𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐆𝐮𝐲𝐬.
_____
PLAK.
Suara itu menggema keseluruh ruangan."Murahan." Ucap Papanya setelah menamparnya.
"Pah." Lirih Anna tidak mengerti apa maksud tamparan dari Papanya itu.
"Ini maksudnya apa Hah?!" Bentak Papanya sambil menunjukkan testpack.
Deg
Tubuh nya menegang seketika. Anna tau cepat atau lambat semuanya pasti akan terbongkar juga.
Ia lupa, tadi pagi waktu ia mengeluarkan handphone nya dalam tas, ia mengeluarkan semuanya dari dalam tas, pasti ia lupa memasukan testpack itu waktu ia memakan bekalnya tadi pagi. Ia memang sungguh ceroboh.
"Ya Tuhan, papa nggak pernah ngedidik kamu kayak gini ya Anna. Papa beneran sangat kecewa sama kamu. Kalau kamu butuh uang minta sama papa, jangan jadi pelacur kaya gini, sumua nya udah papa kasih, kurang apa lagi coba?" Ucap papanya tidak percaya.
"Aku nggak butuh uang papa, aku cuma butuh waktu papa sama mama untuk aku, sejak kecil aku di tinggal, aku cuma di rawat sama bi Imah, aku butuh kasih sayang kalian berdua, sejak kecil aku nggak pernah dapat perhatian, kalian cuma mikirin uang, uang, uang, pernah nggak kalian mikirin aku? Gimana keadaan aku di rumah? Tengokin aku? Nggak, kalian nggak pernah, sekalipun nggak pernah, aku cuman butuh itu." Lirih Anna. Membuat Mama dan Papanya bungkam.
"Satu lagi aku nggak pelacur yang kayak papa pikirin dan semua ini terjadi bukan karena keinginan aku, aku nggak bisa melawan ini semua, ini semua hanya sebuah kecelakaan. Dan maaf udah bikin kalian kecewa" Lanjut Anna.
"Siapa ayah dari anak kamu?!" tanya Papa Anna setelah sekian lama bungkam.
Sekarang gantian, sejak tadi papanya yang bungkam sekarang Anna lah yang bungkam.
"Siapa ayah dari anak kamu Anna?!" Ulang Papanya. Anna masih tidak menjawab.
"Jawab Anna?!" Bentak Papa Anna.
"Alveno pah teman sekolah Anna." dan akhirnya Anna pun menjawab.
"Nama panjang?" tanya Papanya dingin.
"Alveno Saga Mahendra." Lirih Anna. Ia pun tau dari Grace.
"Dari keluarga Mahendra, ayo kita pergi ke rumahnya." Ucap Papanya sambil mengambil kunci mobilnya dan di ikuti dari belakang oleh Mamanya. Anna hanya bisa melongo, apakah benar Papanya tahu rumahnya Alveno dan dari mana Papanya tau.
•🇦 🇱 🇦 🇳 🇳 🇦 •
Sekarang Anna sedang di dalam mobil Papanya, ia benar-benar takut, tangannya gemeteran sambil meremas ujung baju miliknya. Bagaimana jika respon keluarga Alveno menganggap ia murahan, mencaci-maki dirinya dan keluarga Alveno juga sama seperti Alveno yang menyuruh dirinya menggugurkan kandungnya. Ia benar-benar cemas, peluh sudah bercucuran di dahinya dan kakinya yang gemeteran.
Ia telah tiba di depan rumah Alveno, ia melihat seorang pria paruh baya yang sedang membaca koran di halaman teras Alveno, ia berpikir mungkin itu bokapnya Alveno, pria paruh baya itu melihat ke arah Papa Anna, dia pun berdiri dan berjalan ke arah Anna dan orang tua nya, Anna merasa gugup, ia tidak bisa terbayang apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Eh Prama, ada apa ya datang ke sini? Ada berkas ya yang belum saya tanda tangani at--." Ucapan Papa Alvano di potong oleh Papa Anna.
"Anak kamu menghamili anak saya." Ujar Papa Anna the poin sambil menunjukkan testpack kepada Papa Alveno. Anna hanya bisa menutup matanya, ia takut apa respon Papa Alveno.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANNA
Teen FictionIni entang dua insan yang tidak saling mengenal, apalagi saling mencintai, tiba-tiba di persatukan oleh takdir yang mempermainkan mereka. ••• "Maaf, gue harap lo lupain kejadian kemarin." Ucap Alveno. "Setelah lo ambil mahkota gue dengan seenaknya...