"saya dari kepolisian tuan,saya menemukan ponsel ini di mobil orang tua anda,orang tua anda mengalami kecelakaan dan sekarang sedang dibawa ke rumah sakit XXXX", mendengar itu membuat Jimin langsung menangis. Dunianya seperti runtuh seketika. Jihyo yg bersamanya hanya kebingungan melihat kakak kesayangannya menangis.
"Oppa,gwaenchana??",Jihyo yg masih kebingungan. Jimin hanya diam dan langsung mengambil kunci mobilnya. Saat masuk mobil Jimin memanggil Jihyo.
"Jihyo-yya kajja masuk, tidak ada waktu lagi,jangan seperti siput begitu", Jihyo yg mendengar itu langsung, berlari dan masuk ke mobil. Ia merasa bingung dengan kakaknya,karena ini pertama kalinya kakaknya berteriak padanya tanpa alasan. Tanpa berpikir panjang Jimin langsung menancap gas. Itu langsung membuat Jihyo ketakutan.
"Yaakk oppa kenapa, astaga jangan seperti ini",
"DIAM DAN DUDUK MANIS,NANTI OPPA BERITAHU",bentak Jimin.
"Apa yang sebenarnya terjadi oppa? Kenapa oppa membuatku penasaran saja?"
"Aku akan beritahu, setelah kita sampai di rumah sakit dan kamu sudah cukup tenang, ok."
"Ah Baiklah" Jihyo hanya bisa menurut dengan ucapan oppanya
Begitu tiba di rumah sakit Jimin dan Jihyo jalan dengan sangat cepat. Jimin terus memegang erat tangan Jihyo tanpa melepaskannya sedikitpun. Sementara Jihyo, semakin bingung dengan situasi yang sebenarnya. Gadis itu benar benar dibuat penasaran oleh kakaknya sendiri. Saat jimin memasuki lorong rumah sakit yang sebelumnya sudah diberitahu oleh pihak polisi melalui telphone. Tidak sengaja, Jimin bertemu dengan seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan yang ingin Jimin tuju sebelumnya.
"Dok, bagaimana keadaan kedua orangtua saya? Apakah mereka baik-baik saja?" Tanya Jimin serius pada dokter itu.
"M-mwo??", Mendadak jihyo terkejut bukan main.
"oppa bilang apa tadi? Kedua orang tua k-kita ??
"Keadaan orangtua kalian saat ini sedang ditangani banyak dokter jadi mohon tenang dahulu dan doakan yg terbaik untuk mereka nee,saya permisi dulu",setelah bilang seperti itu dokter langsung pergi.
"Terima kasih dok", jawab jimin sedikit membungkuk
Disaat Jimin ingin masuk ke dalam ruangan dimana kedua orangtua mereka sedang mendapatkan penanganan medis.
"Jjangkamanyo oppa", Jihyo langsung menahan tangan Jimin dengan cepat. Jimin menoleh kearah Jihyo dan menatapnya tanpa mengatakan sesuatu apapun.
"Jangan bilang kalau yang di dalam itu---",
"Nee Jihyo-ah.., eomma dan appa baru saja mengalami kecelakaan", Jimin langsung memeluk Jihyo yg hampir menangis mendengar berita buruk itu.
"Hapus air matamu,kita berdoa yg terbaik buat appa dan eomma", jimin berusaha untuk menghibur adiknya walaupun dirinya sendiri sedang cemas.
Saat mereka duduk menunggu kabar, tiba-tiba dokter keluar dari ruang ICU.
"Dari keluarga Park Hyunjun ??",. Jimin langsung bangun dari duduknya begitupun Jihyo.
"K-kami anak dari Park Hyunjun, apa orang tua kami baik-baik saja ??",. Tanya Jihyo yg sangat panik.
"Benar dok, bagaimana keadaan mereka",. Jimin pun tak kalah khawatir.
"Mohon tenangkan diri kalian dahulu, tapi maaf,kami mohon maaf..",
"Apanya yg maaf dok, cepat katakan pada kami keadaan mereka", Jimin tidak bisa sabar mengenai keadaan orang tuanya.
"Kami mohon maaf,orang tua kalian tidak tertolong,tulang rusuk tuan Park Hyunjun sudah menusuk paru-parunya dan ibu anda mengalami mati otak dan pendarahan yg sulit dihentikan", dokter itu langsung menjelaskan dan pergi menolong pasien yg lain.
(🙏🙏🙏Hiks kimpark minta maaf,klo ada yg lebih tau tentang yg dikatakan dokter,itu haluan dalam kebingungan😭😭🙏)
Mendengar berita itu, Jihyo langsung jatuh terduduk,kakinya rasanya sudah tidak ada tenaga untuk menopang tubuh lagi,Jimin langsung menangis. Hari itu benar-benar hari yg buruk untuk kedua kakak beradik. Dunia mereka seakan-akan direbut paksa. Mereka akhirnya masuk ke ruangan tempat orang tuanya berada. Jimin maupun Jihyo hanya bisa meneteskan air melihat 2 orang yg mereka hormati dan sayangi sudah tak bernyawa.
"O..oppa hiks..tolong katakan mereka masih hidup",
Jimin hanya bisa diam. Hatinya benar-benar tidak kuat melihat semua itu. Tanpa sadar ada yg memeluk mereka.
"Gwaenchana,kalian tidak sendirian eoh", kalimat pertama saat Myungsoo datang dan langsung memeluk Jimin.
"Kau kuat putriku,sama seperti kata suamiku kalian kuat dan kalian tidak sendirian nee", Ari yg menenangkan Jihyo dalam pelukannya.
Taehyung dan Seokjin yg melihat itu pun hanya terdiam. Seokjin sangat bingung, dia bingung bagaimana menenangkan Jihyo yg menangis. Disisi lain dada Seokjin sangat sesak melihat Jihyo menangis dipelukan ibunya. Ibunya yg melihat langsung memberi isyarat untuk mendekat padanya.
"Eomma akan mengurus administrasi diluar dulu hmm", Ari melepaskan pelukannya dan pergi. Sebelum dia keluar dari kamar dia sempat berbisik pada putra pertamanya.
"Peluklah Jihyo, saat ini dia sedang membutuhkan banyak perhatianmu", Seokjin pun langsung mendekati Jihyo dan menariknya dalam dekapan Seokjin.
"Apa yg harus aku lakukan sekarang hiks..kenapa mereka pergi..", Jihyo semakin larut dalam keterpurukannya. Begitu juga dengan Jimin.
(Dah ahh cukup sampai disini aja😌 ga kuat ngetiknya)
Sejak kematian orang tua Jimin dan Jihyo, setiap hari keluarga Seokjin sering bergantian datang kerumah kakak beradik itu. Mereka datang untuk menghibur dan membantu kakak beradik itu bangkit lagi. Malam ini giliran Seokjin menginap dirumah Jimin. Seokjin dan Jimin sedang bermain kartu, tiba-tiba Jihyo datang dan langsung memeluk Seokjin.
"Waeyo ?? Kau butuh sesuatu ??", Tanya Seokjin yg terkejut saat Jihyo memeluknya. Jihyo hanya menggelengkan kepalanya.
"Yaakk Park Jihyo kenapa kau memeluknya", Jimin yg melihatnya langsung berteriak.
"Waeyo?? Aku memeluk calon suamiku,apa salahnya ?", Jawab Jihyo.
"Mwo ??!" Sontak Jimin terkejut. Seokjin hanya membalas pelukan Jihyo.
"Sebenarnya aku sudah melamarnya jimin-ah",
"Mwo?!! Kapan ??", Jimin semakin bingung dengan mereka berdua.
"Sebelum orang tua kalian kecelakaan,mianhae Jimin", seokjin melirik Jihyo.
"Jadi begitu", singkat Jimin.
"Oppa, aku tidur duluan, kalian jangan begadang nee", Jihyo langsung berlari ke kamarnya.
"Mianhae Hyung, aku belum bisa memikirkan rencana kalian", jimin tersenyum kecil.
"Gwaenchana. Aku paham keadaan kalian",
"Mianhae Hyo, oppa tidak tahu apa yg harus oppa lakukan", batin Jimin.
Jimin dan Seokjin melanjutkan permainan kartu mereka. Sementara Jihyo, dia hanya bisa duduk melihat keluar jendela.
"Eomma,appa haruskah aku menikah, bagaimana dengan oppa jika dia dirumah sendirian", batin Jihyo. Perlahan air mata Jihyo keluar lagi mengingat bahwa orang tuanya sudah tidak bersama mereka lagi.
ಥ‿ಥ kuharap kalian suka... Udah sebulan ku ketik baru aja ku post
Alasan : mo up kelupaan dari ngomen WP tetangga, main zombie Charter, main pubg, Steaming, dll. ✺◟( ͡° ͜ʖ ͡°)◞✺
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Family's
Fanfiction"Memang kenapa oppa ??terus kenapa oppa melirik Hyo ??Hyo tahu kok kalau Hyo lebih imut daripada oppa",sahut jihyo santai sambil tetap melanjutkan makan. . . . . . "Terserah kalian saja deh",singkat seokjin sambil jalan ke kamarnya. . . . . . "Pfft...