Alveno terbangun dari tidur nya, ia merasa kepala nya begitu sakit dan perut nya yang terasa mual. Ia berpikir mungkin hanya karena ia mabuk semalam dan meminum begitu banyak wine.
Ia melihat ke arah jam yang ada di dinding kamar nya, memperlihatkan hari yang sudah pukul setengah sepuluh, ia tidak akan pergi ke sekolah, mungkin ia hanya menitip absen kepada sahabat nya, itu pun kalau sahabat nya masuk kelas.
Entah kenapa ia ingin meminum susu putih biasanya ia paling anti dengan yang namanya susu. Ia memesan susu putih lewat aplikasi karena ia tidak kuat untuk mengendarai motor.
Belum apartemen nya berbunyi, ia berpikir mungkin pesanan nya telah datang, tetapi tidak mungkin datang secepat ini, padahal ia baru saja memesan sekitar dua menit yang lalu.
Ia pun beranjak dari tempat tidur nya dengan langkah sempoyongan. Saat membuka pintu apartemen nya, bukan pesanan nya yang datang melainkan sahabat nya yang datang dengan seragam sekolah.
"Lo kok nggak sekolah sih?" tanya Kenzo bingung.
"Kalian juga nggak sekolah." Balas Alveno.
"Kita males, sepi nggak ada lo." Balas Rey sambil mengambil cemilan do dalam kulkas Alveno. Alvano hanya melirik malas Rey, bilang saja kalau tidak ada yang mentraktir, tidak usah berbelit-belit.
Setelah sepuluh menit Alveno menunggu pesanannya, baru lah pesanan nya datang. Ia pun mengambil pesanan nya dan membayar nya. Saat ia masuk ke dalam apartemen nya, ia langsung di hadang beberapa pertanyaan oleh sahabat nya.
"Lo pesen ap-- WHAT lo pesen susu Al?" Teriak Kenzo dengan raut terkejut nya.
"Tumben? Lo biasanya nggak suka susu deh, anti banget malahan." tanya Rey.
"Nggak tau, pengen aja." Ujar Alveno sambil menaikan kedua bahunya.
"Aneh lo." Komen Rey.
"Gue ke dalam dulu, kepala gue sakit, badan gue lemes semua." Pamit Alvsno setelah meminum susu yang ia pesen tadi.
"Ya iya lah, gimana lo nggak sakit kepala, lo aja minum wine nya udah delapan kali, apalagi lo ngigau pakai sebut namanya si Anna lagi." Ucap Rey.
Baru dua langkah Alveno melangkah, ia langsung berhenti karena ucapan Rey.
"Jan ngadi-ngadu lo, nggak mungkin banget gue ngingauin Anna." Alveno masih tidak percaya dengan ucapan Rey.
"Nggak percaya banget lo sama gue, si Kenzo juga dengar lo ngigauin Anna." dan di dukung anggukan oleh Kenzo yang masih asik memainkan PS4 Alveno.
"Lo tau nggak apa yang lo ngingauin?" tanya Rey. Di balas gelengan oleh Alvano.
"Lo ngomong gini loh Manis, bibir lo manis, bibir lo ngebuat gue candu, manis... Haha manis merinding gue dengar lo ngomong itu Al." Ucap Rey sambil menirukan gaya Alveno berbicara. Dan di balas dengan tatapan tajam oleh Alveno.
"Serius, nggak boong gue." Ucap Rey sambil mengangkat kedua jari tengah dan telunjuk nya dengan takut.
"Iya Al, lo pasti ada hubungan sama si Anna itu kan, manis, bibir, pasti nih lo pernah ciuman nih sama dia." Dan ya seratus buat Kenzo.
"Nggak mungkin, gue nggak inget, bohong kan lo berdua." Balas Alveno sambil menggelengkan kepala nya tidak percaya.
"Gimana lo mau inget keadaan lo aja setengah sadar." Ujar Rey.
Alveno tidak mendengarkan ucapan Rey, ia langsung pergi ke dalam kamar nya dan memikirkan apa semua yang dibilang sahabat nya benar, tidak mungkin ia mengucapkan itu. Ia akui bibir Anna itu manis dan membuat ia candu, tetapi ia tidak mungkin mengucapkan itu di depan sahabat nya dengan keadaan mabuk.
•🇦 🇱 - 🇦 🇳 🇳 🇦 •
Sekarang Anna sudah berada di dalam mobil Grace, Kinan sudah di jemput supirnya, mobilnya masih ada di bengkel, tadi Arsen sudah mengajak ia pulang bersama tapi ia takut merepotkan Arsen seperti kemarin.
Saat di jalan ia melihat rujak, ia pun tergiur olehnya dan langsung memberhentikan mobil Grace.
"Stop Grace, stop woii." Ucap Anna tergesa-gesa. Membuat Grace rem mendadak.
"Apaan sih Naa, untung ga ada orang dibelakang, kalo ada gimana coba." Ucap Grace kesal.
"Maaf, gue mau itu." Ujar Anna sambil menunjuk pedang rujak di pinggir jalan.
"What?! Lo pengen rujak?!" tanya Grace terkejut.
"Iyaa." Lirih Anna sambil menganggukkan kepala nya.
"Tumben? Biasanya lo nggak suka ama buah-buahan deh." Ujar Grace heran.
"Apa jangan-jangan lo ngidam yah?" Lanjut Grace.
"Hah? Eh, eh nggak kok, nggak mungkin kan gue hamil, ba-- pak nya siapa coba, ngaco lo haha." Gugup Anna.
"Iya juga sih bapak nya siapa? Ayok deh gue juga mau beli air mineral di situ." Ucap Grace sambil turun dari mobilnya.
Ia mendapatkan pesan dari mamanya saat menunggu pesanan rujak nya.
Mama sudah tiba di rumah, kemarin mama telpon kamu tapi handphone kamu nggak aktif.
Akhirnya orang tua nya sudah pulang ia sungguh rindu kepada orang tua nya.
Setelah pesanannya datang, ia langsung memakannya dan bergegas pulang karena ia tidak sabar bertemu orang tua nya.
Saat telah berada di depan rumah nya ia langsung turun dari mobil grace.
"Thanks ya, lo mau mampir nggak?" tanya Anna basa basi.
"Nggak deh gue mau shoping ama nyokap." Balas Grace.
"Yaudah gua masuk dulu, udah kangen banget ama bonyok nih." Ucap Anna.
"Gue titip salam ya ama bonyok lo." Ujar Grace. Di jawab dengan mengangkat jari jempolnya pertanda sip oleh Anna.
Saat tiba di pintu ia melihat mamanya yang sedang memegang kepala nya entah karena apa dan papanya yang Sedang membelakangi nya. Saat ia ingin memeluk orang tua nya, bukannya pelukan yang ia dapatkan malah tamparan yang di berikan Papanya.
PLAK
"Murahan." Ucap Papanya setelah menamparnya.
•TBC•
Next?
Spam komen and vote.~
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANNA
Teen FictionIni entang dua insan yang tidak saling mengenal, apalagi saling mencintai, tiba-tiba di persatukan oleh takdir yang mempermainkan mereka. ••• "Maaf, gue harap lo lupain kejadian kemarin." Ucap Alveno. "Setelah lo ambil mahkota gue dengan seenaknya...