Idih halu

1.2K 184 33
                                    

Cahaya sinar matahari menerobos masuk melalui celah jendela kamar Jeongyeon. Ia mengerjapkan kedua matanya untuk menerima cahaya itu. Ranjang sebelahnya sudah rapi, Momo sudah tidak di sana. Jeongyeon hari ini memang bangun kesiangan sampai ia tidak melakukan aktivitas rutinnya di pagi hari, yaitu lari. Setelah cukup sadar, ia memilih keluar kamar dan berjalan menuju dapur. Di sana sudah ada Jihyo yang sedang duduk dan menikmati sereal.

"Morning kebo" sapa Jihyo, Jeongyeon hanya mendengus kesal lalu duduk di hadapan Jihyo. Ia masih terlalu mengantuk untuk membalas ejekan itu.

"Mau sarapan?" Tanya Jihyo. Jeongyeon mengangguk lemah lalu mengucek kedua matanya yang malah membuat ia terlihat sangat imut. Melihat itu, Jihyo terkekeh lalu berdiri mendekati kulkas.

"Mau dimasakin sesuatu atau sereal aja?" Tanya Jihyo

"Terserah kamu istriku" canda Jeongyeon dengan nada menggelikan. Mendengar lelucon itu Jihyo memasang ekspresi jijiknya.

"Hfttt... Apa cepet?" Tanya Jihyo lagi, kali ini dengan nada menuntut.

"Sereal aja beb" ucap Jeongyeon. Jihyo segera mengambil mangkuk, menuangkan susu, kemudian baru sereal.

"Yang lain kemana?" Tanya Jeongyeon

"Momo, Sana, Chaeyong, Dahyun, Tzuyu ke rumahnya Chaeyong"

"Mina sama Nayeon?"

"Nggak tau katanya keluar bareng, tapi nggak bilang mau kemana"

"Mencurigakan"

"Apanya?"

"Mereka berdua mencurigakan"

"Oh hahaha iya"

"Kok lo nggak keluar?"

"Gue kan nunggu lo bangun" ucap Jihyo. Jeongyeon sedikit bingung dengan jawaban Jihyo. Ia tak bisa memahami itu hanya bercanda atau bukan, jadi ia memilih diam saja. Jihyo kembali ke meja lalu meletakan mangkuk tersebut di hadapan Jeongyeon.

"Ini beb" ucap Jihyo

"Makasih istriku" balas Jeongyeon dengan nada menjijikan lagi. Jihyo melengkungkan bibir atasnya lagi karena kesal dengan candaan Jeongyeon tersebut.

"Ditunggu lho ya cincinnya!" Lirih Jihyo seraya melanjutkan makannya yang tertunda. Jeongyeon terkekeh geli setelah mendengar balasan lelucon Jihyo tersebut. Walaupun dalam hatinya ia merasa sedikit tersanjung namun ia buru-buru menghapuskan harapan semunya. Ia tau Jihyo hanya bercanda.

"Tapi Hyo, gue nggak bisa jadiin lo istri" ucap Jeongyeon tiba-tiba dengan nada dibuat serius.

"Kenapa?" Tanya Jihyo bingung. Jihyo benar-benar bingung dengan omongan Jeongyeon.

"Karena lo nuang susu duluan baru sereal"

"Apa hubungannya gila?"

"Itu artinya lo psycopat"

"Ngawur lo!" Seru Jihyo. Perempuan bermata bulat itu memasang tampang tidak terima "Riset darimana kali!"

"Eh itu ada buktinya lho!"

"Mana?"

"Buktinya lo sering gigit bahu gue!" Ucap Jeongyeon

"Ya elah Jeong, anjing gigit tulang juga karena dia suka sama tulang itu" Jihyo berdiri dan berjalan menuju tempat cucian piring, ia sudah selesai makan. Kata-kata Jihyo itu membuat Jeongyeon membeku. Ia sendiri jadi bingung. Ia benar-benar takut salah menafsirkan omongan Jihyo. Ini hanya bercanda atau ada maksud terselubung?

Jeongyeon mencoba tenang dan bertanya dengan santai "Berarti lo suka dong sama gue?"

Jihyo terkekeh "Hahaha, sayangnya gue bukan anjing sih!"

"Sialan!" Umpat Jeongyeon. Benar seperti dugaan awalnya, Jihyo hanya akan bercanda. Ia merutuki dirinya sendiri karena sempat kegeeran.

"Gue siap-siap dulu ya, buruan lo makannya jangan kelamaan!"

"Dih emang mau ngapain?"

"Kan lo mau nemenin gue!"

"Eh kemana sih? Lo belum bilang!"

"Ngedate"

"Sinting lo?" Tanya Jeongyeon. Jihyo tertawa seraya berjalan masuk ke kamarnya.

"Bodo amat sinting yang penting lo sayang!" Balas Jihyo setengah berteriak.

"Idih halu!" Jeongyeon tidak terima, walaupun sebagian hatinya diam-diam membenarkan perkataan sahabatnya itu.

___________
25-08-2020

Leader vs Prankster (Jeonghyo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang