Door 15

1.9K 525 371
                                    

Yuhuuuuu! Aku update lagi nih ^^

Yuk, vote dulu sebelum baca~~ bisa nggak ya komennya sampai 700? Kalau bisa, besok aku update 10 chapter wkwk

300 aja bisa, pasti 700 komen bisa dong? :3

300 aja bisa, pasti 700 komen bisa dong? :3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



[Satu tahun yang lalu]

Aroma rumah sakit begitu kental. Orderano datang ke salah satu rumah sakit untuk menjenguk pacarnya Nerakasara. Dia baru sempat menjenguk karena sibuk mengurus beberapa kasus. Dia tetap datang menjenguk meskipun sudah hilang kontak dengan Snow. Baginya hubungan dia dan Snow tidak bisa dicampur adukkan ke dalam urusan pertemannya dengan para sepupu Snow. Dia masih berhubungan baik dengan semua sepupu Snow. Beberapa di antara mereka bahkan menyayangkan keputusannya setuju dijodohkan dengan Rebecca.

Orderano mendadak berhenti setelah melihat Oma Aya. Dia tidak takut, tapi langsung melangkah maju dan menyapa. "Selamat siang, Oma."

Oma menoleh ke belakang. "Oh, kamu."

Orderano menyunggingkan senyum tipis. "Iya, Oma."

"Kamu mau jenguk Bara?"

"Iya, Oma."

"Di mana anak itu?" Oma mengedarkan pandangan mencari keberadaan Snow. "Dia nggak ikut?"

"Saya kurang tau, Oma."

Oma menaikkan satu alisnya menatap ingin tahu. "Kamu udah nggak berhubungan lagi sama dia? Bagus deh."

Orderano menangkap adanya ketidakpedulian Oma terhadap Snow. Dia turut merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Snow waktu itu. Dengan cepat, dia bersimpuh di depan Oma.

"Oma, saya belum sempat minta maaf soal kebohongan waktu itu. Saya minta maaf sebesar-besarnya. Soal Snow tertarik dengan perempuan, saya tau. Saya ingin Snow berubah, tapi sulit. Saya mohon maafkan Snow, Oma," ucap Orderano.

Oma terkejut sampai spontan mundur sedikit dari tempatnya berdiri. "Kenapa kamu bersimpuh? Bangun. Saya tetap nggak akan memaafkan Snow."

"Saya tau Oma kesal karena tau Snow tertarik dengan perempuan, tapi Oma nggak bisa langsung memukul Snow. Dia menangis karena Oma nggak mau nganggap dia cucu lagi. Saya bisa ngerasain seberapa terlukanya Snow," lanjut Orderano.

"Kenapa kamu berbuat seperti ini? Kamu kan cuma pacar bohongannya."

"Saya dan Snow pernah pacaran dulu, Oma. Jadi saya ingin mengatakan kalo Snow nggak sepenuhnya hanya memacari perempuan. Saya nggak bisa memaksa Oma memahami perasaan Snow, tapi saya harap Oma bisa memaafkan Snow."

"Kamu masih cinta sama Snow?"

"Saya sangat mencintai Snow, Oma. Dari dulu sampai sekarang," jawab Orderano jujur. "Saya akan melakukan apa pun asalkan Oma bersedia memaafkan Snow."

I A Door You (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang