✾14

139 19 4
                                    

Tok tok tok...

"Chagiya, buka pintunya, biarkan aku masuk", Jihyo langsung membuka pintu kamar mereka.

" Waeyo?? ", Seokjin langsung menangkup kedua pipi Jihyo. Jihyo hanya menggeleng.

" Gwaenchana, oppa temani mereka, aku ingin tidur", Seokjin langsung mengangguk.

"Setidaknya kau makan dahulu, aku sudah menaruh makananmu di meja makan,kau harus makan agar aegi sehat", ucap Seokjin.

"Oppa temani mereka, aku lelah", Jihyo langsung merebahkan tubuhnya di ranjang yg nyaman. Seokjin langsung menghampiri semua orang di luar.

⋇⋆✦⋆⋇ 

Sepulang dari rumah Jihyo, Jimin merebahkan badannya disofa.

" Mianhae Hyo, oppa sudah membuat kesalahan  padamu", Jimin masih teringat perkataan Myungsoo membuatnya mengusap kasar wajahnya.

"Appa dan eomma tidak akan memarahimu jika itu kemauanmu, tapi berbeda dengan adikmu, dia keluarga kandungmu,jika mendengar rencana pernikahanmu, dia yg pertama akan antusias tapi jika semuanya sudah seperti ini, mungkin dia berpikir bahwa dia adalah salah satu tamu undangan bukan keluarga, Jimin-ah pernikahan itu bukan tentang 2 orang yg mengucap janji suci didepan pendeta, tapi juga 2 menjadi penghubung 2 keluarga. Ku harap kau bisa mengerti posisi adikmu", jelas Myungsoo.

Jimin langsung merogoh ponsel di sakunya. Dia mengetik pesan kepada adiknya.

⋇⋆✦⋆⋇ 

07.30 KST

"Oppa, apa hari ini aku boleh menemui Jimin oppa di kantor?? ", Seokjin menghentikan makannya dan menatap istrinya.

" Boleh, mau ku antar??", Jihyo menggeleng.

"Aku akan menemuinya di kantornya siang ini",

" Baiklah, sehabis itu kau harus ke kantorku nee?? ", Jihyo mengangguk.

" Lanjutkan makannya oppa", Seokjin langsung menggeser piringnya ke depan Jihyo.

"Suapin suamimu yg tampan ini", Jihyo terkekeh mendengar ucapan Seokjin. Dia langsung menyuapi suaminya ini.

" Aigoo, kenapa kau jadi seperti ini oppa?? ",

"Nanti saat anak kita lahir kau pasti hanya akan menyuapi nya saja", satu suapan lagi masuk ke dalam mulut Seokjin.

" Apa kau akan cemburu dengan anak kita nanti?? ", Seokjin langsung menggeleng. Jihyo tersenyum melihat kelakuan suaminya ini.

⋇⋆✦⋆⋇ 

12.00

" Permisi nona, apa CEO Park ada di ruangannya?? ", tanya Jihyo pada seorang resepsionis.

" Benar, apa anda ada janji dengan  beliau?? ", tanya sang resepsionis dan Jihyo hanya menggeleng.

" Kalau begitu anda tidak bisa menemuinya nona",

"Ah begitu, kalau begitu aku menunggu dia turun saja", setelah resepsionis itu mengangguk. Jihyo langsung duduk di ruang tunggu. Hampir 2 jm Jihyo menunggu Jimin turun. Akhirnya yg ditunggu pun turun. Jimin turun dengan di gandeng Yuna, calon istrinya. Saat hendak menuju cafetaria dia melihat Jihyo duduk di ruang tunggu.

" Kenapa dia tidak langsung masuk saja kalau dia sudah datang??, tidak biasanya dia datang dan menunggu disana", batin Jimin.

"Chagi, sepertinya aku tidak bisa mengantarmu ke kafe, aku harus bicara berdua dengan adikku", Jimin menatap bingung Yuna. Yuna melihat Jihyo duduk disana langsung mengangguk.

"Baiklah, sampaikan maafku juga untuknya, aku akan menemui temanku dulu",

" Gomawo ", Jimin mencium kening Yuna dan langsung berjalan ke tempat Jihyo berada.

⋇⋆✦⋆⋇ 

" Ji?? Kenapa kau tidak bilang kalau kau sudah datang?? ",

Jihyo yg sedang duduk memainkan ponselnya langsung mendongak ke sumber suara dn tersenyum.

" Mungkin saja oppa sedang sibuk",

"Kau kan bisa masuk saja, tidak ada yg akan menghentikanmu",

" Benarkah?? ", Jimin mengangguk.

" Kau sudah makan?? ", mendengar pertanyaan Jimin, Jihyo langsung mengangguk. Kali ini Jihyo berbohong pada Jimin. Bagaimana dia akan makan jika dia hanya menunggu Jimin keluar di kursi tunggu.

" Kajja kita ke ruangan ku", Jihyo mengangguk lagi. Dia berjalan mengekor dibelakang Jimin.

"Kenapa kau berjalan di belakangku??"Jimin tiba-tiba berhenti.

" Waeyo??, aish sejak kapan oppa memperhatikan hal kecil seperti ini ", Jimin menatap Jihyo bingung sedangkan Jihyo hanya menatap datar Jimin

⋇⋆✦⋆⋇ 

" Apa yg ingin oppa bicarakan?? ", Jihyo dan Jimin duduk saling berhadapan di sofa.

" Mianhae Hyo, ku mohon maafkan aku", mendengar ucapan maaf Jimin, Jihyo langsung mengerutkan dahinya.

"Wae??, kenapa oppa minta maaf?? ",

"Mianhae, oppa tidak melibatkanmu dalam rencana pernikahanku", Jimin menatap sendu Jihyo. Jihyo hanya mengangguk.

" Nee,lagi pula tidak ada yg bisa Jihyo lakukan untuk mewakili appa dan eomma, Jihyo mengerti, Jihyo tunggu undangannya, aku permisi dulu,", Jihyo berjalan keluar ruangan tetapi di hentikan Jimin.

"Ku mohon Hyo, jangan marah seperti ini",

" Aku tidak marah oppa, tetapi aku ada janji dengan Seokjin oppa sekarang ", Jihyo tersenyum dan langsung keluar dari kantor Jimin.

⋇⋆✦⋆⋇ 

"Oppa", Jihyo masuk ke ruangan Seokjin.

Seokjin terlihat sibuk dengan banyak tumpukan berkas yg harus ia selesaikan. Bahkan dia sampai tidak mendengar kedatangan Jihyo. Jihyo hanya tersenyum melihat suaminya yg sangat sibuk. Jihyo mengetuk pelan meja Seokjin.

" Eoh, chagi?? Sejak kapan kau sampai?? Kenapa tidak mengabariku", Seokjin yg melihat Jihyo langsung beranjak dari tempat duduknya dan memeluk Jihyo.

"Sepertinya oppa sangat sibuk, oppa sudah makan?? ", Seokjin hanya menggeleng.

" Mau makan denganku?? ", Seokjin melihat arlojinya. Dia mengerutkan dahinya.

" Sudah hampir sore, kau belum makan chagi?? ", kini giliran Jihyo yg menggelengkan kepala.

" Kenapa kau tidak makan hmm?? Kau tidak makan dengan Jimin??", tanya Seokjin sembari mengecupi wajah istrinya.

"Memangnya arti diriku untuk Jimin oppa itu apa?? Kenapa harus makan siang dengannya?? ", tanya Jihyo. Tiba-tiba raut wajah Jihyo menjadi sedih. Seokjin yg melihatnya menjadi bingung.

" Kenapa kau bicara seperti itu?? ", bingung Seokjin.

" Dia menikah tetapi aku hanya diundang seperti tamu, bukan sebagai seorang adik", mendengar perkataan Jihyo, membuat Seokjin mengeratkan pelukannya. Jihyo hanya membalas pelukan Seokjin.

"Mungkin dia tidak ingin merepotkanmu,kau tetap adiknya, sudahlah jangan dipikirkan nee?? ",

" Karena aku tidak dianggap adiknya lagi makanya dia tidak mau merepotkanku", ucap Jihyo kesal

Kim Family'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang