Door 14

2.1K 547 121
                                    

Yuhuuuu! Ini sudah update ke berapa kali nih hari ini? XD

Ingat, vote dulu baru komen sebanyak-banyaknya ya ^^ aku merasa senang kalau kalian rajin komen dan vote, jadinya aku pun semangat lanjutin cerita ini<3

Nggak ada yang lebih membahagiakan selain dikasih komen dan vote<3

Nggak ada yang lebih membahagiakan selain dikasih komen dan vote<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di depan rumah Orderano, Snow berdiri tidak ada pergerakan. Ingin menekan bel tapi ragu. Sementara di belakangnya Heaven sudah tidak sabar dan mendorong-dorong tubuhnya supaya segera menekan bel. Snow ragu.

"Nanti aja kali kita samper Order," kata Snow akhirnya.

"Lah, kenapa?" Heaven menatap bingung, mengernyit heran. "Setelah lima belas menit kita berdiri di depan rumah tetangga lo ini, tiba-tiba lo bilang nanti aja? Belum pernah ditabok pakai sandal jepit ya lo?"

"Gue takut ganggu. Siapa tau Order lagi sama tunangannya."

Heaven memutar kedua bola matanya. "Please deh, Salju. Mau ada tunangannya kek, atau nggak ada, gue nggak peduli. Lagian nih ya, kita datang baik-baik buat ngajak dia jadi model video klip bukan nyuruh dia putusin tunangannya. Takut banget sih bawa-bawa tunangan dia mulu," cerocos Heaven sebal. Dan ujung-ujungnya dia menekan bel berulang kali.

Snow berbalik badan. Bersamaan dengan itu, mobil sedan berwarna hitam terlihat berhenti di depan rumah Orderano. Hanya dengan melihat plat mobilnya, Snow sudah tahu kalau sosok di dalam mobil adalah sang empunya rumah. Dia menyenggol bahu Heaven sampai berbalik badan.

"Snow? Heaven?" Orderano menyapa setelah turun dari mobil. Dia terkejut melihat kedua perempuan itu berdiri di depan rumahnya. "Kenapa berdiri di depan rumah?"

"Kak Order!" Heaven langsung berlari kecil mendekati Orderano. "Gue ada perlu sama lo. Pas banget!" Sebelum disuruh masuk, Heaven sudah masuk ke dalam mobil Orderano. "Ayo, buruan naik, Snow! Lo mau tunggu di depan aja kayak satpam?" teriaknya dari dalam mobil.

"Dasar nggak sopan lo!" balas Snow seiring decakan kecil.

Orderano menarik senyum tipis. "Kamu nggak ikut masuk, Snow?"

"Ikut! Dia lagi jaim aja, Kak!" sahut Heaven. Snow menggerutu kecil tidak jelas dan kemudian masuk ke dalam mobil Orderano.

Tak lama kemudian seorang pembantu rumah tangga membukakan pintu gerbang. Mobil yang dikemudikan Orderano melaju masuk ke dalam pekarangan rumahnya dan diparkir sempurna di depan pintu utama. Heaven berterima kasih dan turun paling cepat, lalu disusul Snow dan Orderano setelahnya.

Beberapa menit kemudian mereka bertiga duduk manis di atas sofa empuk. Tiga cangkir teh hangat dan kue kering disajikan oleh pembantu di atas meja. Snow sibuk menyesap tehnya, sementara Heaven terlihat bersemangat ingin menyampaikan sesuatu. Orderano sendiri tidak memperhatikan Heaven, melainkan hanya mengamati Snow yang tidak banyak bicara.

I A Door You (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang