•Chapter 6 : Kenyataan•

2K 126 6
                                    


Anna memberanikan diri untuk untuk mengetes nya. Apapun yang terjadi, bagaimanapun hasilnya, ia harus siap menerimanya. Mau tidak mau , suka tidak suka, itu sudah menjadi jalan takdir dalam hidupnya.

Anna sudah mencoba alat itu, sekarang yang Anna lakukan hanyalah memejamkan matanya, ia takut untuk membuka matanya dan melihat hasilnya, keringat sudah bercucuran di dahinya, kakinya pun sudah bergetar hebat, jantungnyapun sudah berdetak 2 kali lebih cepat.

Anna menarik napas dan membuangnya perlahan, ia pun memberanikan diri untuk melihat hasilnya, ia membuka kelopak matanya secara perlahan, sedikit demi sedikit hasilnya pun mulai nampak,

Deg

Ia menangis melihat hasilnya, perasaannya pun campur aduk, ia merasa senang karena ia akan menjadi ibu, ia pun merasa sedih karena ayah dari calon buah hatinya pasti tidak akan menerimanya, dan ia merasa kecewa pada dirinya sendiri karna ia tidak bisa menjaga kehormatannya.

Sekarang Anna hanya bisa menangis tanpa suara, ia menenggelamkan kepalanya ke bantal. Ia tidak tau bagaimana kedepannya, apakah ayah dari calon anaknya ini menerima keadaannya dan menganggap nya dan bertanggung jawab.

Orang tuanya pun besok datang bagaimana orang tuanya tau keadaannya sekarang, apakah ia harus jujur pada orang tuanya atau menyembunyikannya dari orang tuanya. Kalau orang tuanya tau pasti mereka akan kecewa dan malu karena anaknya hamil di luar nikah.

Dan bagaimana dengan sahabatnya tau ia sedang hamil, padahal ia belum memberi tahu kan tentang kejadian beberapa hari lalu saat ia hilang di ulang tahun Arsen, bagaimana jika sahabatnya jijik padanya karena memiliki teman yang hamil di luar nikah. Ia sungguh takut sekarang.

Ia harus mengatakan kepada Alveno bahwa ia hamil Anaknya dan ia harus bertanggung jawab atas semua ini. Ia pun langsung menchat Alvano.

Gue pengen ketemu.


Hanya ada ceklis dua abu-abu, ia berfikir mungkin Alveno sedang belajar. Ia berharap semoga besok akan baik-baik saja.

ɐןɐuuɐ

Sekarang Alveno telah sampai di warung belakang sekolah, ia tidak melihat sahabatnya, mungkin sahabatnya masih di dalam sekolah. Ia langsung menchat sahabatnya dan meminta sahabatnya ke warung belakang sekolah, saat mengeluarkan handphonenya, ia melihat satu notifikasi dari Anna ia langsung membukanya.

Gue pengen ketemu.

Ok, besok sebelum bel masuk ke rooftop.

Hanya ada ceklis dua abu-abu. Ia teringat tentang kejadian tadi pagi, ia berfikir kenapa Anna tidak sekolah, apa jangan-jangan dia sakit karena dia tadi pagi ke apotek, ia merasa sedikit kawatir pada Anna, tapi ia berusaha menyangkal perasaannya. Ia membuka room chat grup sahabatnya yang di beri nama cogan dunia akhirat yang di buat oleh Rey

COGAN DUNIA AKHIRAT

Ke warung belakang sekolah sekarang!

Rey Buaya Afrika
Bolos bos?

Kenzoo
Nggak boker
Ya bolos lah ganteng

Rey Buaya Afrika
Baru tau lo kalo gue ganteng
Dari dalam kandungan gue emang ganteng
Baru tau kan lo?

Kenzoo
Idih jancok

Cepetan!!

Kenzoo
Sip

Rey Buaya Afrika
^2

Kenzoo
Niru lo

Rey Buaya Afrika
Bodo

Mereka sampai dengan keadaan keringat yang bercucuran di dahinya karena mereka ketahuan membolos dengan guru BK.

"Lama." Decak Alveno.

"Kita hampir ketangkep sama guru BK." Kata Rey sambil ngos-ngosan. Alveno hanya memutar bola matanya malas.

"Es jeruk tiga mang." Ucap Alveno kepada mang E yang punya warung. Mang E hanya memberikan ibu jarinya pertanda sip.

"Itu baru namanya sahabat yang baik." Puji Rey.

"Kalo ada maunya baru lo baik-baikin." Jawab Kenzo. Rey hanya menyengir.

"Gue kemarin di suruh ambil album lama sama emak gue, trus kayak ada yang ngikutin gue gitu, gue merinding jadinya." Cerita Kenzo memecahkan keheningan.

"Hantu terberat yang pernah ngikutin lo apa?." Tanya Kenzo pada Rey.

"Bayang-bayang mantan." Jawab Rey sambil melihat ke atas mengingatnya. Kenzo hanya berdecak kesal dan menoyor kepala Rey.

"Akhirnya." Ucap Rey saat melihat es jeruk yang sudah siap.

"Legaa." Ucap Kenzo saat minumannya yang sekali teguk tandas.

Alveno mengeluarkan sebungkus rokoknya dan langsung dibakarnya, ia memberikan kepada sahabatnya dan langsung di ambil oleh Rey Dan Kenzo.

"Udah lama nih gue nggak ngerokok." Ucap Rey.

"Tumben lo, kenapa?." Tanya Kenzo.

"Cewe gue yang sekarang ia nggak suka asap rokok, kalo gue ngerokok depan dia, pasti telinga gue di jewer sama dia, yang sekarang galak soalnya." Curhat Rey. Mendengar cerita Rey, seketika Kenzo tertawa terbahak-bahak.

"Ha ha di jewer."

"Lo bukannya cariin gue cewe baru, malah ngetawain gue lo, emang lo sahabat paling lucknut." Jawab Rey.

"Makanya jangan jadi playboy lo." Ucap Kenzo.

Kring

"Udah bel nih, main basket yok." Ajak Kenzo. Hanya di jawab anggukan oleh Alvano dan Rey sambil beranjak dari tempat duduknya.

Saat mereka berjalan di lapangan, Rey melihat Grace dan Kinan berjalan ke arah mereka, kenapa Rey kenal dengan mereka karena Rey selalu ke kelas IPA2 untuk ngegombalin mereka.

"Eh ada neng Kinan ama boneka chucky." Ucap Rey pada Kinan dan Grace.

"Enak aja lo bilang gue boneka chucky, nggak bisa lo ngebedain yang mana yang cantik yang mana yang serem." Bantah Grace.

"Iya lo nya yang serem, dia nya yang cantik." Ucap Rey. Saat Grace mau membalasnya ditahan oleh Kinan.

"Oh iya Al, si Anna yang gue bagi nomornya ke elo, mereka ini sahabatnya dia." Ucap Rey pada Alveno.

"Eh, lo ngapain nge nyebarin nomornya si Anna, dari siapa lo dapet nomor Anna?!" Tanya Grace pada Rey dengan marah.

"Lo juga kenapa lo minta nomor sahabat gue? Oh gue tau jangan-jangan lo suka kan sama Anna?" Tuduh Grace pada Alveno. Alveno hanya mengacuhkannya sambil Mendribble bola basketnya bersama Kenzo, sedangkan Rey asik melihat Grace yang sedang marah-marah.

"Oh iya si Anna mana?" Tanya Rey. Mendengar nama Anna, Alveno langsung memberhentikan pergerakannya.

"Dia sakit." Jawab Kinan.

"Sakit apa?" Tanya Alvrno dengan raut wajah yang kawatir. Melihat wajah kawatir Alvrno mereka semua terkejut melihatnya, tak biasanya ia kawatir kepada orang lain yang belum dekat dengannya.

"Dia nggak enak badan." Jawab Grace.

"Lo kenapa kayak kawatir gitu, jangan-jangan lo ada hubungan ya sama dia?." Tuduh Rey.

Alveno hanya mengacuhkannya dan melanjutkan permainannya, saat Mendribble bola basket Alveno tidak fokus karena pikirannya di penuhi oleh Anna, tetapi ia terus menyangkalnya.


•TBC•

Double up gays.
Tinggalkan jejak kalian.
Voment, share.
Jan jadi silent reader's Guys

ALANNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang