|5| Heart & Brain

615 110 4
                                    

Abraham mengulurkan tangannya untuk Kyungsoo sambut. Namun, Pemuda itu justru melewati Abraham begitu saja dengan raut wajah yang sedikit aneh.

Ia segera masuk ke kamar mandi yang sudah di beritahu dan diantar oleh Abraham.

Abraham memaklumi perbuatan Pemuda itu mengingat perjalanan mereka empat jam lamanya untuk sampai ke basecamp mereka.

Matthew hanya bisa menggeleng pelan melihat tingkah Kyungsoo yang baru ia saksikan, “Takdir membawa kita menemukannya, semoga saja aku tidak bertemu dengannya lagi setelah tugas kali ini selesai. Karena tugas kita bertentangan dengan prinsipnya, ia terlalu merendah untuk makhluk ter-egois dimuka bumi ini,”

“Pertemuan kita dengannya tidak akan terjadi sekali atau dua kali, Matteo. Kita akan lebih sering bertemu dengannya, dia terikat dengan kita,” ujar Abraham terlihat kecewa.

“Bukankah itu merupakan hal bagus jika ia bergabung dengan kita?”

Abraham menggeleng pelan, ia tidak menyetujui perkataan Matthew. “Tidak, kau sangat tau seperti apa pekerjaan kita. Dan aku tidak mau ia terlibat, bahkan kita tidak tau kemampuannya apakah setara atau tidak,”

“Tidak biasanya kau bersikap seperti ini, Ham. Kau segera menilainya dengan cepat, tidak seperti waktu yang lain masuk ke dalam organisasi kita,” Matthew menelisik gelagat mencurigakan yang ditimbulkan Abraham. “Uhm, maaf jika aku bertanya terlalu lancang. Kau menyukainya?” tanya ia untuk meyakinkan.

Abraham tersenyum, dan pada akhirnya Matthew hanya bisa menghela nafas gusar.

“Jangan menyukainya lebih dari sekedar teman. Kita semua tau rasanya kehilangan, apalagi dia. Bukankah kau juga takut kehilangan, Abraham?” tanya Matthew. “Abraham, aku tau. Aku tak pantas memberimu nasihat karena diriku juga memiliki banyak kekurangan. Tetapi, aku tidak ingin kau terluka seperti Shawn,”

“Kau tidak perlu khawatir, aku bukan Shawn. Dan kemungkinan besar aku tidak akan mengalami hal itu,”

“Abraham, di sisi lain aku menyukai dirimu yang percaya diri. Tapi, di sisi lain aku mengkhawatirkannya,”

Abraham hanya diam, tidak mampu menjawab. Biasanya ia akan menjawab dengan memberikan joke ringan, atau jawaban serius yang tidak terduga.

Tetapi ia memilih diam. Namun, dalam diamnya ia memendam rasa sakit yang terasa nyata meskipun dia baru memulainya.

Matthew pun akhirnya pergi untuk menyusul kawan-kawannya yang sudah berkumpul di basecamp.

Abraham setia menunggu Kyungsoo selesai dengan urusan kecilnya. Tak lama kemudian Pemuda itu keluar dengan ekspresi leganya.

Kyungsoo sadar jika dirinya di perhatikan, “Aku tidak sanggup untuk menahan buang air kecil selama empat jam lamanya, ditambah dengan AC mobil,” curhat Kyungsoo.

Abraham mengangguk, “Karena urusanmu sudah selesai. Jadi, ayo ikut denganku?” tawarnya yang kembali mengulurkan tangannya.

“Apakah aku akan baik-baik saja, Abraham?”

Abraham memasang poker face-nya, “Kau akan baik-baik saja, dan aku yang akan memastikan keselamatan dirimu.”

Clinquant | ChanSooHunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang