Voment sangat di harapkan, dan hargailah para penulis 💛
●●●
.
.
.
.Hampir tiga hari telah berlalu, kini Chandra berdiri sambil bersedekap dada di depan kaca yang melintang panjang di ruangannya, melihat pemandangan kota yang sangat terlihat jelas dari lantai 12, namun pikirannya tidak pada tempatnya, selama hidup Chandra, tidak pernah ia sebahagia akhir-akhir ini, mungkin kandidat direktur yang dingin dan kejam, sekarang sudah berganti menjadi direktur yang gila? Bagaimana tidak gila, sesekali Chandra suka menyungingkan senyum kecilnya, sendiri.
Ruangan Chandra di ketuk, menyadarkan Chandra dari lamunannya,
"Maaf pak, lima belas menit lagi rapat akan segera dimulai"
Chandra melihat jam yang melingkar di tangan kirinya, kemudian Chandra mengangguk. Ya, sepertinya angan-angan Chandra tentang memikirkan masa depannya harus berhenti sejenak, kini saatnya ia kembali fokus bekerja, Chandra berjalan keluar ruangan di iikuti oleh Hana dan Teo.
.
.Chandra memang tidak pernah main-main dengan ucapannya, ucapannya beberapa hari yang lalu jika dia ingin melamar Dyandra dan menikahinya secepat mungkin, semuanya benar adanya, keesokan harinya setelah kejadian dimana Chandra melamar Dyandra di kantin rumah sakit, Chandra langsung terbang ke Surabaya tanpa sepengetahuan Dyandra, Chandra sengaja ingin bertemu dengan Jimy dan meminta Dyandra secara resmi,
Selain itu, tujuan Chandra kesurabaya juga memberitahu keadaan Dyandra kepada kedua orang tua Dyandra,
Ya, lelaki itu benar-benar melarang penuh Dyandra untuk masuk kerja, Chandra memberikan cuti seminggu, ingat bukan jika Dyandra karyawan special, jangan harap jika itu karyawan lain, meminta cuti tiga hari saja harus menunggu waktu yang benar-benar tepat. Terhitung hanpir tiga hari Dyandra hanya malas-malasan di rumah di temani oleh bundanya.
Dyandra belum tahu alasan yang sebenarnya kenapa bundanya mendadak berkunjung ke Jakarta, tidak ada angin, tidak ada hujan, tidak ada kabar jika beliau ingin berkunjung, tapi tiba-tiba beliau datang ke Jakarta dan hanya bilang jika kangen sama putri satu-satunya, namun Dyandra tentu saja tidak percaya begitu saja, ini terlalu aneh,
"Bunda, Dyandra serius, sebenarnya bunda ngapain mendadak ke Jakarta?"
"Kamu ini, bunda kangen sama anaknya masak nggak boleh?"
Dyandra menggeleng, bagaimana bisa kangen sama anaknya menjadi sebuah alasan? Jika faktanya baru saja Dyandra pulang dari Surabaya dua hari yang lalu, "Dyandra bukan anak lima tahun yang bisa bunda bohongi!"
Arini terdiam, sedari kedatangan Arini dua hari yang lalu, Dyandra terus saja menanyai dengan peetanyaan yang sama, namun Arini nampak menimbang-nimbang, berpikir apakah harus dia jujur dengan anaknya? Namun memang cepat atau lambat Dyandra harus tahu. Arini menghela nafasnya dan menatap Dyandra seperti ingin menyampaikan sesuatu yang penting,
"Sebenarnya kamu sudah di lamar"
"Hahaha" Dyandra tertawa lebar, memganggap bundanya bercanda, namun tawa itu terhenti saaat melihat wajah serius bundanya, "HAH???"
Dyandra yang semula tiduran di depan TV seketika menegakan tubuhnya, mencerna ulang baik-baik apa yang di katakan bundanya tadi,
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crazy Rich, Chandra! ✔
RomanceBiasanya, di mana ada Direkturnya, di situ ada Sekertarisnya, Tapi di sini beda, di mana ada Sekertarisnya, di situ pula ada Direkturnya, "kenapa sih, Pak. Chandra nyebelin banget!" "saya nyebelin sama kamu doang, Dyandra. yang lain bilang saya ding...