•Chapter 10 : Mabuk•

2.4K 131 11
                                    

Sekarang Anna telah sampai di rumahnya dengan cepat, ia menyuruh Arsen untuk mencepatkan laju motornya karena ia teringat oleh pesan mamanya tadi pagi, sebenarnya ia dan Arsen ingin mampir ke kafe dekat sekolah untuk makan tetapi tidak jadi.

Sesampainya ia di dalam rumah ia tidak melihat keberadaan orang tuanya, padahal orang tuanya akan datang, tetapi tidak ada, ia pun bertanya kepada bi Imah kenapa orang tuanya tidak ada di rumah.

"Bi, mama sama papa belum datang?" tanya Anna.

"Tuan sama Nyonya tadi nelpon non, katanya mereka nggak jadi datang hari ini non." Jawab bi Imah.

"Kenapa bi?" tanya Anna bingung.

"Ada klien nya tuan minta meeting hari ini non, kalau engga dia nggak mau kerja sama." Balas bi Imah.

"Kok aku ngga di kasih tau ya bi?" tanya Anna.

"Katanya handphone non ngga aktif." Jawab bi Imah.

"Oh iya bi handphone Anna lowbat, yaudah bi, Anna ke atas dulu." Ujar Anna lesu.

Padahal Anna ingin sekali bertemu dengan orang tuanya, sudah 5 bulan lebih Anna tidak bertemu dengan orang tuanya, itu pun hanya saat hari besar orang tuanya pulang. Ingin sekali rasanya ia makan bersama dengan orang tuanya, di antar sekolah oleh papanya bukan sopirnya, memakan masakan mamanya, mungkin itu hanya khayalan nya saja. Ia sudah terbiasa hidup mandiri.

•🇦 🇱 - 🇦 🇳 🇳 🇦 •


Malam ini Alveno dan sahabatnya telah tiba di area balapan, sesuai janjinya dengan si Satria musuh abadinya dari jaman ia baru masuk kelas sepuluh karena tunangan Satria telah jatuh hati kepada Alveno saat baru masuk MOS, sampai tunangan Satria ini hampir membatalkan pertunangannya karena ia terobsesi kepada Alveno dan ia ingin turun lagi ke kelas sepuluh padahal dia sudah kelas dua belas, karena ia ingin sekelas dan duduk satu bangku dengan Alveno. Karena obsesinya kepada Alvano yang terlalu berlebihan sampai ia sekarang di rawat di rumah sakit jiwa. Dan karena itu lah Satria ingin membalaskan dendamnya terhadap Alveno.

"Liat aja gue bakal kalahin lo Alveno." Ujar Satria dengan percaya diri.

"Hah, lo yang bakalan menang? Ngimpi lo." Ejek Rey.

"Palingan lo yang bakal kalah lagi." Ejek Kenzo.

"Siap-siap aja uang lo bakal habis." Ucap Rey.

"Kita bakal party bro." Ucap Kenzo sambil menepuk pundak Rey.

Setelah mereka berdua bersiap-siap dengan mengecek kondisi motornya, mereka pun menaiki motor dan memakai helmnya.

Seorang wanita dengan pakaian minim berjalan ke tengah-tengah mereka dengan membawa sebuah bendera. Wanita itu pun memulai hitungannya dengan menghitung mundur, sampai terdengar berbunyi pistol 'Dor' pertandingan nya sudah di mulai dan di sertai bendera yang dia angkat ke atas.

Kemudian dengan kecepatan penuh Alveno mulai melajukan motor dan memimpin pertandingannya. Ia melihat Satria dari kaca spion nya, Satria berada tepat di belakangnya, ia pun mempercepat jalan motornya.

Alveno hampir mendekati garis finish, ia menambah kecepatan laju motornya, dan akhirnya Alveno lah yang dulu melewati garis finish, dan di sambut sorak-sorak gembira dari kubunya, dan sorak lesu dari kubu Satria.

Ia pun melihat Satria yang baru turun dari motornya, ia memperlihatkan senyum mengejeknya kepada Satria, muka Satria menjadi memerah karena malu, ia langsung melemparkan se amplop uang kepada Alveno dan di tangkap olehnya.

"Yuhuu, party ." Sorak Rey dan Kenzo.

"Nih uang nya, kita ke club sekarang." Ujar Alveno sambil melemparkan amplop yang di beri Satria tadi. Dan di sambut oleh Rey.

Mereka langsung menaiki motornya dan pergi ke club, Alveno ingin menghilangkan pikiran nya tentang kejadian tadi siang dan melampiaskan nya dengan minum alcohol dan mabuk-mabukan.

Sekarang mereka telah sampai di club. Mereka langsung membeli wine, Alveno langsung membeli 5 wine karena dirinya sedang merasa kalut karena melihat Anna bersama laki-laki yang tidak di kenal nya.

Ia merasa tidak puas dengan wine yang di minumnya, ia pun menambah 3 wine lagi, ia langsung meminum nya hingga tandas semua, sampai ia meracau tak jelas.

"Aghh... Bangsat lo, karena lo gue kaya gini." Racau Alveno. Sahabat nya pun bingung apa yang di maksud Alveno

"Karena lo."

"Karena lo." Teriak Alveno berulang-ulang.

"Kenapa bisa ketawa sama dia, sedangkan sama gue lo marah-marah."

"Kenapa?!"

"Kenapa?!"

"Kenapa Anna?!" Teriak Alveno sambil menarik rambutnya kasar.

Sahabat nya pun heran kenapa ia menyebut nama Anna, ada apa dengan Alveno.

Karena Alveno terus meracau tak jelas, Rey dan Kenzo pun akhirnya membawa Alvrno pulang ke apartemen nya, tidak mungkin dia terus di sini.

Tetapi dengan apa mereka membawa Alveno pulang ke apartemen nya. Mereka saja pergi dengan motor bukan dengan mobil, tidak mungkin mereka berdua membawa Alveno dengan menggunakan motor, pasti Alveno tidak akan tenang dan tidak mungkin mereka berboncengan bertiga seperti terong-terongan.

Akhirnya Rey menelpon supirnya untuk membawa kan mobil dan menyuruh supirnya membawa motor mereka bertiga.

Di dalam mobil Alveno masih meracau tidak jelas, Rey yang membawa mobil dan Kenzo di belakang dengan Alveno yang tidak mau tenang.

"Manis."

"Bibir lo manis, bibir lo ngebuat gue candu."

"Manis... Haha manis."

Rey pun melihat ke belakang dari kaca spion nya ia merasa ada yang di sembunyikan Alveno kepada mereka berdua, Kenzo pun merasa begitu.

Mereka telah sampai di apartemen nya Alvano, Rey dan Kenzo memapah Alvano masuk ke dalam, karena Alveno berjalan dengan sempoyongan.

Alveno terus meracau sampai ke dalam kamarnya, Rey dan Kenzo membaringkan Alveno di kasurnya dan meminum kan Alveno segelas air putih dan Alveno merasa tenang, ia langsung tertidur.

•TBC•

Tinggalkan jejak kalian
Voment, share and follow gays

ALANNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang