20.

1.3K 271 85
                                    

Voment sangat di harapkan, dan hargailah para penulis 💛

●●●

.
.
.
.

Sebelumnya Chandra sudah menawarkan Dyandra untuk kembali ke Jakarta bersama, namun Dyandra enggan, Dyandra tetap merasa tidak nyaman, bukan tidak nyaman karena maksud lain, namun karena akhir-akhir ini jantung Dyandra mendadak tidak sehat kala berdekatan dengan Chandra,

Dyandra memilih kembali ke Jakarta menggunakan kereta api, Dyandra sengaja mengambil izin jika Senin ia akan berangkat siang, bergantian sift dengan Hana,

Namun pagi ini rasanya kesehatan Dyandra tidak seperti biasanya, lelah kah? Mungkin saja,
Dyandra sudah lengkap dengan baju kantornya, ia sudah bersiap dan mengunci pintu rumahnya, namun kepala Dyandra merasa berat dan juga pusing, Dyandra berusaha untuk tetap fokus berjalan berpegangan pada tembok, tubuhnya mendadak lemas, matanya buram dan semakin menggelap, tubuhnya hampir saja terjatuh jika Bryan tidak menangkapnya,

"Astagfirullah, Dyandra"

Ya, tepat saat Bryan keluar rumah, Bryan sudah melihat Dyandra yang berjalan tertatih sambil berpegangan pada tembok,
Bryan sempat membangunkan dan memanggil nama Dyandra berulang kali, namun Dyandra tetap tidak sadarkan diri,

Cukup lama Dyandra tidak sadarkan diri, Bryan di bantu oleh ibunya yang sedang mencoba membangunkan Dyandra dengan menggosok telapak kakinya dengan minyak angin, juga memijatnya, namun Dyandra masih belum sadarkan diri,

Bryan memutuskan untuk membawa Dyandra ke rumah sakit, disinilah Dyandra sekarang yang belum kunjung sadarkan diri, setelah di periksa dokter, ternyata Dyandra darah rendah, itu sebabnya ia sampai pingsan, pusing dan juga lemas,

Dyandra menerjapkan matanya sayup-sayup saat merasakan getaran dan juga bunyi ponselnya yang berdering di saku baju kerjanya,  Dyandra masih berusaha membuka matanya dengan berat, menyesuaikan cahaya yang masuk menyilaukan matanya, kepalanya sesekali masih berdenyut namun tidak separah tadi, tangannya berusaha merogoh saku untuk mengambil ponselnya dan melihat siapa yang tengah menghubunginya terus-menerus sedari tadi,

'Pak. Chandra'

Itulah yang Dyandra baca, Dyandra kembali memgurungkan niatnya untuk mengakat teleponnya, Dyandra memilih menatap ke arah sekelilingnya, ini terlihat jelas bukan di kontrakannya, warna putih tembok yang mendominasi, juga bankar yang Dyandra tempati untuk tidur. Ya, ia di rumah sakita,

Tirai pembatas itu terbuka dan memunculkan seseorang, keduanya sama-sama terkejut, Bryan terkejut mengetahui jika Dyandra sudah tersadar, sedangkan Dyandra terkejut mengetahui keberadaan Bryan,

Bryan berjalan mendekat ke arah sisi bankar, "alhmdulillah, akhirnya kamu sadar juga"

"Mas Bryan kenapa bisa di sini?"

"Kamu tadi pingsan, hampir satu jam lebih, saya sama ibu berusaha bangunin kamu tapi kamu nggak bangun-bangun, jadi saya bawa kerumah sakit" jelas Bryan,

Dyandra menghembuskan nafasnya lemas, ia merasa tidak enak dan juga sungkan sengan Bryan, "terimakasih ya mas. Bryan" ujar Dyandra tulus,

Ponsel Dyandra kembali berdering, menampilkan nama Chandra yang sedari tadi tidak pantang untuk menghubunginya,

"Itu ponsel kamu berdering, di angkat saja, siapa tahu penting"

The Crazy Rich, Chandra! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang