09. PENTAS SENI

148 30 195
                                    

Arka merebahkan dirinya di atas kasur dengan menjadikan kedua tangan kekarnya sebagai bantal. Mata tajamnya menatap langit-langit kamar yang bewarna abu-abu terang.

Setelah dirinya yang meninggalkan Luky tadi, dia langsung saja pulang ke rumahnya. Bisanya, dia pergi ke suatu tempat atau mengelilingi dalam kota dengan motornya terlebih dahulu sebelum ke rumahnya. Entah kenapa dia tidak mood untuk itu, dan malah pulang untuk merebahkan tubuhnya.

Membayangkan wajah Lisa yang berdekatan dengan dirinya terlintas begitu saja dipikirannya. Dia tersenyum lebar. Entah kenapa hatinya begitu menghangat saat berdekatan dengan perempuan itu.

Mengingat kejadian saat Lisa mengobati pipinya tadi membuatnya berpikir jika dirinya memang menyukai perempuan itu. Ah, sepertinya dia sudah jatuh ke dalam pesona Lisa. Baru inilah Arka menyukai perempuan, biasanya dia selalu menolak jika ada yang menyatakan perasaannya padanya.

Sepertinya, apa yang dibicarakan oleh kelima sahabatnya pada dirinya memang benar. Arka menyukai perempuan itu. Bisa dikatakan jika Arka mencintai Lisa. Jika seperti itu, Arka akan berjuang untuk mendapatkan hati Lisa, dan semoga saja perempuan itu menerimanya.

Walaupun Lisa perempuan cupu, tetapi Arka tidak mempedulikan itu. Penampilan Lisa saja terlihat biasa saat berpenampilan nerd. Coba saja Lisa tidak memakai kaca mata bulat itu, rambut tergerai, dan mengenakan seragam yang pas di tubuhnya, Arka jamin jika perempuan itu akan terlihat cantik. Ya, walaupun dia tidak pernah melihat sih, hanya saja menebak.

Baiklah, mulai hari ini, jam ini, menit ini, dan detik ini. Dia akan berjuang mendapatkan hati Lisa. Arka akan mencoba untuk berjuang. Walaupun dia tidak pernah merasakan rasa berjuang untuk mendapatkan hati seseorang.

Arka juga ingin merasakan, bagaimana rasanya berjuang mencintai seseorang?

Bagus jika diterima. Jika tidak? Atau bahkan tidak peka? Atau juga dianya sudah peka tapi berpura-pura? Seperti itulah berjuang. Siap-siap sakit untuk mendengar jawaban, dan bersiap-siap untuk bahagia bagi yang akan diterima.

Lama dia berdiam diri untuk bergelut dengan lamunannya, Arka memperbaiki posisinya. Bersiap-siap untuk tidur. Sebelumnya, dia berdoa. Kemudian memejamkan mata lalu tertidur pulas.

****

Hari ini merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh para murid. Mereka tidak melaksanakan pelajaran, melainkan menonton acara pentas seni di sekolahnya. Namun, mereka diwajibkan untuk tetap menggunakan seragam sekolah kecuali bagi yang akan menampilkan bakat.

Murid SMA Rajawali yang tidak menampilkan bakat sebagian ikut membantu, seperti mengangkat minuman dan makanan untuk panitia dan juga murid yang akan menampilkan bakat mereka. Sedangkan sebagian lagi tengah bersantai ria di bangku kelas mereka dan adapun yang tengah makan di kantin sekolahnya.

Para anggota OSIS dan beberapa guru tengah sibuk mengatur barisan pentas seni dan juga beberapa murid yang akan menunjukkan bakat mereka. Bukan hanya anggota OSIS dan juga guru, namun organisasi lain dan anggota geng Vegasta juga kompak membantu mereka agar pentas seni sekolahnya berjalan lancar.

Dengan lelah Arka menaruh kardus yang berisikan botol minuman itu di meja yang sudah tersedia. Meja panjang itu nantinya akan diisi minuman dan beberapa makanan untuk panitia dan juga murid yang ikut menampilkan bakat.

Arka mengelap keringat yang bercucuran di dahinya. Mendudukkan dirinya disalah satu kursi yang digunakan untuk tempat duduk panitia nantinya. Arka menghela napasnya panjang, memandangi para beberapa murid yang tengah duduk melepaskan rasa penat, ada juga yang masih sibuk mengangkat minuman, dan ada pula yang mondar-mandir untuk mengabsen daftar hadir murid.

ARKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang