Kalahan?

788 125 18
                                    

Setelah sarapan yang menguras tenaga tadi, Jeongyeon segera bersiap untuk keluar. Hari ini Seulgi akan menjemputnya lagi seperti semalam.

Semalam itu benar-benar malam yang panjang. Jeongyeon hanya berdiam diri di dalam mobil Seulgi yang terparkir di tepi sungai Han sampai waktunya fajar tiba. Ia hanya merenungi apa yang terjadi bersama Seulgi yang tidur nyenyak dengan jok direndahkan.

Ponsel Jeongyeon bergetar, menandakan bahwa perempuan sipit bermarga Kang itu telah tiba di depan mansion. Jeongyeon langsung berlari keluar dan masuk ke mobil. Ia duduk di kursi sebelah Seulgi lalu memakai sabuk pengaman.

Seulgi mengernyit heran. Ia bingung sekaligus khawatir melihat Jeongyeon tampak terburu-buru dan raut wajahnya terlihat gelisah begini ketika masuk ke mobilnya.

"Sorry gue minta jemput lagi" ucap Jeongyeon

"Santai" Seulgi berkata penuh pengertian. Padahal sebenarnya ia ingin segera bertanya apa yang terjadi hingga Jeongyeon jadi terlihat gelisah lagi. Semalam, perempuan yang baru Jihyo tolak itu sudah sempat tenang dan menguatkan diri untuk tidak terlalu terganggu dengan masalah ini. Namun sekarang balik lagi seperti semula.

Suasana hening. Jeongyeon sibuk mentralkan detak jantungnya yang berpacu cepat karena baru saja berlari dan Seulgi sibuk menahan diri untuk tidak bertanya tentang apa yang sedang terjadi.

"Ehm, jadi kita kemana nih?" Tanya Seulgi hati-hati, takut malah semakin menghancurkan mood Jeongyeon.

"Kemana aja asal gue keliatan pergi" jawab Jeongyeon. Seulgi yang sebenarnya masih bingung segera menjalankan mobil dengan tenang dan berkendara tanpa arah. Selama hampir setengah jam juga Jeongyeon hanya diam saja.

"Ehm gimana lo? Kenapa tadi buru-buru?" Tanya  Seulgi akhirnya setelah sekian lama menahan diri, habisnya rasa khawatir sudah terlalu mendominasi.

Jeongyeon menyamankan duduknya, lalu menghela napas sebelum menjawab pertanyaan Seulgi.

"Hm....Ya gitu, gue pura-pura nggak ada apa-apa aja di depan member lain. Sekarang mereka pada ke Gfriend, gue nggak sanggup kalo ikut. Gue masih belum bisa lama-lama bareng Jihyo seolah-olah nggak ada apa-apa yang terjadi di antara kita. Makanya gue buru-buru keluar tadi sebelum papasan sama mereka yang mau pergi. Makanya juga gue minta jemput lo lagi. Maaf ya kalo ngerepotin"

Seulgi menggeleng tidak setuju. Ia sama sekali tidak merasa direpotkan dan ia juga tau bahwa rasanya berpura-pura tidak ada apa-apa di depan semua orang itu begitu menyesakkan. Jadi wajar Jeongyeon menghindar.

"Santai ih dibilangin! Lo nggak ngerepotin sama sekali. Ngomong-ngomong, Jihyo juga gitu? Juga pura-pura nggak ada apa-apa?" Tanya Seulgi lagi

"Iya, parah sih dia, nggak keliatan sedih sama sekali!" Jawab Jeongyeon.

"Eh masa?" Heran Seulgi. Ia sempat mengira bahwa Jihyo juga menyukai Jeongyeon dan menolak Jeongyeon karena alasan tertentu, namun mendapat info bahwa Jihyo tidak terlihat sedih sama sekali mengubah seluruh pandangannya.

"Iya, beneran keliatan biasa aja dia, kayaknya emang nggak ada rasa apa-apa dia ke gue!"

"Hmmm.... Jadi?" Seulgi bertanya ragu "Lo pengennya gimana nih?"

"Ya kayak yang udah gue omongin semalem, gue mau lupain dia!"

"Lo yakin? Nggak mau coba ngeyakinin dia dulu?"

"Nggak, gue udah bener-bener yakin" Jawab Jeongyeon. Dari nadanya, dapat Seulgi dengar bahwa tidak ada keraguan sedikitpun. Ia tau Jeongyeon bersungguh-sungguh dengan omongannya.

"Kalo gitu apa rencana lo setelah ini? Ngehindarin dia terus kayak gini? Ngehindarin grup lo?"

"Ya nggak mungkin dong gue menghindari grup terus. Kalo dianya doang baru masuk akal! Jadi ya gue bakal biasa aja ke yang lain" Balas Jeongyeon

Leader vs Prankster (Jeonghyo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang