Best Part

9 0 0
                                    

DINDA POV

Memulai kembali aktivitas yang sudah satu minggu aku tinggalkan dengan mood ku meningkat, Iam so exited karena keadaan hatiku yang sekarang sudah mulai membaik.

Iya, membaik dalam artian 'Iam officially in a relationship guys.' gak nyangka aja gitu. Apalagi ga tanggung-tanggung, yang dipacarinnya guru pembimbing aku sendiri.

Kita sepakat buat backstreet, ga boleh ada guru atau temen PPL yang tau kalau aku sama dia pacaran, kecuali sahabatku Hana. Aku gak pengen ada suara sumbang yang bikin aku sama dia gak nyaman saat berada di lingkungan yang sama.

Kang wastu
Morning sweet heart

Dinda
Morning

Kang wastu
Udah berangkat?

Dinda
Baru naik angkot

Kang wastu
See u at school

Aku melihatnya saat dia keluar dari mobilnya, berjalan ke arahku sambil menyerahkan satu buah susu kotak dan roti sandwich keju sambil flirting kemudian berlalu tanpa kata.

Sebel deh aslinya, gimana kalau ada orang yang liat coba. Udah sepakat juga suruh jangan bikin orang curiga.

Drrrtttt drrrtttt
Kang wastu calling

"Hmmm..." Ucapku.

"Belum sarapan kan?"

"Gak sempet!" Ucapku datar.

"Dimakan sebelum upacara ya!"

"Iya." Jawabku singkat.

"Kamu ngambek?"

"Kedengerannya."

"Yang, jangan ngambek dong!"

"Abisnya dibilangin jangan ngeliatin, malah disengajain buat keliatan."

"Yaudah atuh maaf, ga sekali-kali lagi. have a nice day. Jangan ngambek sekarang. Hari masih panjang. Gak baik buat mood kamu."

"Iya enggak!"

"Acieee... Yang dapet kiriman sarapan." Goda Hana.

Aku meliriknya sebal, sama aja nih orang, pengen banget keliatan kentara aku lagi jatuh cinta.

****

Sebelum-sebelumnya aku sudah terbiasa melihat wajah serius yang ditampilkan kang Wastu, wajah tegas yang selalu menginginkan semuanya sempurna, tapi saat ini bagiku terasa aneh dan membingungkan.

Tadi kan muka dia masih manis-manis aja ya, lah sekarang, udah asem aja sambil keningnya dikerut-kerutin mulu liat RPP bikinan aku yang jauh dari sempurna.

"RPP kamu ini gimana sih Din? Masa masih banyak typo nya? Kamu gak niat apa gimana sih?" Ucapnya tegas.

"Umhh,, emhh,, itu kang, aku gak sempet revisi kemaren." Ucapku terbata.

"Harusnya bisa dong nyempetin. Emang sesibuk apa sih kamu?" Ucapnya dengan nada yang sudah naik satu oktaf.

"Iya kang, maaf." Harusnya lo yang minta maaf, kemaren gue mau pulang ke kosan cepet-cepet, lo malah tahan-tahan mulu gue buat pulang. Ga nyadar apa gimana sih? Mana sempet gue ngerjain, lo nganterin gue pilang waktu jamnya gue tidur. Sambungku dalam hati tak sampai terucap.

Our JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang