Anna terbangun dari tidurnya sambil mengucek matanya, ia pun melihat sekelilingnya, ia merasa asing dengan tempat ini, ia ingat dan kembali menangis teringat kejadian semalam, seorang pria brengsek yang tidak di kenalnya merebut paksa kesuciannya.Ia melihat ke sebelahnya, seorang pria tampan sedang tertidur yang wajahnya begitu familiar dalam ingatannya, sekarang ia ingat dia adalah Alveno, teman seangkatannya yang terkenal dengan kenakalan yang di buat olehnya.
Anna melihat tubuh polosnya yang tertutup dengan selimut, ia terkejut melihat banyak jejak yang dibuat oleh Alveno. Anna langsung memungut bajunya yang berserakan di lantai dan memakainya, ia langsung pergi dari tempat menjijikkan itu, ia pun memberhentikan taxi yang lewat dan langsung pulang ke rumahnya.
Di dalam taxi Anna berdoa semoga orang tuanya belum pulang, supaya tidak melihat dirinya yang pulang pagi seperti in.•ɐןɐuuɐ•
Setelah sampai di rumah Anna tidak melihat mobil orang tuanya, Anna merasa lega dan langsung bergegas masuk ke dalam kamar mandinya. Ia langsung merendamkan badannya di bath up dan menangis di dalamnya sambil menggosok kasar jejak yang dibuat lelaki brengsek itu. Ia merasa dirinya begitu rendah sampai tak bisa menjaga kesuciannya.
Anna teringat sahabatnya, mereka pasti kebingungan mencarinya semalam dan pasti akan datang ke rumahnya untuk memastikan bahwa Anna ada di rumah. Anna langsung menyelesaikan mandinya.
Setelah mandi Anna melihat dirinya di kaca kamarnya, wajahnya sangat memprihatinkan. Mata sembab, hidung merah, di sudut bibirnya berdarah dan bengkak, lehernya terdapat banyak tanda yang di buat oleh si brengsek itu, Anna harus menghilangkan tanda itu, ia menggesekkan lehernya kasar bukannya menghilang tanda itu semakin memerah keunguan. Ia teringan sesuatu, ya foundation, ia langsung memberikan lehernya, Anna menghela napas lega akhirnya tanda itu sudah menghilang, ya walaupun tidak menghilang sempurna, setidaknya tidak begitu jelas.
TOK TOK
"Non, temanny ada di bawah non." Kata bisa imah ART rumahnya dan benar dugaan Anna.
"Suruh masuk aja bi." Ucap Anna. Di jawab anggukan oleh bi inah.
BRAKK
Grace mendorong pintu dengan keras.
"Anna lo kemana aja kemarin lo tau ga kita itu udah nyari lo ke seluruh penjuru acara si Arsen juga cari lo tau ga? kita udah lelah cari lo, kita kawatir tau nggak lo ngilang gitu aja, lo kemarin kemana aja haa?" Cerocos Grace.
"Maaf." Ucap Anna sambil menundukkan kepalanya.
"Gue udah ngomong panjang kali lebar lo malah cuma ngomong maaf, lo kemana aja?" Tanya Grace sambil mengangkat kepala Anna.
"Omoo, Anna muka lo kenapa?" Tanya Grace kawatir melihat wajah lusuh Anna. Anna hanya bisa diam tanpa menjawab.
"Anna lo habis nangis ya?" Tanya Kinan lembut.
"Anna jawab!" Tekan Grace sambil mengguncangkan tubuh Anna.
"Lo jangan pakai kekerasan gitu." Tegur Kinan pada Grace. Grace hanya mendengus kasar.
"Anna lo kenapa?" Tanya Kinan sambil mengelus pundak Anna lembut. Anna hanya menjawab gelengan.
"Na ngga mau cerita ke kita?" Jeda Kinan.
"Mungkin dia butuh waktu untuk sendiri." Ucap Kinan pada Grace. Grace hanya menghela napas.
"Yaudah deh, kita pulang dulu Na, kalau ada apa-apa langsung kabarin aja ya." Ucap Kinan dan di ikuti oleh Grace.
Sesudah sahabatnya pergi, Anna langsung menangis tersedu-sedu sambil memeluk bantal gulingnya, ia merasa begitu jahat pada mereka karena ia membuat sahabatnya kawatir padanya dan tidak mau terbuka kepada sahabatnya. Anna terus menangis sampai ia tertidur karena letih.
•ɐןɐuuɐ•
Alveno baru bangun dari tidurnya, ia membuka matanya perlahan, ia melihat sekelilingnya, ia merasa ini bukan kamarnya. Memejamkan matanya sejenak, dan ia sudah ingat mengapa ia disini, ia merasa brengsek karna sudah merusak anak gadis orang yang tidak ia kenal.
Alveno kembali mengingat wajah gadis yang familiar di matanya, ia merasa pernah bertemu dengan gadis itu, sekarang ia ingat, gadis itu satu sekolah dengannya, kemungkinan gadis itu anak IPA, ia harus segera mencari gadis itu di sekolah dan meminta maaf padanya.
Ia langsung mencari bajunya dan memakainya, ia harus pulang ke apartemennya, kalau ia pulang ke rumahnya ia pasti akan di hadang dengan beberapa pertanyaan oleh orang tuanya dan Alveno sangat malas dengan itu.
•ɐןɐuuɐ•
Setelah ia sampai di Apartemennya, ia menemukan tamu yang tidak di undang alias si Kenzo dan Rey yang tengah memakan cemilan punya Alveno sambil bermain game Play Station PS4 yang harganya 14 ribu A$ atau setara dengan 212,9 juta.
"Gimana Al semalam, nyenyak nggak tidur lo?" Tanya Rey si Playboy cap kaki buaya itu. Alveno hanya memutar matanya malas.
"Al lo nggak Ngapain-ngapainkan?" Tanya Kenzo. Alveno hanya mengangkat bahunya acuh dan langsung masuk ke dalam kamarnya.
Di dalam kamarnya Alveno hanya memikirkan siapa gadis yang telah ia rusak itu, bagaimana keadaan gadis itu sekarang? Ia mengingat wajah cantik gadis itu dan teringat bibir merah nan manis yang membuatnya tergoda dan ingin kembali merasakan manisnya bibir tipis yang membuatnya candu.
Ia harus mencari informasi tentang gadis itu, tapi bagaimana ia bisa mencari informasi itu, namanya saja ia tidak tahu, ia harus bertanya kepada sahabatnya siapa tau sahabat nya mengenal nama gadis itu, mungkin sahabatnya itu tau.
"Kalian tau nggak anak IPA yang tingginya sedagu gue kira kira, kulitnya putih bersih, warna bola matanya coklat muda gitu, rambutnya panjang sedada, lurus bergelombang dan warnanya pirang, trus hidungnya mancung gitu?" Tanya Alveno panjang.
"Lo nanya atau cari orang hilang sih?" Tanya Kenzo.
"Ck, intinya lo tau nggak?" Tekan Alveno.
"Nggak tau gue, si Rey mungkin tau, dia sering ngegombalin anak IPA." Jawab Kenzo.
"Tunggu, gue ingat-ingat dulu." Jawab Rey sambil berpikir, menerka-nerka orang yang dimaksud Alveno.
"Hidungnya mancung siapa ya? Ohh gue tau, dia yang kaya bule-bule gitu ya? Itu namanya si Brianna, pas gue gombalin dia cuek bebek aja, dia Anak IPA2." Lanjut Rey.
"Lo ada nomornya nggak?" Tanya Alveno.
"Ada, gue dapet dari temen sekelasnya, ehh... Lo kenapa nanyain dia? Lo suka ya sama dia?" Tanya Rey curiga.
"Ntar lo kirim nomornya ke gue, ntar gue traktir lo dikantin." Mendengar kata traktiran mata Rey langsung berbinar.
"Lah Rey aja yang lo traktir, gue enggak?" Tanya Kenzo cemburu karena hanya Rey yang di traktir Alveno.
"Hmm" Jawab Alveno malas.
Alveno langsung masuk ke dalam kamarnya, ia pun langsung mengambil handphone nya dan melihat nomor yang dikirim Rey tadi
Setelah mendapatkan nomor WA Brianna dari Rey, Alveno langsung menchat Brianna.
Dtng k rooftop bsk pgi!
Siapa?
Alveno.
Tidak ada balasan dari Brianna, hanya ada ceklis dua biru. Ia berpikir apakah Brianna mau bertemu dengannya? Apa mungkin dia tidak sudi bertemu dengannya karena dia sudah mengambil keperawanan gadis itu?
•TBC•
Budayakan vote, karna vote itu gratis.
Orang pelit kuburannya sempit 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANNA
Teen FictionIni entang dua insan yang tidak saling mengenal, apalagi saling mencintai, tiba-tiba di persatukan oleh takdir yang mempermainkan mereka. ••• "Maaf, gue harap lo lupain kejadian kemarin." Ucap Alveno. "Setelah lo ambil mahkota gue dengan seenaknya...