•Capter 5 : Takut•

1.9K 119 2
                                    

Di pagi hari Anna tengah sibuk mengeluarkan isi perutnya, entah berapa kali ia keluar masuk ke dalam kamar mandi dan berakhir dengan tubuhnya yang lemas.

Ia berpikir mungkin ia hanya kelelahan dan perutnya yang kosong karna ia terlambat makan kemarin, ia tidak bisa terlambat makan karena ia mempunyai penyakit maag.

Dengan tubuh yang lemas Anna keluar dari kamar mandi, wajahnya yang terlihat pucat dan lelah, ia merasa perutnya sedang tidak baik, sungguh ia tak nyaman dengan perutnya sekarang.

Anna berbaring di atas kasur miliknya, ia berpikir ada apa dengannya, akhir-akhir ini ia sering merasa lelah, pusing dan mual, tidak biasanya ia seperti ini.

Seharusnya Anna hari ini pergi ke sekolah, tapi rasanya tidak mungkin ia berangkat ke sekolah dengan kondisi seperti ini. Ia akan meminta izin ke gurunya lewat sahabatnya, ia akan menelepon sahabatnya, saat ia akan menelepon sahabatnya, grace juga meneleponnya.

"Anna lo dimana kok udah hampir bel masuk berbunyi lo belum juga datang, lo nggak kenapa-napakan?" Tanya Grace kawatir.

"Lo izinin gue ya, gue lagi nggak enak badan, badan gue lemes semua." Jawab Anna dengan lirih.

"Lo udah bawa ke dokter belum?" Tanya Grace.

"Belum, rencananya gue pergi ke dokter sore." Jawab Anna.

"Lo istirahat dulu aja, ntar gue izinin." Ujar Grace.

"Eh yah, gue duduk sendiri dong." Lanjut Grace.

"Ya mau gimana lagi, kalo tukaran tempat duduk, ntar lo kena denda lagi." Kata Anna.

"Udah dulu ya, gurunya udah masuk." ucap Grace sambil memutuskan sambungan teleponnya.

Setelah berteleponan dengan Grace, Anna langsung turun ke dapur untuk meminum susu putih, karena akhir-akhir ini ia sering minum susu putih.

"Nggak sekolah non?" Tanya bi Imah yang baru datang.

"Nggak bi, lagi nggak enak badan." Jawab Anna.

"Mau di bikinin apa non?" Tanya bi Imah.

"Nggak usah dulu bi, lagi nggak nafsu makan." Jawab Anna.

"Yaudah bibi siram tanaman dulu non." Ucap bi Imah.
Anna hanya menjawab dengan anggukan saja.

Setelah meminum susu putih, Anna langsung pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Saat sampai di kamarnya, handphone Anna berbunyi, Anna langsung melihat panggilan dari siapa, ternyata itu dari mamanya, Anna langsung mengangkatnya.

"Halo maa." Ucap Anna.

"Kamu nggak sekolah?" Tanya mama Anna dari dalam telepon.

"Nggak maa." Jawab Anna.

"Kenapa?" Tanya mamanya.

"Lagi nggak enak badan maa." Jawab Anna.

"Kamu udah ke dokter atau mau mama teleponin dokter keluarga kita?" Tanya mama Anna dengan kawatir.

"Nggak usah maa, ntar Anna ke rumah sakit aja." Jawab Anna.

"Mama kenapa nelpon?" Tanya Anna.

"Mama cuma mau bilang, besok lusa mama sama papa kamu pulang." Jawab mama Anna.

"Ohh." Jawab Anna singkat.

"Yaudah, mama tutup dulu ya, kamu istirahat dulu aja." Ucap mama Anna.

"Hmm." Jawab Anna dengan singkat.

Setelah mendapat telepon dari mamanya, Anna langsung berbaring di kasurnya, Anna teringat bahwa bulan ini ia belum datang bulan, ia langsung teringat scandal yang ia lakukan dengan Alveno, ia harus membeli testpack, untuk membuktikan bahwa pikirannya salah, jangan sampai ia hamil, kalau saja ia hamil, bagaimana kehidupannya kedepan, ia segera mengambil jaket dan maskernya untuk menutupi wajahnya, supaya tidak ada orang yang melihatnya membeli testpack.

ɐןɐuuɐ

Saat ini Alveno baru saja bangun tidur, ia melihat jam di dindingnya, hari sudah menunjukkan pukul delapan pagi, ia sudah terlambat, sebaiknya ia membolos kali ini, kalau ia masuk kelas, tentu saja ia akan di hukum oleh guru piket. Alveno langsung turun dari kasurnya dan mandi.

Setelah bersiap-siap Alveno langsung pergi dari apartemennya menuju ke belakang sekolah, saat ia di jalan, melihat seseorang familiar keluar dari Apotek dengan memakai masker, melihat lekuk tubuh dan perawakan orang itu, seperti Anna, seorang cewe yang ia tiduri beberapa hari lalu saat ia mabuk, ia berpikir kenapa Anna tidak sekolah atau ia yang salah liat, ia pun langsung mengikutinya.

Saat mengikuti gadis itu, gadis itu masuk ke dalam perumahan mewah dan membuka maskernya, saat melihat wajah gadis itu, Alveno terkejut, benar dugaannya bahwa cewe itu memang Anna, gadis yang ia tiduri di club malam itu. Saat mengikutinya, Anna masuk ke dalam rumah bercat abu-abu itu, sekarang ia sudah tau rumah Anna. Setelah mengikutinya Alveno langsung putar balik ke sekolah dan membolos bersama sahabatnya.

ɐןɐuuɐ

Setelah Anna bersiap-siap untuk pergi ke apotek, Anna langsung keluar dari kamarnya saat di luar rumah, Anna ditanya oleh supirnya.

"Mau kemana non?" Tanya supirnya.

"Mau ke apotek pak." Jawab Anna.

"Mau di anterin non?" Tanya pak supir.

"Nggak usah pak, apotek nya cuma di kompleks sebelah." Jawab Anna.

"Nggak sekolah non?" Tanya pak supir.

"Nggak pak, lagi nggak enak badan." Jawab Anna.

"Ohh, Hati-hati ya non." Ucap supirnya. Anna hanya menganggukkan kepalanya.

Anna langsung pergi ke apotek dengan berjalan kaki, hitung-hitung olahraga pagi, saat telah sampai di apotek, Anna langsung membeli testpacknya.

"Mbak testpacknya satu ya." Ucap Anna kepada Mbak apoteknya.

"Mau yang kaya gimana mbak?" Tanya Mbak Apotek.

"Yang paling akurat aja mbak." Jawab Anna.

"Untuk siapa mbak?" Tanya mbak Apotek sambil memberikan testpacknya.

"Emm, untuk... Tante saya mbak." Ucap Anna sambil. Memberikan uangnya dan langsung bergegas pergi dari Apotek.

Saat di jalan pulang Anna merasa ada orang yang mengikutinya, Anna langsung mempercepat jalannya, saat di dalam kompleknya Anna merasa pengap karena memakai masker Anna pun langsung membuka maskernya.

Anna sudah sampai di dalam kamarnya, ia langsung masuk ke dalam kamar mandi dan mengengecek apakah dugaannya salah atau benar, ia merasa takut sekarang.


TBC

Double up gays
Tinggalkan jejak kalian
Vote, coment, share

ALANNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang