31. PEREMPUAN BERSLAYER HITAM DATANG LAGI

15 2 0
                                    

Duk!

Bruk!

Seorang cowok terjatuh saat sebuah kaki kokoh yang tiba-tiba menghalangi jalannya. Lututnya yang menghantam lantai dengan keras terasa sangat nyeri. Terlebih lagi kepala yang sedikit membentur lantai keramik membuat pandangannya kabur sekejab.

“HAHAHA!” gelak tawa memenuhi ruangan kantin. Menatap mengejek pada nasib cowok culun.

Berdul tersenyum miring. Menatap puas pada cowok culun yang baru saja dia jahili.

“Berdiri anjing!”

Cowok culun itu membenarkan letak kaca mata bulatnya yang hampir terjatuh. Dia berdiri pelan, matanya menatap nanar pada makanan yang awalnya dia bawa, kini sudah berceceran di lantai.

“Kenapa? Mau nangis, ya?” tanya salah satu anggota Raltar dengan tawa mengejek.

“Aduh kasian banget sih.”

“Liat tuh, muka-muka cupu mau nangis.”

“Cupu banget sih, bisa-bisanya sekolah ini nerima lo.”

Sahutan ejekan dari anggota Raltar terus keluar bersamaan dengan tawa mereka. Mereka tetap mengeluarkan kata-kata pedas tanpa memikirkan perasaan.

Berdul melipat kedua tangannya angkuh. Dia duduk di meja kantin dengan pandangan lurus melihat respon cowok culun. “Kenapa lo?” Berdul sedikit menaikkan wajahnya saat cowok culun tersebut menatapnya tajam. “Berani lo sama gue?”

Pandangan cowok culun itu tetap tajam menatapnya. Membuatnya risih. Berdul berdiri dan siap melayangkan bogeman keras ke wajah cowok cupu itu, tapi seorang perempuan tiba-tiba menarik cowok cupu itu dan membuat tangannya hanya meninju angin. Perempuan itu sempat menendang keras punggungnya hingga terjatuh tersungkur di lantai.

“Pengecut!”

Berdul berdiri dibantu beberapa anggotanya. Dia berbalik menatap tajam pada sosok perempuan yang dengan beraninya mencampuri urusannya, dan menendangnya. Namun, sedetik kemudian dia terkekeh saat sudah menyadari siapa sosok perempuan itu.

Berdul sangat mengenali postur tubuh, suara, dan rambut dari perempuan di hadapannya.

“Gue gak nyangka kalo lo dari sekolah ini.” Berdul sempet melirik pakaian olahraga milik SMA Rajawali yang digunakan perempuan itu. “Pantesan dulu lo mukul Leon dan memihak Vegasta. Ternyata lo sendiri dari sekolah ini.” Berdul masih ingat jelas pada sosok perempuan berslayer hitam yang dulu sempat membuat Leon harus dirawat inap di rumah sakit.

Perempuan itu tersenyum miring di balik slayer hitamnya. “Masih ingat, ya?”

“Siapa yang lupa sama lo? Cewek misterius yang berani beradu dengan Leon mantan ketua geng Raltar, dan cewek misterius yang gak diketahui identitasnya.” Berdul masih ingat. Dulu waktu Leon dirawat di rumah sakit sebab babak belur karena ulah perempuan itu, dia sempat mencari tahu identitas sosok perempuan berslayer hitam itu. Namun, sudah lebih dari sebulan ini Berdul tidak mengetahui identitasnya. Berdul sangat yakin bahwa perempuan berslayer itu bukanlah orang biasa.

“RAKA!” sebuah suara membuat semua atensi mengarah padanya. Keyra berlari kencang menghampiri cowok culun.

“Lo gapapa?” tanya Keyra menatap temannya Raka.

Raka mengangguk sambil tersenyum tipis membenarkan letak kaca matanya. “Aku gapapa Keyra. Cuman tadi ada kecelakaan kecil kok.”

“Kalian berdua lebih baik pergi dari sini,” ujar seorang perempuan berslayer hitam dengan sempat melirik Keyra dan cowok cupu yang bernama Raka. Dia tidak mau jika keduanya terlibat lebih jauh.

ARKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang