Halo, ini bonus untuk kalian❤️❤️❤️❤️
Beneran lho, ini aku serius kalo komennya bisa 300, besok aku update 5 chapter wkwk😘😘😘
•
•
Ada senyum yang terukir di wajah Orderano saat memandangi Snow menyantap makan malam. Setelah menangis, perempuan itu kelaparan. Orderano mengajak Snow mendatangi restoran yang beberapa kali sempat dikunjunginya pada jam makan siang.
"Gue nggak bohong, makanan di sini enak banget! Ajib banget ya ampun...," puji Snow tanpa henti.
Ini sudah lebih dari sepuluh kali Orderano mendengar pujian yang sama keluar dari mulut Snow. Perempuan itu terlampau menggemaskan sampai dia tidak bisa mengontrol senyum di wajahnya.
"Lo nggak makan? Masa cuma lihatin gue aja?" Snow berhenti sebentar setelah menyadari Orderano tidak memesan apa-apa. "Masa cuma minum air putih doang sih? Lo lagi irit duit ya? Apa gimana? Nanti gue bayarin deh."
Orderano tertawa pelan, tak bisa menyembunyikan perasaannya. Mungkin bagi orang-orang tidak ada yang lucu, tapi baginya ada. Ekspresi Snow saat menanyakan hal itu cukup menggelitik perut. Belum lagi jejak kuah ramen yang mengotori bagian dagunya. Aduh, dia gemas setengah mati!
"Itu ada sisa kuah ramen di dagu lo." Orderano memberitahu sembari menunjuk dagunya untuk menunjukkan letak yang dia maksud.
"Kuah?"
Orderano mengambil tisu, bangun dari tempatnya, lalu menyeka dagu Snow dengan tisu. Snow yang terkejut akan tindakan Orderano padanya langsung tertegun. Setelah selesai, Orderano kembali duduk.
"Udah nggak ada. Bersih," ucap Orderano.
"Thank you." Snow mengambil tisu, lalu menyeka area mulutnya demi memastikan tidak ada yang tersisa. "Lo kan bisa kasih tisunya ke gue. Buat apa berdiri segala? Mau kayak adegan drama Korea gitu ya? Biar romantis?"
"Andai aja itu bisa disebut romantis, gue lakuin berulang kali deh." Orderano terkekeh pelan. "Lo kelamaan. Nanya doang tapi nggak langsung dibersihin jadinya gue turun tangan. Harusnya dikasih hadiah nih."
Snow berdecak. "Ck! Mau hadiah apa?"
"Nonton bioskop. Gimana?"
"Boleh, atur waktu deh."
"Gue maunya sekarang."
"Hah?! Gila kali lo! Lagian nggak ada film bagus."
"Ada. Gue pesenin ya?"
Snow memutar bolanya. "Ya udah, serah lo deh."
Orderano senang bukan main. Dengan persetujuan itu Orderano langsung memesan tiket melalui aplikasi online. Dia ingin mengajak Snow menonton film horor. Jika dia bilang mengambil kesempatan, semua dugaan itu salah. Snow menyukai film horor ketimbang film romansa. Kalaupun nonton film romansa haruslah genre utamanya aksi atau yang lain. Pokoknya romansa hanya sebagai pemanis saja.
"Gue udah pesen tiketnya." Orderano memberitahu sembari melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. "Masih ada sisa satu jam lagi sebelum filmnya mulai. Kita nonton di mal sebelah. Lo bisa kelarin makannya dulu."
Snow berdecak. "Gece banget. Ya udah, gue mau nambah. Ternyata ngamuk sama setan bikin gue lapar banget."
Orderano tertawa kecil. "Makan deh yang banyak. Selamat makan, Snow."
"Lo nggak mau makan? Diet?"
Orderano tertawa lagi. Dia sebucin ini sama Snow jadi apa pun yang dilakukan perempuan itu bikin senyum, dan tertawa. Dia sulit mengontrol ekspresinya meskipun sebenarnya ingin. Soalnya dia juga malu selalu tertawa padahal tidak ada yang lucu.
"Lo ketawa mulu deh. Ada yang lucu?" tanya Snow heran.
"Lucu aja lo ngira gue diet. Padahal ngeliat lo makan aja udah kenyang. Jangan dimakan ya mangkoknya nanti yang jualan kasian kehabisan mangkok," jawab Orderano setengah bercanda.
"Yeeee! Lo pikir gue kuda lumping apa makan beling segala." Snow melanjutkan kegiatannya, melahap mie ramen yang tersisa dikit dan setelah selesai langsung memesan jenis ramen yang sama.
Orderano yang menikmati pemandangan di depannya tak berhenti tersenyum. Baginya momen seperti ini akan masuk ke dalam memori terbaik sepanjang hidup. Cepat atau lambat dia akan menyatakan perasaannya kepada Snow.
❄️❄️❄️
Setelah pulang kerja Orderano mendatangi rumah orangtuanya. Dia bertemu dengan dua adiknya yang sudah tiba lebih dulu. Semua anak sudah tinggal di rumah masing-masing sehingga tidak ada lagi yang menetap di rumah.
Mereka bertiga duduk di ruang tamu, menyapa orangtua yang berada di sana. Orderano merasa aneh karena tumben-tumbenan disediakan teh untuk mereka. Tak cuma teh saja tapi ada pula kue kering yang disusun rapi di atas piring.
"Tumben amat ada teh buat kita. Ada acara apa ini, Ma?" Ron langsung mengutarakan yang ada di kepalanya. Tidak seperti Orderano yang kebanyakan ditunda.
Nurani Soedarjo––sang ibunda tercinta––menarik senyum senang. "Kamu paling peka deh, Ron. Mama senang kamu cepat tanggap."
Kening Orderano berkerut samar. Kalimat ibunya seolah membuktikan bahwa ada sesuatu soal sajian di depan mata ini.
"Ada apa, Ma? Ini tehnya beneran buat kita bertiga?" Derama Soedarjo––adiknya Orderano––ikut bertanya.
"Yes!" Nurani mendorong cangkir teh milik Orderano supaya semakin dekat dengan putranya. "Diminum dulu."
"Gue curiga ini dikasih obat pencuci perut biar kita bisa makan sepuasnya di sini," bisik Derama pada Ron.
"Bisa jadi," balas Ron.
Ron dan Derama meneguk teh bersamaan. Sementara Orderano tidak meneguknya sama sekali dan menatap ibunya penasaran.
"Jadi Mama mau kasih tau kalo nanti kita kedatangan calon besan. Mama mau jodohin Orderano sama salah satu keturunan Aditama!" Nurani menjelaskan dengan senyum semringah.
Ron terbatuk-batuk tersedak ucapan ibunya. "Si-si-siapa, Ma? Yang mana?"
Adevka menjawab, "Rebecca Aditama. Kakaknya Wilmar Aditama."
Ron dan Derama berseru bersama. "Hah? Polisi galak itu?"
"Galak? Dia baik. Kalian nih suka sembarangan." Nurani memelototi kedua putranya, lalu dia melirik Orderano yang diam saja. "Orderano, kamu setuju, kan?"
Belum juga Orderano balas, ada suara langkah kaki yang masuk ke dalam rumah. Suara pembantu rumah terdengar dan tamu yang ditunggu sudah menampakkan diri.
"Aduh! Calon mantuku!" Nurani berhambur memeluk seorang perempuan cantik jelita. "Welcome, Sayangku!"
Orderano benci keputusan orangtuanya ini. Sebenarnya ini bukanlah hal baru. Pertemuan untuk dijodohkan menyebalkan telah berulang kali terjadi. Kurang lebih ada empat belas kali. Semuanya gagal karena Orderano bersikeras menolak.
Namun, Orderano tidak tahu apakah kali ini dia berhasil meyakinkan orangtuanya atau tidak. Dia baru saja ingat akan janjinya enam bulan yang lalu. Iya, dia berjanji akan mengenalkan perempuan yang dicintainya. Sialnya belum ada kemajuan.
❄️❄️❄️
Jangan lupa vote dan komen ya🤗😘
Penasaran sama cantik paripurna ala kakaknya Wilmar?😎😎
Follow IG: anothermissjo
Kalo inget, kakaknya Wilmar yang namanya Vanessa di cerita Those Three diceritain udah nikah. Ini kakaknya Wilmar yang lain👀
KAMU SEDANG MEMBACA
I A Door You (SUDAH TERBIT)
Romansa#2 Complicated Series Orderano Soedarjo masih menaruh harapan atas cintanya kepada Snow Atmaja. Dia tidak pernah bisa melupakan Snow, meskipun mereka sudah berpisah selama bertahun-tahun. Salah satu cara yang dia lakukan agar Snow bisa menyadari ket...