William tak menyangka bahwa Shawn masih menyimpan foto terakhir kali yang dirinya ambil.
Gadis itu alasan Shawn menjadi seperti ini, dia menjadi sosok yang pemurung dan juga lebih sering berada dikamarnya daripada beraktivitas diluar ruangan.
"Kau tak perlu mengatakan apa-apa, William." ucap Shawn, "Aku tau apa yang kau lakukan tadi. Dan lebih baik kau pergi, aku yakin urusanmu masih banyak yang harus diselesaikan,"
"Kau tampak kacau, Shawn."
"Terima kasih atas pujiannya,"
William menepuk pundak Shawn, "Kau tidak bisa terus menerus seperti ini, kami membutuhkanmu untuk kembali,"
"Mengapa aku harus kembali? Bukankah kalian menyukai aku yang sekarang?"
"Tentu saja tidak, kami suka kau yang dulu. Kau yang aktif, turut andil dalam misi. Dan juga menjadi sosok yang selalu membuat kami iri,"
"Kenapa kalian iri?"
William tersenyum, "Kami iri kepadamu karena kau sempat menjadi manusia yang paling bahagia sebelum ia pergi tanpa kejelasan waktu,"
"Will, Helio saja bahkan tidak berani membahas gadis itu dihadapanku. Tetapi kau berbeda, kau membahasnya didepanku tanpa rasa takut akan menyakitiku,"
"Jangan samakan aku, kami tidak sama walaupun kami bukan Orang yang baik. Dan misi ini sangat rumit, Shawn. Kami membutuhkan bantuanmu," ucap William berpura-pura sedih, namun saat Shawn membelakanginya.
Pria itu menyunggingkan senyuman misterius.
"Bantuanku, oh benarkah? Tapi Helio dan Abraham mengatakan bahwa itu semua bukan urusanku,"
"Tidak seperti itu, mereka takut kau akan terluka. Karena ada seseorang yang kemungkinan besar mengundang amarahmu, mereka tak ingin kau lepas kendali lagi. Tetapi misi kali ini sangat berat, Helio sangat membutuhkan bantuanmu meskipun dia tidak mengatakannya,"
Shawn duduk disinggasana kesayangannya, dia merasa Helio dan dirinya merupakan dua sisi yang berbeda.
Seperti minyak dan air, walaupun tak bisa menyatu, tetapi mereka selalu berdampingan.
Helio telah menjalankannya sendirian selama lima tahun belakangan ini, sementara Shawn memilih menyendiri dengan memikirkan rasa sakitnya.
Shawn merasa egois sekali.
"Satu-satunya Orang yang mampu mengundang amarahku sudah tiada, Will." ujarnya sembari menertawakan kematian seseorang yang dia benci.
William tersenyum tipis, "Kakakmu, Helio. Dia membutuhkanmu, Shawn. Dia membutuhkan dirimu disisinya,"
"Wendy sudah menggantikan posisiku, Gadis itu bisa melakukannya. Bahkan dia dipercaya mengantikanku selama lima tahun belakangan ini,"
"Tidak akan ada yang bisa menggantikan posisimu sebagai adiknya, dia selalu membutuhkanmu. Dan lebih baik kau ikut saja misi kali ini, bukankah kau juga memiliki dendam terhadap K-12?"
"Kau licik sekali, William. Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan kepadaku, adu domba adik dengan kakaknya, begitu?"
"Aku hanya ingin membantumu juga Helio, dan mungkin aku melakukan suatu kebaikan yang belum pernah kulakukan sebelumnya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Clinquant | ChanSooHun
Mystery / Thriller[ S L O W U P D A T E ] Ide cerita murni hasil imanjinasi Blue ⛔ Homophobia dan Plagiator Pergi Dari Lapak Ini ⛔ ⚠ Trigger Warning ⚠ Murder, Violence, Abuse, Harsh Words/Cursing. [ S I N O P S I S ] The butterfly effect, keputusan sekecil apapun ma...