[2] Malam Tanpa Arah

945 125 13
                                    

Sayup-sayup suara iringan alat musik menyambangi jalannya.

Malam ini merupakan malam minggu, dan para manusia itu berjelajah mengisi tempat-tempat yang ingin di singgahi. Entah sendiri, bersama pasangan, teman, atau pun bersama keluarga.

Kyungsoo baru saja pulang setelah hampir bekerja selama tiga-belas jam lebih menjadi pekerja tetap di salah satu cafe ternama di jakarta.

Kedua tungkainya terasa lelah saat pekerjaannya telah selesai untuk hari ini, namun setelah dirinya melewati garis pintu keluar tersebut. Hatinya merasa sedikit membaik, dan langkahnya terasa ringan.

Ia telah mendapatkan gaji bulan ini, dan ia akan segera mengirimkannya setelah sampai di Atm bersama.

Walaupun tidak besar uang ia terima bulan ini, tetapi uang itu mampu meringankan beban Ibunya di kampung.

Ia tidak bisa berhenti tersenyum saat melihat keramaian yang terlihat menyenangkan. Suara tawa yang beragam, dan pedagang kaki lima yang sudah stand by di tempat mereka biasa berjualan semakin memeriahkan malam minggu.

Dan kumpulan dari masing-masing kepulan asap beraroma makanan lezat membuat perut Kyungsoo berbunyi nyaring. Sejak kemarin ia belum mengisi perutnya, bahkan untuk sekedar men-charge tenaga hari ini. Tetapi, Pemuda itu memilih menyimpan uangnya untuk keperluan yang lebih penting.

Ia bisa menahan rasa laparnya demi keluarganya.

Mengenai dirinya, Kyungsoo merupakan Anak pertama dalam keluarga Do. Papanya, Do Jong Suk. Tak pernah mengirimkan kabar, ia dan keluarganya -Ibunya dan Adiknya- tidak tau apakah Ayahnya masih hidup atau tidak. Ia juga tidak ingin mempermasalahkan seseorang yang telah tega meninggalkannya dengan beban yang seharusnya tidak di tanggung olehnya di usia yang masih belia.

Ia kepala keluarga yang harus menghidupi Ibu dan Adiknya.

Mau tak mau, ia harus mencari segala cara untuk mendapatkan uang agar bisa menghidupi keluarganya yang tidak bisa di bilang serba berkecukupan.

Kyungsoo sadar, ego tidak bisa berperan dalam kehidupannya.

Jika ia mementingkan egonya, maka bukan hanya dirinya yang hancur dalam kegagalan, Ibunya dan Jungwoo bisa terlibat masalah jika ia mementingkan egonya yang menginginkan pergi dan meninggalkan semua beban yang ditaruh di pundaknya sejak sang Ayah pergi.

Langkahnya terhenti saat menyaksikan pertunjukan musik dadakan di jalan, sebelumnya ia tidak pernah melihat para manusia itu bermain dengan alat musik seasik itu secara langsung, kecuali di cafe.

Dan mereka mendapatkan hati serta pundi-pundi uang yang mereka dapatkan dari hasil kegiatan malam ini.

Kyungsoo tertegun, bahkan dengan hal sekecil itu mereka sudah mendapatkan kebahagiaan yang selalu ia tak pernah sadari.

Dirinya hanya sibuk mencari uang untuk biaya hidupnya dan keluarganya.

Ia lupa membahagiakan dirinya sendiri.

Baginya, kebahagiaan Orang lain adalah prioritasnya.

Jika mengenai dirinya, Kyungsoo merelakannya untuk menjadi urusan yang paling terakhir untuk di penuhi.

Clinquant | ChanSooHunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang