangguk patuh. Ini untuk terakhir kalinya ia berurusan dengan Achilles, ia tidak akan pernah lagi mencari masalah dengan iblis itu yang sialnya berwujud dewa seperti mitologi Yunani.

"You are smart," Achilles menyeringai penuh kemenangan ketika ia dengan mudahnya membuat musuh nya bertekuk lutut.

"Ke Mabes sekarang!" titah Achilles berjalan menuju motor besarnya yang kemudian di ikuti oleh seluruh anggota nya dan meninggalkan musuhnya yang tengah merintih ke sakitan.

Pasukan geng motor itu meninggalkan tempat yang menjadi saksi bisu kemenangan Phoenix untuk kesekian kalinya. Berpuluh-puluh motor dengan seluruh anggota yang mengenakan jaket kulit hitam berlambangkan burung Phoenix berwarna merah dan keemasan melambangkan api kematian itu berjalan di ramainya kota Jakarta. Masyarakat lain yang melihat itu langsung meminggirkan kendaraan nya untuk mengasih jalan sang ketua iblis yang terkenal akan kekejaman dan kekejiannya.

Ketika Achilles menaikan kecepatan motornya, dari arah belakang ada sebuah mobil mewah berwarna hitam melaju dengan sangat cepat dan mengenai samping motor Achilles hingga motor itu kebanting ke arah samping dengan keras.

Teman-teman Achilles yang melihat itu pun langsung menghentikan motornya dan membantu sang ketua yang sedang meringis karena kaki kirinya tertimpa motor besarnya.

"Les, lo gapapa kan?" tanya Alvaro panik sambil membantu laki-laki itu berdiri.

Achilles mengangguk singkat dengan arah pandang yang masih menatap mobil itu. Seketika laki-laki itu menyeringai. "BB 024 AMP,"

***

I'm back again!

Gimana permulaan nya?

Ini cerita ke pertama aku🐝

Terimakasih:)

ACHILLES LEONIDASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang