Seperti biasa, mereka mampir ke salah satu apartemen dan mungkin menginap di sana kalau memungkinkan. Dan kali ini, yang menjadi pilihan adalah apartemennya Raka, since pria itu baru pulang dari Singapura dan pasti merindukan apartemennya.
Sebenarnya Raka tidak masalah mampir ke apartemen siapa saja, yang penting dia bisa mandi dan tidur, dan dia juga tidak merindukan apartemennya. Tapi dia suka bertanya pada Race, dan dia suka ada yang mengatur-aturnya.
Sometimes, he just tired of making decision of his own.
Jadi, setelah ciuman panjang dan hangat itu, Raka mengendarai mobil Race ke apartemennya, dan langsung membersihkan diri sementara Race membuat makanan.
Apartemen Raka bergaya minimalis dan cukup luas untuk ditinggalinya sendiri, dengan dua kamar tidur; dua kamar mandi, di master bedroom dan ruang tamu; dapur yang menyatu dengan ruang tamu; dan ruang tamu yang dilengkapi dengan floor-to-ceiling window yang menampakan Kota Jakarta dari lantai 25.
Raka berjalan ke arah Race yang sedang memainkan ponsel sambil duduk di meja makan, sayur bening dan tempe goreng sudah tersaji di atasnya. Race terlihat sudah segar juga, dengan aroma fresh green apple milik Raka yang menguar dari tubuhnya.
"Hei," Raka menyapa as he leaned down to kiss her forehead, then take a sit next to her. "Daster banget, nih?"
Race meringis. "Iya. Abisnya kaos sama celana aku udah aku bawa kemarin biar nggak kebanyakan, and no thoughts to stay overnight. Nggak pa-pa, kan?"
Raka get closer to her, wrap her around his arm. "Nggak pa-pa. Seksi, kok. Aku suka." Raka menggesekkan hidung mereka dengan gemas, sebelum menegakkan diri kembali. "Okay. Time to eat."
Race mengambilkan nasi untuk Raka, lalu untuk dirinya sendiri.
Almost four months of their togetherness, Raka dan Race mulai mengenali kepribadian masing-masing, dan menemukan pengetahuan baru, such as: Race ternyata suka fictional and romantic books, anak dasteran, and a fangirling also fanatic over Percy Jackson; Raka ternyata shirtless kalau tidur karena tahan dingin (kebalikan dari Race yang tidak tahan dingin), anak motor (he has a Sportster Harley Davidson and a Bobber custom motorcycle), dan pecinta tempe goreng, a lot (sampai kulkasnya tidak pernah absen dari tempe); and apparently, they like to watch the same movie: a documentary film, and listen to the same band and music: Arctic Monkeys.
Raka mengangkat alis. "Tadi di Sweet and Sour belum makan emangnya?"
"Belum. Tadinya mau masak mac and cheese di apartemen, tapi kamunya ternyata pulang." Race menuangkan air ke gelas mereka, lalu kembali duduk. "Ini juga seadanya aja di kulkas kamu."
"Sebenernya aku pulang karena ada yang lupa di sini," Raka meringis seraya menyendok makanannya. "Lusa aku balik lagi ke Singapore."
Race mengangguk. "So, how is Singapore?"
Raka mengangkat bahu. "Like usual. Weekend, would you like to come to Singapore? I probably went back around next week, and I don't want to spend my weekend without you."
Race tersenyum mendengar gombalannya. "Maybe. Kalau nggak ada deadline untuk Senin, mungkin bisa." Race mengernyit. "And if Viola doesn't murder me."
Raka terkekeh. "You were so mean back then."
Race nyengir. "Memang begitu sih interaksi kita. Udah ... berapa? Hampir lima tahun, sejak aku kerja di kantor itu barengan sama dia, kita sama-sama terus. Memangnya kamu nggak gitu sama temen-temen kamu?"
Raka mengangkat bahu. "Sometimes malah lebih parah, sih. Tapi, emang kamu nggak cerita ke Viola tentang hubungan kita? Biasanya cewek selalu cerita."
Race menggeleng. "Nope. Aku nungguin dia nanya sih, karena dia selalu kepo tentang kamu. Tapi ternyata nggak, mungkin karena lagi hectic juga since udah mau akhir tahun." Race mengangkat bahu. "Semoga aja weekend nanti aku nggak direcokin sama dia supaya bisa ke SG." Race lalu ber-"hm" panjang. "Apa aku kabur aja ya Jumat malem?"
Raka terkekeh. "Friday night it is. I'll pick you up on Friday night at Changi."
Race ikut terkekeh. "Sounds good."[]
KAMU SEDANG MEMBACA
turn down the negativity
RomanceTurn down the negativity so that you can turn up a happy and healthy life. [] Race Ayudia, an independent, smart, and cold-headed woman. She has a good life, and she has a tendency to make her life better. Raka Antariksa, a confident, calm, and c...