Door 10

2K 518 136
                                    

Yuhuuu update lagi! 2 chapternya malam ya ^^

Yuk, vote dulu terus komen sebanyak-banyaknya🤗🤗🤗❤️

Yuk, vote dulu terus komen sebanyak-banyaknya🤗🤗🤗❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Snow menghela napas setelah berkonsultasi dengan Saga. Mantannya yang menyusahkan itu memang tidak tahu diri. Padahal dia tidak sampai melukai pacar barunya, tapi tiba-tiba Ana mengatakan akan segera melaporkan kepada polisi dan menuntutnya atas penganiayaan.

"Kenapa sih mantan lo mendadak kayak gitu? Lo ngatain sesuatu?" Saga bertanya, memulai obrolan santai setelah tadi membahas hal-hal serius soal kasus yang dialami Snow.

"Dia emang nggak waras makanya playing victim. Kalo tau dia mau nuntut gue, kemarin-kemarin beneran gue tusuk aja kepalanya," kata Snow dengan nada kesal.

Saga geleng-geleng kepala. "Ganas banget, Snow. Tapi kenapa nggak jadi? Biasanya kalo lagi emosi, tindakan spontan itu bisa langsung dilakuin lho!"

"Dihentiin sama Orderan. Sebel gue," gerutu Snow.

Saga tertawa kecil. Suara tawanya perlahan hilang seiring kehadiran Orderano. Saga mendadak membungkam mulutnya. Wajah Orderano tampak menyeramkan––seperti biasa jika Orderano marah.

Snow yang menyadari perubahan raut wajah Saga langsung menoleh ke belakang. Pupil matanya melebar mendapati Orderano di belakangnya.

"Jadi kamu ke sini karena Ana mau nuntut soal tempo hari?"

Saga berdeham kencang, lalu berdiri dari tempatnya. Pelan-pelan dia mendekati pintu keluar––yang mana Orderano masih berdiri di dekat pintu. Tulangga dan Wistara yang tiba di depan ruangan Saga langsung mundur beberapa langkah takut kena amukan.

"Nggak kok. Gue bahas soal Heaven sama Kak Saga. Katanya Kak Saga naksir Heaven," jawab Snow berbohong.

Orderano melempar tatapan tajam kepada Saga yang hendak keluar. Dia memukul pintu kayu sampai Saga terlonjak kaget. "Gue denger sendiri tadi soal Ana. Coba lo jelasin kalo gue nggak salah denger. Kalo lo bohong juga, jangan harap bisa keluar dari sini hidup-hidup."

"Mati gue," gumam Saga.

Di kantor, Orderano terkenal killer. Tak hanya di kantor saja, dalam pertemanan Orderano orangnya serius banget dan susah diajak bercanda. Makanya Tulangga dan Wistara merasa bersyukur waktu melihat Orderano bisa ketawa dan lebih sering tersenyum saat bersama Snow. Namun, kalau sudah marah akan segalak anjing.

Wistara dan Tulangga memberi isyarat melalui celah kaca pintu supaya Saga segera kabur sebelum kena amukan Orderano. Sialnya Saga cuma bisa cengar-cengir saat melihat isyarat itu. Tak ada jalan keluar baginya.

Snow menyela, "Iya, gue emang bahas Ana. Tapi apa semua hal harus lo ketahui?" Dia menangkap ketakutan Saga sehingga terpaksa jujur.

Orderano menarik tangannya dan maju beberapa langkah mendekati Snow. Melihat kesempatan emas ini, Saga buru-buru keluar ruangan. Padahal ruang kerjanya, tapi rasanya seperti diusir.

I A Door You (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang