Door 9

1.9K 520 122
                                    

Yuhuuu update lagi wkwk seneng kan updatenya beruntun?😍😍😍

Mari vote terus komen sebanyak-banyaknya🤗🤗🤗🤗😘😘😘

Mari vote terus komen sebanyak-banyaknya🤗🤗🤗🤗😘😘😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di depan orangtuanya Orderano ingin menyampaikan sesuatu. Iya, dia ingin menyampaikan soal keputusan sepihak mereka soal perjodohan. Dia harus mengakhirinya sekarang juga.

"Pa, Ma, saya nggak mau dijodohin." Kalimat yang sama terucap seperti de javu.

"Kenapa lagi sih, Order? Alasan apa lagi yang mau kamu pakai sekarang? Soal perempuan yang kamu cintai itu?" Nurani menanggapi dengan nada sewot. Bosan mendengar putranya terus menghindari perjodohan semacam ini. "Ayolah, Orderano. Kami berdua melakukan ini demi kamu. Umurmu udah matang untuk menikah. Mau sampai kapan sih kamu nolak terus?" lanjutnya.

"Ma, saya––"

Adevka memotong kalimat Orderano yang belum selesai. "Siapa perempuan yang kamu cintai ini? Apa kamu beneran bisa bawa perempuan ini ke rumah dan mengenalkan kepada kami?"

Orderano diam tak menjawab. Kalau sebatas mengenalkan saja tentu bisa. Namun, dia paham maksud 'mengenalkan' versi ayahnya yaitu, memberitahu kalau dia sudah ada hubungan dengan perempuan itu.

Nurani menambahkan, "Dari kapan tau kamu selalu bilang akan bawa perempuan itu. Kenyataannya mana? Boro-boro ngenalin, kamu aja udah nggak pernah bahas perempuan itu."

"Enam bulan lalu, apa kamu ingat? Janji kamu bawa dia ke sini. Tapi mana? Bahkan sampai detik ini wujudnya aja nggak tau yang mana," timpal Adevka.

"Ya, itu karena saya masih butuh waktu. Saya belum bisa bawa dia ke sini," balas Orderano.

Adevka menghela napas kasar sambil menatap putranya dengan serius. Kejadian seperti ini sudah terjadi  berulang kali sampai telinganya jenuh mendengar alasan Orderano.

"Ingat lho, Order. Adikmu Derama udah mau nikah. Apa nggak merasa tersaingi adikmu mau nikah, tapi kamu masih gini-gini aja?" ucap Nurani.

"Ma, Pa, semua itu butuh waktu. Coba beri saya waktu sebentar lagi. Saya akan bawa perempuan itu." Orderano berucap dengan nada memohon. Wajahnya memelas dan sorot matanya seakan meminta orangtuanya memahami yang dia inginkan.  

Setelah penuh pertimbangan Adevka berkata, "Papa beri waktu dua minggu. Kalau kamu nggak bisa bawa perempuan itu ke rumah, lupakan dia. Itu tandanya kamu bukan pilihan yang tepat karena dia menolak kamu. Seandainya itu terjadi, perjodohan kamu dan Becca harus berlanjut. Ini tantangan dari Papa untuk kamu."

"Mama setuju sama Papa kamu. Kalau cinta, kamu harus lebih banyak berusaha. Mama tunggu kabarnya," sambung Nurani.

"Cinta harusnya menaklukan. Kalau nggak bisa menaklukan, maka cintanya cuma berat sebelah. Itu nggak baik. Jangan lupa kata-kata Papa ini."

I A Door You (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang