●●●
jeffrose_'s present
●●●
DEJUN sama sekali belum pernah berada di kapal laut, terlebih lagi kapal samudra. Maria Russel sungguh-sungguhlah kapal yang besar dan mewah. Dejun dengar mereka memiliki 6 geladak dengan berbagai fasilitas canggih dan lengkap, termasuk di dalamnya pusat kebugaran, panggung pertunjukan, restoran, dan bar-bar serta tempat khusus berjudi. Namun dari semua itu, Dejun lebih terkesima akan kolam renang mereka. Pemuda itu bingung, apakah air kolam tersebut merupakan air laut atau bukan?
"Minuman selamat datang, Tuan?" Seorang pramutama bar yang tampan dan sepertinya merupakan orang Korea menawarkan minuman segera setelah Dejun duduk di salah satu kursi.
"Tentu, Tuan..." Dejun menyipitkan mata untuk melihat kartu namanya. "Taeyong Iiiㅡ?"
Pramutama bar itu tertawa. "Nama saya Lee Taeyong, Tuan. Saya menulisnya begini karena para pengunjung sering salah menyebutnya."
"Ah, begitu," balas Dejun mengerti.
"Anda sendirian, Tuan?" tanya Taeyong sembari menyiapkan minuman untuk Dejun.
Dejun mengangguk. "Saya agak pusing melihat orang sebanyak ini."
"Kapal ini sebetulnya tak terlalu penuh, Tuan. Sebab itulah kapal ini terlihat agak lebih besar."
"Anda sudah lama bekerja disini?"
"Sudah hampir 7 tahun, Tuan." Taeyong menyodorkan segelas minuman kepada Dejun. "Minuman selamat datang Maria Russel, 'Merry-tini', Tuan. Terdiri dari 50 mL gin, perasan jeruk kami yang terbaik, zaitun, serta tentunya 25 mL vermouth yang manis."
Dejun menerima gelas cantik khas martini itu sembari tersenyum dan menggumamkan terimakasih. "Apakah Anda dapat mengingat jelas wajah para pengunjung?"
Taeyong berpikir sebentar. "Jika pengunjung tersebut rutin naik kapal ini, mungkin saja, Tuan."
Dejun menyesap minumannya. "Begini, Tuan Lee. 4 atau 5 tahun lalu, sepasang suami-istri pernah naik kapal ini dari Amerika menuju Afrika Selatan, persis seperti kita sekarang. Istrinya berusia sekitar 35 tahun saat itu, memiliki rambut kemerahan dan mata yang cokelat serta sering memakai baju merah muda dan lipstik merah tua."
"Saya khawatir, ciri-ciri tersebut agak terlalu umum, Tuan." Taeyong terlihat mengingat-ingat.
Dejun kemudian memperlihatkan foto Addie dari ponselnya. "Ini penampilannya baru-baru ini. Tapi saya yakin ia tak banyak berubah."
Segera setelah melihat foto Addie, Taeyong menghentikan semua gerakannya. Pupil matanya terlihat melebar sedikit dan mulutnya langsung terkatup.
"Bukankah itu Nyonya Adelaide Boscono, Tuan?" tanya Taeyong agak ragu.
Senyum Dejun mengembang. "Tepat. Anda mengingatnya?"
"Tentu saja, Tuan. Beliau baik sekali."
"Dengan berat hati saya beritahukan pada Anda bahwa Adelaide sudah meninggal sekitar dua minggu yang lalu, Tuan Lee," ujar Dejun.
![](https://img.wattpad.com/cover/242766555-288-k421976.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
High By The Beach ● HenXiao ●
Fanfiction[Completed] Lights, camera, acción Xiao Dejun bingung. Ia selama ini yakin telah menikah dengan wanita baik-baik ㅡmeskipun ia tahu istrinya sama sekali tidak mencintainya, tapi itu bukan masalah, ia pun menikahi wanita berusia 40 itu semata-mata kar...