●●●
jeffrose_'s present
●●●
DEJUN tak mengerti. Ia selama ini mengira bahwa wanita yang ia nikahi adalah warga negara Australia asli. Bisa nampak dari kebiasaannya untuk makan makanan cepat saji, logatnya yang kental, serta kepribadiannya yang ramah dan memikat bagi semua orang. Namun mengapa orang yang kini ada di hadapannya, orang baru saja dua hari lalu ia temui, orang yang memperkenalkan diri dengan nama Kim Doyoung, berkata bahwa sebenarnya Adelaide Xiaoㅡatau Boscono, atau Deer, atau terserahㅡadalah ORANG AFRIKA SELATAN?!
"T-tapi... t-tapi..."
"Akui saja, Tuan. Saya benar dan Anda salah." Kim Doyoung memasang muka jengah, ekspresi yang selalu ia tunjukkan ketika berhadapan dengan Dejun.
Dejun merosot dalam kursinya. "Tapi Anda tak mengerti. Saya baru saja ditipu habis-habisan. Anda tak pernah tahu rasanya."
Doyoung memutar bola matanya. "Saya tak memiliki urusan untuk mengerti, Tuan. Saya hanya menjalankan tugas."
"Tapi saya penasaran." Dejun menegakkan kembali tubuhnya. "Anda ini sebenarnya siapa? Kenapa Anda tahu sebanyak ini?"
Doyoung menghela nafasnya. "Saya sudah bilang sebelumnya, saya ini pengacara Nyonya Adelaide Xiao."
"Memangnya pengacara bisa tahu sebanyak ini?"
"Anda tak mengerti, Tuan. Anda tak pernah tahu rasanya," ujar Doyoung membalikkan kata-kata Dejun.
Bibir Dejun tertarik ke bawah. "Baiklah, karena saya sudah menerima poin pertama dari wasiat itu, bukankah berarti kini giliran Anda memberikan uang yang dijanjikan?"
"Tidak semudah itu, Tuan."
Kepala Dejun miring sedikit. "Tidak semudah itu?"
"Karena anda telah memilih keputusan untuk menjadi agen rahasia dengan kode 420, maka Anda pula harus siap mengemban tugas dengan segala resikonya."
Dejun rasanya ingin menangis saja. "Tolonglah, berikan saja uang itu. Saya akan membuka restoran makanan China dan Anda boleh makan sepuasnya di sana. Kemudian kita berdua akan hidup bahagia selama-lamanya."
"Tuan Xiao, Anda kira kehidupan Nyonya mudah? Seumur hidup beliau mengemban tugas ini sembari menafkahi Anda," jelas Doyoung tanpa emosi.
Mendadak hati kecil Dejun tersentuh. Lalu ingatan-ingatan tentang kebaikan-kebaikan Addie bermunculan bagai sekelebat bayangan. Wanita itu selalu tersenyum dengan matanya yang cantik, ia selalu terlihat bahagia, dan yang paling utama ia tetap kaya raya.
Doyoung menatap Dejun sedari tadi. 'Tak kusangka Nyonya menikah dengan bocah ini.'
"Ba-baiklah, Addie ingin saya melakukan apa?" tanya Dejun sembari menatap Doyoung dramatis.
"Tentu saja melanjutkan penyelidikannya."
"Iya, saya tahu. Maksudnya apa yang saya selidiki? Dan bagaimana?"
Doyoung menghela nafas. Ia lalu mencondongkan tubuhnya ke muka. "Seribut apapun, angin tak akan mengalahkan birunya lautan," bisiknya lirih dan disertai nada letih.
KAMU SEDANG MEMBACA
High By The Beach ● HenXiao ●
Fanfic[Completed] Lights, camera, acción Xiao Dejun bingung. Ia selama ini yakin telah menikah dengan wanita baik-baik ㅡmeskipun ia tahu istrinya sama sekali tidak mencintainya, tapi itu bukan masalah, ia pun menikahi wanita berusia 40 itu semata-mata kar...