Helio memandang ke arah luar jendela ruang kerjanya. Ia sibuk menerka-nerka apa yang terjadi di luar sana ketika sedang memperhatikan dunia luar.
Apakah masih kejam seperti dulu, atau hanya semakin kejam?
Ia rindu bisa berkeliaran bebas di dunia luar, namun kini ia terjebak di dalam mansion seolah tahanan hidup. Jika saja Orang-Orang itu tidak memburunya, ia sudah pasti bisa merasakan dunia luar tanpa rasa takut yang berarti.
Ya, bahkan saat kembali pulang saat bernafas bebas dan keluar dari sangkr emasnya ia malah mendapatkan luka jahitan.
Lamunannya terganggu akibat suara sepatu yang datang ke ruangannya. Seorang pemuda asing datang ke ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
“Kau siapa?” tanya Helio curiga bahwa sosok itu merupakan penyusup.
Ia meraba bawa meja kerjanya, di sana terdapat macam-macam senjata yang ia taruh untuk situasi seperti ini.
“Apakah kau Boss Kakakku? Ibuku bilang aku harus menemui Boss dari Kakakku. Dan apakah itu kau?”
Helio menerka-nerka sosok bocah yang ada dihadapannya. Seulas senyum tipis tercipta, “Pasti kau Do Jungwoo?”
Anak itu mengangguk dengan antusias. Dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, beberapa barang yang sudah lama tak Helio lihat.
Dan Jungwoo datang untuk memberikannya kepada Helio.
“Ibu menyuruhku untuk membawa ini kepadamu, Ibu bilang kau membutuhkannya.”
Helio melihat boneka usang yang dulu sering ia bawa, dan juga beberapa peralatan khusus miliknya yang sudah lama ia tinggalkan. Semuanya berisi kenangan masa lalu dan tersimpan didalam boneka tersebut.
“Kau benar, aku memang sangat membutuhkannya. Terima kasih Jungwoo, dan dengan siapa kau kemari?”
“Kakakku, tetapi tiba-tiba saja dia dibawa paksa oleh seseorang yang bertubuh tinggi dan juga kulitnya pucat, dan aku tersesat saat mengikutinya melewati lorong mansion ini, hingga akhirnya aku menemukanmu.”
Helio mengenal ciri-ciri yang disebutkan oleh Jungwoo yang tak lain adalah adiknya, Shawn.
“Mau kuantar untuk menemui Kakakmu?” tawar Helio ramah.
“Tentu!”
Helio beranjak dari kursi kebangaannya, dan ia mengulurkan tangan untuk Jungwoo. “Ayo, kita harus cepat menemui Kakakmu sebelum sosok itu berbuat sesuatu yang tak menyenangkan,”
Jungwoo mengangguk, dan ia meraih tangan Helio dan menggenggamnya.
Helio tersenyum samar, ia pun akhirnya mengantar Jungwoo untuk menemui Helio.
Namun rematan tangan Jungwo begitu kuat, Helio memastikan jika Jungwoo sedang tak bercanda. Namun wajahnya tampak pucat, “Jungwoo, ada apa?”
“Dadaku sakit, Kak.”
Nafas Jungwoo memendek, ia tampak tak baik-baik saja. Helio memandang ke arah figura besar yang memperlihatkan sebuah tempat yang tak asing baginya dan juga yang lain, K-12.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clinquant | ChanSooHun
Mystery / Thriller[ S L O W U P D A T E ] Ide cerita murni hasil imanjinasi Blue ⛔ Homophobia dan Plagiator Pergi Dari Lapak Ini ⛔ ⚠ Trigger Warning ⚠ Murder, Violence, Abuse, Harsh Words/Cursing. [ S I N O P S I S ] The butterfly effect, keputusan sekecil apapun ma...