Door 11

1.9K 515 111
                                    

Yuhuuu! Aku update lagi ^^ satu chapter lagi ya sesuai janji hehe❤️❤️❤️

Jangan lupa vote, terus komen yang banyaaaak banget!😍😍😍

Jangan lupa vote, terus komen yang banyaaaak banget!😍😍😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Satu minggu kemudian]

Duduk bersebelahan di pesawat, Snow bersandar di pundak Orderano saat pesawat yang mereka tumpangi menuju Seoul lepas landas. Milky yang duduk di samping mereka menjadi saksi bisu kedekatan yang tidak ada obatnya.

Snow tidak jadi ke Bali datang ke pesta pernikahan temannya. Dia memilih berlibur saja bersama dua orang yang rela menyediakan waktu bersamanya.

"Order?" panggil Snow seraya mendongak sedikit sampai matanya bertatapan dengan mata Orderano yang menoleh.

"Hm?"

Snow menarik diri, sedikit menyamping agar lebih leluasa bicara dengan Orderano. Sementara Orderano, berhenti menulis sesuatu di buku catatan yang dibawa.

"Perempuan cantik yang datang ke kantor lo waktu itu, dia klien?" tanya Snow.

"Iya. Kenapa, Snow?"

"Urus kasus apa?"

"Rahasia."

"Jadi gue nggak boleh tau?"

Milky menyela, "Kepo banget sih, Snow. Itu rahasia kliennya kasus apa yang diurus. Kalo udah jadi pacarnya Orderano, boleh aja lo kepo. Pasti Orderano dengan senang hati juga kasih tau."

"Ish! Dasar lo tukang galau! Nyamber aja kayak gledek!" sungut Snow sewot.

Milky menjulurkan lidah, lalu memakai headphone dan menonton film yang telah dipilih. Sementara itu Orderano mengacak-acak rambut Snow––sedangkan yang bersangkutan berubah jinak seperti merpati.

"Urus kasus cerai. Itu jawabannya, Snow." Orderano memberitahu. "Kenapa? Naksir sama dia?"

"Nggak. Not my type." Snow mengambil headphone, tapi kemudian melirik Orderano. "Btw, dia cantik. Kenapa nggak digebet aja?"

Orderano menggeleng. Dulu waktu mau digebet, hatinya sudah patah duluan. Dunia sudah keburu menikah dengan laki-laki lain. Jadi, tidak ada kesempatan menggebet.

"Kenapa? Dia cantik. Bukannya tipe lo banget? Ayu kemayu gitu?"

"Gue punya seseorang yang gue suka."

Snow memicingkan mata penuh selidik. "Siapa?"

Sambil mencubit hidung sang mantan, Orderano menjawab, "Rahasia." Lantas, dia kembali menulis beberapa catatan di buku kecilnya.

Snow tidak mengatakan apa-apa. Dia memakai headphone, lalu memilih film. Setelahnya dia kembali menyandarkan kepala di pundak Orderano sambil menonton. Tak lupa dia memeluk satu lengan Orderano.

I A Door You (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang