jalan pertama

262 64 5
                                    

Juna mengemasi barangnya terburu-buru. Sedikit kesal dengan hasil rapat dan ancaman lain yang mengarah kepadanya.

Ia menyampirkan tas di bahunya dengan kasar. Membuka pintu ruangan studionya sambil terkejut dengan kehadiran seseorang di depannya.

"Loh, Ndro?"

"Puas lo?"

Juna menurunkan sampiran tasnya, menatap heran laki-laki di depannya.

"Puas apa? Emang–"

"Puas lo kaya gini hah?"

Hendro melempar berberapa kertas ke arah dada Juna, membiarkan refleks laki-laki itu mengangkap kertas dan membacanya perlahan.

"Enggak, ini bukan pernyataan gue!" jawab Juna membela diri. Ia mengangkat kertas-kertas itu di antara mereka berdua.

"Nggak, di situ tertera nama lo. Udah Jun, gue nggak butuh lo jelasin apa-apa lagi. Gue sama Jordan out."

Hendro berbalik, meninggalkan Juna yang mematung di bawah bingkai pintu studionya.

"Keparat sialan."

Sebelum emosinya memuncak, satu getar notifikasi terasa di pahanya—ponsel di saku celananya mengalihkan atensi dari punggung Hendro yang mulai menghilang di ujung lorong.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Juna memberhentikan motornya, melihat sosok yang memintanya untuk dijemput itu tengah berbincang dengan seseorang di depan kantornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juna memberhentikan motornya, melihat sosok yang memintanya untuk dijemput itu tengah berbincang dengan seseorang di depan kantornya.

Langit sore ini sebenarnya sudah membuat suasana hati Juna lebih baik, tapi pemandangan di depannya cukup membuatnya berpikir dua kali lipat untuk menghampiri perempuan dengan rambut sebahu itu.

Bagaimana jika ia datang dan mengganggu mereka? Sepertinya lebih baik jika dia mengamati saja dari sini.

Laki-laki dengan rambut gondrong itu terlihat sangat santai berbicara dengan lawan bicaranya. Juna pun merasa sedikit asing, tidak mengenali sosok yang baru ia lihat. Ia kira, perempuannya bekerja dengan sebagian anak desain bangunan dari sekolahnya.. namun kali ini, sepertinya bukan.

Twelve Months ; Jeno Ryujin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang