13.

1.1K 249 68
                                    

Voment sangat di harapkan, dan hargailah para penulis 💛

●●●

.
.
.
.


"Assalamualaikum, Dy"

"Waalaikumsalam, bunda"

"Lagi di kantor, Dy?"

Tidak biasanya memang bundanya menelepon Dyandra saat siang hari, apa lagi baru juga dua hari yang lalu bundanya berkunjung kekontarkan Dyandra,

"Iya bunda, ada apa?"

"Salam ya buat calon mantu bunda" Dyandra mengkerutkan dahinya, apa-apaan bundanya ini, batin Dyandra, "tadi nak Chandra telepon ayah"

Dyandra sontak mendelikan matanya, biarpun bundanya tidak bisa melihatnya, "a-apa?"

"Ya, teleponan sama ayah"

Dyandra mengusap wajahnya kasar, belum juga sehari berlalu Dyandra merasa sedikit keras kepada pimpinannya itu, yang ada sekarang Duandra merasa menyesal karena sempat simpati kepada Chandra. Ternyata direkturnya masih sama saja, masih menyebalkan seperti biasanya,

"Pak. Chandra ngapain telepon ayah?"

"Ya gak ngapa-ngapain, katanya pengen kenalan aja, juga menjelaskan hubungan kalian yang sebenarnya"

"Terus?" Jawab Dyandra cepat karena sudah terlalu penasaran,

"Ya nak Chandra bilang, katanya kamu marah sama dia"

Dyandra berdecak malas, "bunda, Dyandra tutup dulu, nanti Dyandra telepon lagi. Assalamualaikum, bun salam buat ayah" pip!

Dyandra menjatuhkan kepalanya di atas meja, kakinya ia hentak-hentakan kesal, lagi dan lagi Dyandra tidak pernah berpikir jika Chandra akan bertindak jauh, bisa sampai menghubungi ayahnya? Bayangkan saja, ayahnya!

.
.

Bibir Chandra tersenyuma saat mendapati ponselnya bergetar, menampilkan nama 'my future' is calling,

"Assalamualaikum, masa depanku" jawab Chandra dengan sumringah dan hangat,

"Waalaikumsalam, pak. Chandra ngapain telepon ayah saya? Pak. Chandra bicara apa saja?" Ternyata sambutan Dyandra sebaliknya, Dyandra seperti sudah tidak bisa lagi mengontrol emosinya,

Chandra memang sempat menghubungi Jimy saat dalam perjalananya pergi rapat, karena hari ini rapat akan di adakan di kantor yang menjalin kerja sama dengan perusahaan JVT Groub,

Melihat Dyandra yang sepertinya benar-benar frustasi, Chandra berinisiatif menjelaskan hubungan mereka kepada ayah Dyandra, niat hati memang Chandra ingin meminta langsung Dyandra kepada Jimy, tapi Chandra masih memperdulikan perasaan Dyandra, bukannya Chandra pengecut, tapi Chandra masih ingin tetap belajar dan berusaha

Belajar memantaskan diri juga berusaha mendapatkan hati Dyandra tanpa paksaan, walaupun ia harus menunggu sampai Dyandra luluh. Tidak apa, ia pernah menunggu untuk terbangun kembali selama bertahun-tahun lamanya saja ia sanggup, apa lagi jika hanya menunggu Dyandra membuka hati untuknya? Bagi Chandra, menunggu Dyandra adalah suatu keharusan.
Tapi setidaknya Chandra sudah mengantongi izin dari kedua orang tua Dyandra, jika Chandra ingin menjalin hubungan yang serius bersama Dyandra,

"Masa sih? Kamu kata siapa?" Bukanya malah menjawab, Chandra malah kembali bertanya pada Dyandra, seakan Chandra tidak melakukannya,

"Pak. Chandra pasti bilang macam-macam kan?"

The Crazy Rich, Chandra! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang