pindah

421 99 6
                                    

"Kak."

Reva menoleh, melihat pergelangan tangannya di tahan oleh adiknya.

"Kenapa?"

Yasmin mendekat, berusaha mengatur intonasi suaranya sebelum menjawab pertanyaan Reva. "Ini beneran.. dikontrakin?"

"Ya iya. Masa di bakar sih Yas," jawab Reva sekena nya. "Udah, gue mau bukain pintu dulu. Itu Juna sama yang lain udah dateng."

Dengan sedikit paksaan, Reva melepas genggaman tangan Yasmin dari pergelangan tangannya. Dia melangkah, mendekati pintu kayu berwarna coklat. Membukanya perlahan, dan melihat empat laki-laki tengah berdiri didepannya.

"Buset, udah kaya boyband aja." Ujar Yasmin tiba-tiba dari belakang Reva.

Dan sebagai jawaban, hanya ada satu pukulan ringan mendarat di lengan Yasmin.

"Galak banget sih, depan doi padahal," gerutunya setelah Reva mempersilahkan keempat laki-laki itu untuk masuk.

"Ehm, mau minum apa? Sorry kalau gak punya banyak pilihan," ujar Reva lagi.

Dan keempat laki-laki itu kompak menggeleng pelan, membiarkan perwakilannya untuk menjawab tawaran Reva.

"Nggak usah. Mending langsung angkut aja gimana? Ibu bilang katanya pengen makan siang first time bareng-bareng."

Akhirnya, Reva mengangguk. Baiklah, memang mereka yang memintanya. Toh lebih cepat pergi lebih baik.

Keempat laki-laki itu—termasuk Juna tentunya sudah disibukkan dengan kegiatan angkat mengangkat barang. Termasuk Yasmin yang terus berceloteh mengenai buku miliknya—yang harganya mahal dan ia rawat sepenuh hati.

Tak butuh waktu lama untuk membawa peralatan di luar perabotan rumah, Reva segera membawa ransel berisi barang pribadinya. Begitu juga dengan Yasmin, dan berakhir dengan suara kuncian pintu sebelum pick up yang di bawa oleh teman Juna melaju duluan.

Ranselnya lumayan besar. Sepertinya Reva sengaja tidak menyatukan barang itu dengan baju atau barang-barang lain di atas pick up. Mungkin barang berharga, pikir Juna.

Berakhir Juna mengendarai motor antiknya bersisian dengan temannya yang juga membonceng Yasmin dibelakangnya. Tentu saja, ada Reva di jok belakang motor Juna.

Tidak ada yang memulai perbincangan karena raut wajah Reva yang sedikit mengisyaratkan untuk tidak di ganggu. Jadi lah Juna hanya diam, menatap jalanan ramai menjelang makan siang di tanggal merah hari ini.

Sesampainya di sana, Reva dan Yasmin harus dikejutkan dengan kehadiran berberapa pemuda yang sudah menunggu di salah satu lapangan sederhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di sana, Reva dan Yasmin harus dikejutkan dengan kehadiran berberapa pemuda yang sudah menunggu di salah satu lapangan sederhana. Reva sudah menebak, mungkin ini lapangan sebagai akses lain untuk masuk ke pemukiman—selain gang di mana Juna mengajaknya untuk berjalan kaki.

Sudah ada berberapa dan rata-rata seumuran dengan Juna. Begitu sampai, Reva dan adiknya hanya tersenyum canggung. Sedikit bingung mengapa mereka mengelilingi mobil pick-up sebelum salah satu teman Juna membuka pembatas dibelakangnya.

Twelve Months ; Jeno Ryujin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang