"Jadi?" Candra menyesap Lucky Strike-nya, lalu menatap lekat pada Raka yang sedang menikmati Cosmo to Go-nya.
Raka mengangkat alis. "Jadi apa?"
"Jadi gimana lo sama Race? Gue denger-denger lo makin deket sama dia."
"Denger dari mana?" Raka memutar bola mata.
Candra nyengir. "Ya dari mana lagi kalo bukan dari informan terpercaya kita?"
"Informan terpecaya lo, maksudnya?" Raka berdecak. "Pada ribut amat, sih."
Candra mengangkat bahu. "Yah, since lo nggak pernah punya cewek."
"Nggak pernah punya cewek apanya," Raka mendengus.
Of course Raka ever had a girlfriend. Pacar terakhirnya empat tahun lalu, wanita bernama Triana. Wanita cantik, Triana itu. Perwujudannya seperti Disney princess. Kulitnya seputih dan selembut susu. Rambutnya brunette with a cute curl di ujungnya. Senyumnya manis, seperti anak-anak. Tubuhnya semampai, dengan kerampingan dan lekukan yang membuat para pria menengok dua kali untuk menatapnya. Wanita itu bekerja di sebuah bank, yang waktu itu menjalin kerja sama dengan perusahaan Raka, yang menjadi awal mula mereka dekat.
Mereka berpisah karena setelah menjalin hubungan, they found out that they unmatched as a couple. They had a good time as best friend, hanging out around Singapore homebase and New York headquarter, but as a couple, they didn't work that way.
Hanya setengah tahun, lalu mereka berpisah. Raka tidak sedikit pun menyesali perpisahan itu. Yes, he loved Triana, but not in a romantic way. Besides, he knows Triana had married a guy from New York headquarter and live there happily, and until now, he is still best friend with her and her husband.
Kemudian empat tahun berlalu, dan Raka tidak sadar kalau tahun-tahun itu berlalu begitu saja. Wow.
"Emang Archi denger dari mana, sih?" Raka bertanya sambil membakar Pall Mall-nya.
Candra menyisir sekitar. Canopy Lounge agak sepi malam ini, karena besok memang masih hari Rabu. Mereka saja hanya nongkrong berdua karena Archi dan Aru masih ada meeting. Dan, since hanya Raka yang sedang senggang, Raka mengiyakan ketika Candra memaksanya untuk menemaninya get a glass of Red Sangria.
Candra menyeringai. "Dari mana lagi?" katanya, seolah hal itu sudah jelas. "Dari frenemy-nya, lah. Atau FWB-nya? You named it, lah. Btw, dia ngasih informasi banyak juga. Dan akurat, since narasumbernya duduk langsung di tempat kejadian."
"Coba sebutin gue mau denger," Raka berkata sambil menekan Pall Mall-nya dengan jengkel ke asbak.
Tapi Candra menggeleng. "Nggak, ah. Itu rahasia negara." Lalu dia kembali menyisir sekitar, sampai matanya terpaku pada sebuah objek yang sedang berenang, dan dia menyeringai. Seorang wanita berbikini one piece putih merangkak keluar dari kolam renang. "Bro, kayaknya gue stay." And he slid over from his chair, walk straight to that booty woman.
Raka menatap tak percaya, lalu mendengus pasrah dan kesal. Perasaannya dongkol sekali. Dengan satu tegukan, dihabiskannya Cosmo to Go-nya, lalu dia berjalan meninggalkan Canopy Lounge. Pikirannya mengembara saat dia sedang menunggu lift. Dia memikirkan tentang kedekatannya dengan Race. Sebulan ini, mereka tidak berkesempatan untuk duduk bersebelahan lagi. Interaksi mereka hanya seputar pekerjaan, and maybe a little gaze with each other and a small smile, but that's it.
She is attractive, yes. And he has interest in her, yeah. And he likes their interact, indeed. But, does it make him wants to make a move and get closer to her?
He has no idea.
If there's a hint, even just a small hint, maybe he will make a move. But right now ....
Bertepatan dengan pemikiran itu, lift berdenting dan pintu bergeser terbuka. Di dalamnya, berdirilah seorang wanita yang menatapnya terkejut, dan Raka sama terkejutnya dengan dirinya. Sesaat mereka hanya mematung dan menatap satu sama lain, ketika wanita itu lalu tersenyum geli.
"Well, isn't it too early to went back home?"
He consider this as a hint. And he won't wasting his chance.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
turn down the negativity
عاطفيةTurn down the negativity so that you can turn up a happy and healthy life. [] Race Ayudia, an independent, smart, and cold-headed woman. She has a good life, and she has a tendency to make her life better. Raka Antariksa, a confident, calm, and c...