21

4.4K 349 66
                                    

Yn, Seojun dan Yangyang di sembunyikan di sebuah rumah kecil agar Ten bisa membunuh musuhnya dengan tenang.

"Yn...Seojun jangan berisik, mereka bisa datang tenang saja aku pasti membunuhnya." Ten

"Ten itu berbahaya." Yn

"Tenag saja sayang..." Ten memeluk Yn " Yangyang jaga mereka, bawa pistolku." Menyerahkan sebuah pistol

Ten mengecup dahi Yn lalu berlari menuju mobilnya.

Ten benar-benar marah pada orang yang mencoba membunuh anak dan istrinya, dia menembak brutal semua anggota geng yang tersisa.
Dan sekarang dia masuk ke ruang utama bos dari geng tersebut.

"Hi...jadi kau..." Ten sedikit terkejut lalu mengarahkan pistol dikepala lelaki tersebut

"Maaf tuan...maafkan aku, kau bisa bunuh aku tapi tolong jaga putriku."

"Apa ini...kau apa yang kau lakukan, kau mencoba membunuh anak dan istriku tuan Kim." Ten benar-benar terkejut karena yang sedang mencoba membunuh anak dan istrinya adalah rekan kerjanya.

"Bunuh aku tapi nikahi Yena."

"Tidak mungkin...aku sudah mempunyai anak." Ten

"Kumohon...dia sangat mencintaimu."

"Tidak aku tetap akan membunuhmu tapi untuk menikahinya itu bukan urusanku." Ten

"Kumohon...jika aku mati dia sendirian."

"Aku tidak peduli tuan Kim." Ten

"Meski tidak menikahinya tolong bawa dia kerumahmu."

"Untuk apa dia pasti akan menyelakai keluargaku." Ten

"Tidak tuan rencana ini murni karena aku."

"Baiklah tapi jika dia berani menyentuh Yn dan Seojun dia akan menyusulmu." Ten

Dor...

"T-tuan Ten." Yena dari liar ruangan

"Yena tenanglah." Ten

"APA YANG KAU LAKUKAN." Yena berlari

"Ini karena kesalahannya sendiri, dan kau akan tinggal bersamaku mulai saat ini." Ten

"Hikss..." Yena menangis

Yn menunggu sangat lama di dalam rumah itu sambil menenangkan Seojun yang merasa sesak di dalam ruangan kecil.

"Yangyang bagaimana kalau kita leliar sebentar." Yn

"Baiklah Yn." Yangyang membuka pintu dan terkejut karena Ten membawa Yena

"Y-yena." Yn

"Yn dia akan tinggal bersama kita." Ten

"Kenapa kau tidak meminta izin padaku." Yn

"Itu mansionku Yn...aku tidak perlu izin untuk itu, lagian kau juga membawa Yangyang bukan." Ten

"Kau membentakku." Yn

"Yn bukan maksudku..." Ten

"Sudahlah...Yangyang ayo kita pulang." Yn berjalan sambil menggendong Seojun menuju mobil

"Yn tunggu aku..." Ten

Sesampainya di Mansion Ten, Yn benar-benar tidak mau berbicara pada Ten, bahkan saat tidur Yn tidak menghadap ke Ten.

"Yn..." Ten

"Tidurlah kau menggangguku." Yn

Ten mencoba menarik Yn menghadapnya. Kesabaran Yn benar-benar habis saat ini.

"JANGAN MEMAKSAKU." Yn

"Yn...."

"Apa! Biarkan aku tidur, apa sesusah itu." Yn berjalan menuju kekamar Yangyang

"Yn tunggu maafkan aku." Ten memeluk Yn

"Lepaskan aku akan tidur bersama Seojun dan Yangyang." Yn

"Yn..." Ten mincium bibir Yn kasar

Plak...
Satu tamparan melayang di pipi Ten.
Yn menatap Ten dengan tatapan yang sangat marah, hingga Ten tidak bisa menatap balik mata Yn.

"Kau keterlaluan." Yn mengambil handphonenya lalu berjalan menuju kamar Seojun

Keesokan harinya Yn membuatkan sarapan seperti biasanya. Lalu saat akan duduk disampin Ten yena sudah menarik kursi yang seharusnya milik Yn.

"Ini bukan kursimu." Yn menahan emosi

"Yn...sudahlah kau bisa duduk di samping Seojun." Ten

"Benarkah...silahkan kalian makan aku, akan makan setelah kalian." Yn menggendong Seojun dan mengambil bubur Seojun

"Yn..." Yangyang menyusul Yn

Saat ini Yena sangat bahagia melihat pertengkaran antar Yn dan Ten.

"Tuan Ten silahkan makan...aku akan menyiapkan makananmu." Yena hendak mengambil pasta yang sudah dimasak Yn

"Terimakasih." Ten menahan tangan Yena "makanlah aku akan menyusul Yn."

Disisi lain Yn menyuapi Seojun dengan menahan tangis dan amarahnya.

"Yn...kau tak apa wajahmu memerah." Yangyang

"Tidak apa-apa Yangyang ini karena suhu panas." Yn mengelak sambil tersenyum paksa

Tok...tok...tok...

"Yn..." Ten mengetuk pintu

"Yangyang temui dia, tapi jangan biarkan dia menemuiku dan Seojun." Yn

"Baiklah Yn." Yangyang

Yangyang membuka pintunya dan Ten memaksa masuk, Yangyang sudah melarangnya tapi kekuatan Ten lebih besar hingga Yangyang sedikit terdorong dan terjatuh.

"Yangyang..." Yn menghampiri Yangyang "YA! Aku sudah melarangmu bukan."

"Yn kumohon maafkan aku." Ten berlutut kepada Yn " Ini permintaan tuan Kim untuk menjaga atau menikahi anaknya Yena."

"Ouh jadi begitu, kalau itu permintaan tuan Kim lakukan saja aku tidak apa-apa, urus surat perceraian kita secepat mungkin." Yn sudah tidak kuat menahan air matanya

"Yn...tidak seperti itu, kau tahu jika aku tidak bisa tanpamu dan Seojun." Ten

"Benarkah...kau tidak bisa tanpaku, cih..." Yn menggendong Seojun lalu mengambil koper dan beberapa pakaiannya "Yangyang ikut aku, biaya pendidikanmu akan kutanggung."

Yangyang hanya mengangguk dan membantu Yn membereskan pakaian.

"Apa maksudnya Yn." Ten

"Sesegera mungkin aku pergi agar kalian bisa menikah dan berkeluarga dengan tenang, jangan beritahu Eomma tentang ini, aku khawatir dia sedih." Yn

"T-tapi Yn." Ten

Plak...

"Itu permintaan terakhir tuan Kim bukan, bahkan kau saja sudah berani menyuruhku untuk duduk dikursi lain." Yn

"Beri aku kesempatan." Ten

"Baik untuk seminggu aku akan bertahan dirumah ini, tapi jika kau memperlakukan aku seperti tadi, ucapkan selamat tinggal padaku dan Seojun." Yn

"Terimakasih Yn." Ten memeluk Yn erat

"Tapi....aku tidak akan tidur sekamar denganmu, aku akan tidur bersama Yangyang." Yn

"Tidak apa-apa, yang penting kau masih ada dirumah ini." Ten tersenyum meski matanya sudah dibanjiri air mata








Meoww
Ciee gua ilang👁️👄👁️

MAFIA - c h i t t a p o n ✨ [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang