chapter 11

963 106 11
                                    

Dua hari ini Dylan terlihat beredar dikampus, beberapa kali ketika Sean dan Dylan hampir berpas-pasan, Sean selalu berusaha menghindar. Dylan dapat merasakan sikap acuh Sean, dia berpikir Sean benar-benar marah setelah kejadian dia nekat mencium pipi Sean.

Ruang Dosen - pagi
Pukul 11.29

Dosen Lee : baiklah Sean, ini materi untuk tugasmu, saya tau ini lebih rumit. Karena itu aku menyiapkan kamu mentor untuk membantu.
Hubungi dia....

Sean duduk didepan meja Mr.Lee. karena dia mahasiswa transfer, banyak sekali sub pelajaran yang harus dia susul. Sean cukup pandai, tetapi memang banyaknya hal yang harus dia kejar membuat dia kewalahan.

Sean : wah terima kasih Mr.Lee,
aku memang sangat membutuhkan mentor kali ini.
Wajah lega Sean terlihat jelas.
Mr Lee : ya, dan aku memberimu mentor terbaik, dia dulu mendapatkan nilai teratas di sub bidang ini.
Nama nya Dylan Wong, dan kamu bisa catat nomor nya.

Wajah lega Sean sontak berubah kaku.
Sean : d-dy-dylan wong?
Ucapnya terbata-bata.
Mr.Lee : ya. Apa kau mengenal nya?
Sean : ehmm..ya aku mengenalnya.
Mr.Lee : baik sekali jika begitu.

Sean terdiam sambil membatin (masalah tugas sudah ada jalan keluarnya, tapi masalah lain malah muncul)
Mr.Lee : ada apa Sean?
Sean : ah Mr.Lee, bagaimana jika mentorku Wang Yibo saja? Bukankah dia juga selalu memiliki nilai terbaik?

Mr.Lee mengerutkan dahinya terlihat berpikir
Mr.Lee : Wang Yibo?
Ehmm ya dia memang selalu menduduki peringkat atas,
tapi yang aku tahu dia sedang memiliki kesulitan pada TA nya. Dia pasti tidak punya waktu untuk membantu mu. Saya rasa Dylan sudah yg paling baik untuk saat ini.

Sean hanya bisa pasrah mendengarnya. Ya dia juga sebenarnya ingat kalo pacar nya itu sedang sibuk.

Mr.Lee : lagi pula Dylan berkepribadian sangat supel, ramah dan selalu tersenyum.

(Ramah dan selalu tersenyum? Ini bukan kencan buta ya Tuhan, batin Sean)

Mr. Lee : dari pada Yibo, si wajah kaku itu. Kamu akan semakin tertekan saat membuat tugasmu... hahaha.
Mr.Lee mencoba membuat lelucon.
Dan Sean berusaha ikut tertawa dengan canggung.

(Tapi wajah kaku Yibo itu membuat ku terkadang bernapsu, protes Sean dalam hatinya? ah, Sean jadi semakin merindukan kekasihnya)

Cafeteria Kampus - siang
Pukul 12.30

Darren mendapati Sean mengigiti sedotan di milkshake nya dengan wajah kusut nya.

Darren : kenapa lagi? Bukankah kamu sudah mendapat mentor untuk membantu mu.
Sean : ya....
Darren : lalu?
Sean : Dylan mentor yg ditunjuk Mr.Lee untuk ku.
Sean mehembuskan nafas pendek nya.
Darren : wow luar biasa!
Sean : luar biasa mata mu.
Aku bahkan tidak berani mengatakan ke Yibo.

Darren tersenyum sambil membayangkan sesuatu.
Darren : aku seperti nya akan mendapatkan tontonan menarik, antara kamu Dylan dan Yibo.
Sean : yakkkk, kamu sahabat ku bukan?!

Tak lama Dylan mengampiri mereka duduk di samping Sean.
Dylan : kau tidak bisa menghindari aku lagi Sean.
Sapa Dylan dengan lembut.
Darren dan Sean saling melirik

Sean : siapa yang menghindari mu?
Jawab Sean sambil memutar mata nya.
Dylan : em.. baiklah kalo memang tidak.
Jadi aku bisa menjadi mentor mu tanpa harus kucing-kucingan
Dylan memasang senyum indahnya itu.
Sejenak Sean kembali terpana.
(Sial, dia teralu tampan! seandainya Yibo juga sering tersenyum begitu)

aku dan mereka (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang