Door 5

2.7K 547 201
                                    

Mau bilang jangan takut baca cerita ini ya ehehe banyak kejutannya kok❤️

Yukkk komen dan vote jangan sampai lupa❤️ komen sebanyak2nya ya ^^

Yukkk komen dan vote jangan sampai lupa❤️ komen sebanyak2nya ya ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata orang menjadi nyamuk di depan pasangan yang mesra-mesraan itu nyebelin banget. Seperti itulah yang Snow rasakan sekarang. Snow mengunyah satai sambil memperhatikan Aydin bermesraan dengan pacarnya, Andi Indrako. Kalau jalan sama Aydin tiba-tiba pacarnya nyusul terus berakhir ngenes gini deh.

"Heh! Lo berdua jangan bikin ngiri dong," tegur Snow mulai jengah.

"Padahal gue sama Andi nggak ngapa-ngapain." Aydin membalas santai. Dia melirik Andi yang sibuk memotong daging steak, lalu menyuapinya. "Paling cuma suap-suapan doang. Nothing wrong."

"Nothing wrong, your ass!" Snow mendelik tajam. "Lo pindah sini kalo nggak mau gue bilang mesra-mesraan. Biar Andi duduk sendirian kayak jones."

"Sayangnya gue menolak keras," sela Andi.

Snow memutar bola matanya. Aydin dan Andi tertawa. Dalam diamnya Snow memperhatikan dua laki-laki yang tampak serasi. Keduanya berwajah rupawan sekaligus bertubuh atletis dengan otot kekar yang menggemaskan.

"Kenapa lo nggak nyuruh Order nyusul ke sini? Kantornya nggak terlalu jauh sama mal ini, kan?" usul Aydin.

"Please deh, Aydin. Apa lo pikir manusia itu nggak sibuk? Kalo kalian kan enak kerja di rumah sakit ada jadwalnya. Kalo dia tuh sibuknya suka nggak kenal waktu."

"Hafal banget, Snow. Masih cinta?" goda Andi.

"Eeeet! Ini orang minta dipukul pakai gelas beling." Snow memelototi Andi, yang mana laki-laki itu menunjukkan wajah sedih seperti bocah yang berakting dibuat nangis sama orang dewasa. "Pantes aja lo berdua cocok. Drama banget."

Aydin tertawa renyah. "Boleh sekarang lo ngatain gue sama Andi drama. Tapi nanti kalo lo sama Order ada something yang bikin kalian berdrama ria, gue sama Andi ketawa paling gede."

"Nggak akan ada," kata Snow yakin.

"Lo nggak bisa meramal masa depan jadi mana tau," sambung Andi.

"Gila ya mainnya keroyokan. Terserah kalian deh." Snow melahap satai yang tersisa dua tusuk dan mengunyahnya dengan lahap. "Anyway, restoran ini punya siapa sih? Enak banget masakannya."

"Kenapa? Lo mau beli restorannya?" goda Aydin.

"Ay, bener-bener deh lo. Dipikir gue kayak Heaven kali apa-apa dibeli."

"Terus?"

"Mau tau aja. Gue cuma mau memberi apresiasi."

"Itu orangnya. Dia yang punya restoran ini." Aydin menunjuk seseorang di belakang Snow.

I A Door You (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang